youngster.id - Gerakan Nasional Literasi Digital SiBerkreasi kembali mengajak kaum muda memaksimalkan manfaat media sosial untuk memproduksi konten positif. Lingkungan pesantren pun juga diminta untuk menangkal konten negatif di internet, termasuk radikalisme online.
SiBerkreasi mengajak para pelajar, terutama santri, untuk memaksimalkan manfaat media sosial, blog, dan platform online lainnya, untuk melawan konten negatif. Belum lama ini SiBerkreasi menggelar dialog terbuka bertema Peran Pelajar dalam Menangkal Hoax dan Optimalisasi Pemanfaatan Media Sosial di Festival Literasi Digital Pesantren di Taman Pendidikan Wahid Hasyim Surabaya. Dalam kegiatan tersebut mengungkapkan peran pelajar, terutama santri dalam menangkal beredarnya hoax yang mengancam persatuan dan keberagaman bangsa.
Acara ini dihadiri lebih dari 800 pelajar dari Pondok Pesantren Amanatul Ummah, Mojokerto dan pelajar dari sekolah-sekolah di sekitarnya. Selain menyimak dialog, para peserta juga mengikuti serangkaian workshop konten positif, di antaranya workshop membuat poster dan meme, workshop smartphone cinematography, workshop menulis blog, workshop syiar online dan workshop UMKM online.
Puti Hasni dari Ikatan Pelajar Putri Nahdhatul Ulama (IPPNU) menyampaikan, IPPNU sudah melakukan berbagai aktivitas untuk membentengi pelajar perempuan NU khususnya, untuk dapat membedakan mana berita hoax dan bukan.
“Para santri kini bisa menyampaikan informasi positif bahkan untuk syiar,” katanya, seperti dikutip dari keterangan resmi Kemkominfo, Minggu (18/2/2018).
Dalam acara yang sama, Heri Munajib dari Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (MAFINDO) juga mengajak pelajar agar lebih jeli mengenali ciri-ciri hoax, serta ujaran kebencian di media sosial.
Tidak hanya itu, para pelajar dinilai juga bisa berperan menjadi pengajar bagi orangtua atau generasi tua agar lebih bijak menggunakan sosial media, tidak mudah terpancing berita dan tidak mudah membagikan berita yang belum terbukti kebenarannya.
SiBerkreasi merupakan Gerakan Nasional Literasi Digital hasil kolaborasi lebih dari 52 institusi pemerintah maupun swasta, komunitas dan pegiat literasi digital. Gerakan ini merupakan bagian dari komitmen bersama para pemangku kepentingan untuk meningkatkan literasi digital dalam masyarakat melalui ajakan berbagi kreativitas lewat konten positif dan memanfaatkan internet secara bijak dan bertanggun jawab.
Upaya penanggulangan dilakukan dengan cara menyosialisasikan literasi digital ke berbagai sektor terutama pendidikan. Di antaranya, dengan mendorong dimasukkannya materi literasi digital ke dalam kurikulum formal. Gerakan ini juga mendorong masyarakat untuk aktif berpartisipasi menyebarkan konten positif melalui internet dan lebih produktif di dunia digital.
SiBerkreasi hadir dari inisiatif bersama berbagai kalangan, komunitas peduli, swasta, akademisi, masyarakat sipil, pemerintah dan media. Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) merupakan salah satu dari 65 lembaga, baik pemerintah, swasta, dan komunitas, yang mendukung Gerakan SiBerkreasi.
FAHRUL ANWAR
Discussion about this post