youngster.id - Jika dulu harus dikerjakan manual, kini bisnis distribusi dapat memantau seluruh aktivitas sales dan order melalui platform online SimpliDOTS.
Aktivitas sebuah perusahaan distribusi memang termasuk panjang. Dimulai dari sales menawarkan barang ke retailer, pengiriman order ke gudang, pengecekan stok, hingga pengiriman dengan supir. Proses yang panjang tersebut harus dilakukan dan dicek secara manual. Hal itu kerap membuat produktivitas terhambat, padahal distributor dikejar waktu.
“Menurut pengamatan kami, itu karena kebanyakan distributor masih memantau dan melakukan operasionalnya secara manual. Bayangkan apabila ada ratusan atau ribuan retailer yang harus dijangkau, akan membuat perusahaan distributor kewalahan,” kata Jowan Kosasih CEO SimpliDOTS dalam siaran pers, Selasa (5/12/2017) di Jakarta.
Menurut dia, berdasarkan pengalaman pada akhirnya, proses rumit tersebut membuat kerugian finansial di kedua belah pihak. “Walaupun kesalahan terletak pada sistem yang belum terintegrasi, jika distributor tidak memenuhi target, tetap saja kontrak bisa diputus,” ujar Jowan.
Dorongan untuk memecahkan masalah itu membuat lulusan Monas University, Australia itu mengajak Hendy Sumanto dan Ginanjar Nugroho, sahabatnya, untuk membuat platform online yang mengintegrasikan semua proses di distribusi barang. “Dengan SimpliDOTS, perusahaan bisa memantau stok barang di gudang, status keuangan, hingga kinerja salesforce dalam satu dashboard,” jelas Jowan.
Tidak hanya itu, SimpliDOTS juga berhasil mengembangkan aplikasi mobile yang terintegrasi. Sehingga, sales perusahaan distribusi bisa menunjukkan promo barang dan melakukan placing order secara online. “Masalah lain yang sering dihadapi oleh distributor adalah kurir atau driver. Lewat aplikasi ini, perusahaan bisa memantau dan memastikan apakah barang benar-benar disampaikan oleh kurir,” katanya lagi.
Hendy Sumanto, Chief Operational Officer (COO) SimpliDOTS mengungkapkan bahwa mereka sedang mengembangkan fitur data mining sehingga perusahaan dapat mengetahui barang apa saja yang laku di pasar, serta memprediksi barang yang apa yang akan laku. “Dengan begitu, perusahaan bisa mempersiapkan stock barang tersebut,” ujarnya.
Sejak dimulai di awal tahun 2017, SimpliDOTS telah berhasil menggandeng 9 perusahaan sebagai client. Lini bisnis yang dijalankan beragam, namun terutama adalah fast moving consumer goods (FMCG) atau produk yang dijual secara cepat dan murah. Diharapkan dengan keberadaan SimpliDOTS, jaringan distribusi di Indonesia akan semakin maju dan efisien.
STEVY WIDIA
Discussion about this post