youngster.id - PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) menggelar program Telkomsel Innovation Center. Lewat program ini diharapkan menjadi ruang kolaborasi antara penyedia solusi dan pembuat cip sehingga dapat memunculkan lebih banyak aplikasi teknologi internet of things besutan lokal.
Direktur Utama PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) Ririek Adriansyah mengatakanm untuk mengembangkan IoT, tak bisa dikerjakan sendiri. Apalagi IoT bertumpu pada penyelesaian masalah yang ada di Indonesia sehingga tak mungkin harus mengadopsi dari vendor asing.
“Karena berbagai masalah kita unik, tidak bisa mengandalkan atau membeli teknologi dari luar. Kita harus bikin sendiri,” kata Ririek dalam keterangannya baru-baru ini.
Untuk itu, Telkomsel menginisiasi program Telkomsel Innovation Center yang berada di Bandung, Jawa Barat dan Bali. Menurut Ririek, melalui program ini, disediakan laboratorium IoT, program pelatihan, pendampingan hingga akses mendapatkan jaringan untuk mendapatkan ide serta merealisasikannya.
Saat ini, solusi IoT yang sudah selesai diinkubasi yakni bike sharing di Universitas Indonesia, pemberi pakan ikan otomatis, dan tempat sampah pintar.
Ketua IoT Forum Teguh Prasetya mengatakan momentum bisnis IoT ini diperkirakan bisa mendorong hingga 400 juta perangkat yang terhubung pada 2022.
Dengan terbentuknya ekosistem IoT, industri bisa meraup Rp1.700 triliun atau mendekati pagu anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) yang berada di kisaran Rp2.000 triliun.
“Tahun ini adalah tahun teknnologi IoT harus ada di Indonesia. Kalau enggak, yang kami prediksikan di 2022 ada 400 juta device sensor connected itu akan hilang,” kata Teguh menegaskan.
STEVY WIDIA
Discussion about this post