youngster.id - Gojek, aplikasi on-demand yang didirikan oleh Nadiem Makarim dan Kevin Aluwi ini mengklaim telah meraih transaksi senilai US$ 12,5 miliar atau Rp 177,5 triliun (kurs Rp 14.200) selama 2018.
“Gojek telah melihat transaksi senilai US $ 12,5 miliar di seluruh platform pada tahun 2018, dengan pertumbuhan yang konsisten dan eksplosif,” ujar Kevin Aluwi, seperti dikutip dari Straitstimes baru-baru.
Gojek telah mengumpulkan miliaran dolar dari investor seperti Tencent Holdings, JD.com dan Temasek Holdings dalam perebutan pangsa pasar. Sebelumnya Reuters melansir pada bulan November 2018 bahwa valuasi Gojek adalah sekitar US $ 9 hingga US $ 10 miliar.
Perusahaan ini telah meluncurkan layanannya di Singapura, Vietnam, dan Thailand pada 2018. Aluwi mengungkapkan pihaknya sedang memeriksa apakah akan memperluas ke Malaysia.
Start-up ini pada minggu lalu mengumumkan bahwa mereka telah mengakuisisi saham mayoritas di perusahaan fintech Filipina Coins.ph, yang mengoperasikan dompet mobile dengan lima juta pengguna. Situs web berita Techcrunch mengutip dari sumber anonim yang mengatakan investasi itu bernilai US $ 72 juta.
Gojek berdiri pada 2011 dan mulai mengembangkan aplikasi berbagi tumpangan di Indonesia pada 2014. Gojek kemudian mengembangkan berbagai layanan platform online yang didukung oleh transportasi seperti Go-Food dan Go-Life. Selain itu Gojek juga mengembangkan Go-Pay yakni dompet digital untuk transaksi di layanan Gojek maupun merchant yang bekerja sama.
STEVY WIDIA
Discussion about this post