youngster.id - Gerakan Nasional 1000 Startup Digital terus melahirkan rintisan usaha baru, salah satunya adalah startup peduli lingkungan.
Lindungi Hutan, Tumbas.in, dan Sampah Muda, menjadi tiga startup digital dari Semarang yang lolos ke tahap Inkubasi Gerakan Nasional 1000 Startup Digital. Ketiganya juga dinobatkan menjadi startup terbaik dalam tahapan Bootcamp untuk kota Semarang.
“Lindungi Hutan adalah suatu platform crowdfunding yang bertujuan mengumpulkan dana untuk gerakan penghijauan hutan dan pemberdayaan petani,” jelas Mifachtur Robani yang merupakan Chief Marketing Officer Lindungi Hutan dalam keterangan resmi GN 1000 Startup Digital bootcamp Semarang.
Kepedulian pria yang biasa disapa Ben bersama rekan-rekannya mencetuskan startup dengan tujuan sosial bernama Lindungi Hutan. Hal ini berawal dari perjalanan Ben ke beberapa pantai di Semarang dan melihat secara langsung sebenarnya banyak masalah lingkungan yang terjadi di sekitarnya.
“Banyak rumah-rumah yang terkena abrasi air laut. Masalah tersebut terpampang nyata dan terlihat dampaknya. Namun banyak yang tidak peduli akan hal tersebut. Ada segelintir orang yang peduli dan mau memperbaiki hal tersebut tapi tidak mempunyai sumber dana yang cukup untuk melakukannya, oleh karena itu kami ingin membantu mereka dengan membuat Lindungi Hutan,” ujar Ben.
Berfokus dalam mengandalkan situs resminya di lindungihutan.org, Lindungi Hutan sudah melakukan aksinya dalam memperbaiki empat hutan di daerah Semarang dan Temanggung, Jawa Tengah. Proses cara kerjanya cukup sederhana. Lindungi Hutan mengumpulkan dana dari para donatur yang peduli akan kelestarian hutan, kemudian menggunakan dana tersebut untuk mendanai modal gerakan kampanye penghijauan hutan bersama para pertani lokal daerah yang menjadi sasaran.
Walaupun berangkat dengan tujuan sosial, hal tersebut tidak menghalangi Lindungi Hutan dalam mengalami berbagai kendala dalam mengembangkan platform yang mengusung slogan Peduli, Solusi, Bersama ini.
“Kendala terbesar yang kita alami itu perihal kepercayaan calon donatur. Karena kita sistemnya crowdfunding dan produk yang kita hasilkan tidak langsung dapat dirasakan, butuh proses dan waktu yang cukup lama untuk melihat hasil dari gerakan ini,” ungkapnya.
Hal tersebut tidak menghentikan langkah Ben bersama rekan-rekannya. Lindungi Hutan juga berfokus dalam mengedukasi masyarakat mengenai permasalahan, bencana, tragedi alam serta pentingnya penanaman dan penghijauan Indonesia sebagai solusi jangka panjang untuk generasi mendatang. Edukasi tersebut dikemas dengan menarik dalam berbagai akun sosial media resmi milik Lindungi Hutan.
“Harapannya semoga Lindungi Hutan dapat segera mengglobal, minimal dapat hadir di kota-kota lain di Indonesia, apa lagi mengingat Lindungi Hutan merupakan satu-satunya platform untuk crowdfunding penghijauan hutan. Kami juga berharap dapat bertemu pelaku-pelaku industri startup lainnya yang memiliki visi dan misi yang sama dengan kami,” tutup Ben.
Bootcamp Semarang telah dilaksanakan pada 7-9 April 2017 di Impala Space, Kota Lama, Semarang.
STEVY WIDIA
Discussion about this post