youngster.id - Perkembangan startup di Indonesia memang belum sebesar di Negara maju seperti Amerika atau Eropa. Namun demikian potensi sumber daya manusia dan kreatifitas orang Indonesia tidak kalah berkualitas dari negara lain, bahkan Amerika Serikat. Namun ada kekurangannya.
Hal ini diungkapkan Borrys Hasian Google Launchpad Global Mentor in UX/UI. “Intelijen bagus, kecepatan menerima konsep dan mengerjakannya Indonesia tidak kalah. Ketika mereka tahu metodenya mereka dapat mengerjakannya dengan baik,” kata Borrys dalam temu media program Google Lauchpad Accelerator bach ke tiga, Kamis (16/3/2017) di Jakarta.
Selain itu, kata Borrys dari sisi desain visual startup Indonesia juga tidak kalah dengan negara lain. “Desain bukan cuma tampilan saja, desain problem users juga harus banyak dilatih. Desain experience-nya harus dikembangkan,” ujar dia.
Hanya saja, masih ada kekurangan yang perlu diperbaiki para pelaku startup agar bisa maju. Pemikiran untuk berbagi pengalaman dalam mengembangkan startup menjadi syarat untuk memajukan ekosistem startup di Indonesia.
“Di Indonesia salah stau kendalanya saya lihat beda dengan culture di Amerika terutama, tentang sharing. Jadi, komunitas di sini untuk sharing, best practice, kayaknya masih sedikit. Itu sebabnya masih susah. Kalau kita enggak punya collaborative approach kita enggak mungkin besar sendiri,” ungkapnya.
Mentor program Launchpad Accelerator Google itu juga melihat para pengembang startup kurang bertanya. “Padahal segala sesuatu asumsi harus dipertanyakan, itu agak kurang,” ujar Borrys yang ikut mendampingi angkatan ketiga Lauchpad Accelerator Google.
Dengan diadakannya Launchpad Accelerator angkatan ketiga ini, maka Google telah menanamkan total investasi sejumlah 1 juta dolar bagi para entrepreneur Indonesia, sebuah angka yang diraih dalam 1 tahun saja sejak program ini dimulai. Program Launchpad Accelerator mencakup pendanaan tanpa ekuitas sejumlah 50.000 dolar, pelatihan bebas biaya selama 2 minggu di Kantor Pusat Google, 6 bulan bimbingan oleh para mentor dan ahli industri teknologi, serta akses terhadap beragam produk dan teknologi Google.
Selain program ini, Google juga mengadakan Android Kejar, sebuah program pengajarab programinf Android melalui workshop-workshop kecil. Sebelum ditahun 2016, Google telah melatih sebanyak 3311 developer Indinesia didukung melalui pembelajaran online bernama ‘Udacity’.
Bahkan dalam perjalanannya menghadirkan program lainnya Google juga menghadirkan grup developer khusus wanita melalui inisiatif ‘Woman Techmaker’ sebanyak 400 wanita yang telah menyelesaikan program ini melalui 26 kelompok belajar diseluruh Indonesia.
Program ini merupakan salah satu dari berbagai komitmen Google dalam mencapai target tahun 2020-nya, yaitu melatih 100.000 developer seluler anak bangsa untuk menjadikan Indonesia sebagai negara dengan perekonomian digital terbesar di Asia Tenggara.
FAHRUL ANWAR
Discussion about this post