youngster.id - Seiring perkembangan zaman, kebutuhan energi di dunia semakin meningkat. Bahkan Indonesia termasuk kedalam daftar 23 negara dengan konsumsi energi tertinggi di dunia berdasarkan laporan ACCEE (American Council for An Energi-Efficient Economy). Berbagai upaya untuk menghadirkan energi terbarukan pun terus dilakukan.
Saat ini penggunaan energi seperti listrik menjadi salah satu perhatian bagi pemerintah Indonesia. Hal tersebut dikarenakan listrik merupakan salah satu kebutuhan primer bagi keberlangsungan hidup khususnya di era milenial ini yang segalanya bergantung pada energi listrik. Dalam hal energi, salah satunya energi listrik Indonesia memiliki potensi besar untuk energi yang dapat dihasilkan, namun sayang tingginya potensi energi yang dimiliki ini tidak diimbangi oleh alat penyimpananya sehingga energi yang ada akan terbuang secara cuma-cuma.
Oleh karena itu, permasalahan tersebut diperlukan teknologi penyimpanan energi terbarukan yang dapat digunakan yaitu baterai. Baterai yang biasa digunakan sebagai perangkat penyimpanan energi pembangkit listrik energi terbarukan adalah baterai litium-ion.
Namun sayangnya baterai yang ada sekarang ini merupakan jenis baterai yang tidak ramah lingkungan karena tersusun oleh material an-organik. Maka dari itu mahasiswa Universitas Diponegoro yang tergabung dalam tim Program Kreativitas Mahasiswa Penelitian (PKM-PE), yang di bawah binbingan Dessy Ariyanti, ST., MT., PhD. (dosen S1- Teknik Kimia Undip), dan yang beranggotakan Faishal Maulana Kusuma (S1-Teknik Kimia), Dita Baeti (S1-Teknik Kimia), dan Peter Kusnadi (S1-Teknik Kimia) mengadakan penelitian mengenai baterai cair yang ramah lingkungan, yang bernama “Tech Flurry”.
“Maksud dari ramah lingkungan disini adalah baterai yang dibuat menggunakan bahan-bahan organik. Bahan-bahan organik yang digunakan adalah larutan TEMPO (sebagai katolit) dan FMN-Na (sebagai anolit). Inovasi ini seakan-akan membawa angin yang sejuk di dunia energi, karena inovasi penelitian yang dilakukan ini berkaitan dengan inovasi penyimpanan energi masa depan,” ungkap Dita Baeti (S1-Teknik Kimia Undip) yang dilansir Humas Undip Selasa (7/2/2019).
Menurut dia, zaman sekarang ini setiap negara berlomba-lomba untuk menuju revolusi Industri 4.0, yang dimana revolusi ini mengedepankan renewable energy dan environment.
“Maka dari itu penelitian Tech Flurry dapat dijadikan sebagai salah satu jawaban dan solusi di era revolusi Industri 4.0,” pungkasnya.
FAHRUL ANWAR
Discussion about this post