youngster.id - Konsep ide berjudul “Smart Memory Alloy for Reliable Trackers (SMART)” yang digagas oleh tim RISE dari Universitas Indonesia terpilih sebagai pemenang Go Green in the City (GGITC) 2018 tingkat nasional. Mereka mengalahkan 350 tim mahasiswa/i dari seluruh Indonesia.
Kompetisi Go Green in The City merupakan kompetisi global yang diperuntukkan bagi mahasiswa/i untuk menumbuhkan minat dan memfasilitasi generasi milenial untuk ikut ambil bagian mencari solusi dalam pengelolaan energi yang efisien di kawasan perkotaan dan berdampak positif terhadap lingkungan.
Xavier Denoly, Country President Schneider Electric Indonesia mengatakan, kemenangan tim RISE ini didasarkan pada inovasi, visibilitas ide & dampaknya terhadap efisiensi energi atau lingkungan, dan kemampuan peserta dalam menyampaikan ide. “Mereka mampu memberikan presentasi yang baik dengan konsep yang matang dan inovatif,” ujar Xavier, usai pengumuman pemenang GGITC 2018, Kamis (12/7/2018) di Jakarta.
Adapun tim RISE yang terdiri dari Clarissa Merry dan Rivaldo Gurky menampilkan proyek Smart Memory Alloy for Reliable Trackers (SMART). Menurut Clarissa, proyek ini untuk menjawab permasalahan akan kebutuhan sumber energi alternative dan pemerataan akses listrik di area rural dengan memaksimalkan penyerapan tenaga surya. Pada maket dia menunjukkan bahwa proyek ini menggunakan solusi sistem panel surya yang dapat secara fleksibel mengikuti arah gerak matahari.
“Dengan sistem panel surya ini, energi listrik yang dihasilkan dari tenaga surya dapat meningkat sekitar 18% dibandingkan sistem panel surya konvensional, diperkirakan dalam satu hari dapat menghasilkan energi listrik hingga 31,6 MWh, setara dengan menghidupkan 2.300 rumah tangga dengan konsumsi listrik rata-rata per harinya sebesar 13,6kWh,” paparnya.
Sebagai pemenang tim RISE memperoleh hadiah Rp 20 juta. Karya mereka juga akan ikut serta pada kompetisi tingkat Asia Pasifik.
Indah Prihardini, Human Resources Director Schneider Electric Indonesia mengungkapkan, pada kompetisi ini tiap tim wajib mengirimkan satu konsep yang mengilustrasikan ide solusi pengelolaan energi inovatif untuk Kota Pintar,dengan berfokus pada salah satu dari empat tema dasar, yaitu: Sustainability & Inclusivity,Digital Economy, Smart Manufacturing & Supply Chain, dan Cyber Security. Tidak hanya itu, peserta juga diperbolehkan untuk mengambil tema No Boundaries, dimana para peserta dapat bebas berinovasi sesuai dengan peluang efisiensi energi yang mereka anggap relevan dengan kehidupan perkotaan.
Pada kompetisi GGITC 2018 ini tim Voila (ITB) meraih posisi kedua, dan tim 1849 (UI) berada di posisi ketiga. Namun yang berhak mewakili Indonesia ke tingkat Asia Pasific adalah TIm RISE.
Sementara Andriah Feby Misna, Direktur Bioenergi, Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi, Kementerian ESDM Republik Indonesia menyampaikan, keikutsertaan Kementerian ESDM sebagai dewan juri di kompetisi Go Green in the City merupakan ke-6 kalinya.
“Tiap tahunnya kami melihat antusiasme yang besar dari para mahasiswa Indonesia. Tentu harapannya kompetisi seperti ini dapat menjadi media bagi para generasi muda untuk berkreasi dalam menghasilkan inovasi-inovasi baru yang ramah lingkungan dan hemat energy. Diharapkan juga generasi muda bisa lebih peduli dan bisa menjadi agent of change untuk mewujudkan budaya hemat energy di lingkungannya,” pungkasnya.
STEVY WIDIA
Discussion about this post