WCCE 2018 Hasilkan Bali Agenda Untuk Ekonomi Kreatif

Wakil delegasi dari lebih 30 negara dalam kegiatan Friends of Cretive Economy (FCE) di WCCE 2018 di Bali. (Foto: Bekraf/youngster.id)

youngster.id - World Conference on Creative Economy (WCCE) menghasilkan Bali Agenda for Creative Economy yang akan disampaikan di Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di tahun depan. Salah satu poin kesepakatan adalah terpilihnya Uni Emirat Arab sebagai lokasi pelaksanaan WCCE pada 2020.

“Bali Agenda for Creative Economy merupakan aspirasi dan refleksi pentingnya ekonomi kreatif terhadap perekonomian global. Kolaborasi sangat diperlukan untuk mendukung penguatan ekosistem ekonomi kreatif,” kata Triawan Munaf Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), dalam keterangan resmi Kamis (8/11/2018) di Bali.

Deklarasi ini merupakan hasil pertemuan delegasi dari lebih 30 negara dalam kegiatan Friends of Cretive Economy (FCE) yang diselenggarakan pada hari pertama WCCE 2018. Hasil kesepakatan tersebut menghasilkan empat poin utama yang terbagi menjadi 21 poin turunan. “Bali Agenda merupakan tonggak sejarah pengembangan ekonomi kreatif,” ujar Triawan.

Deklarasi ini diharapkan semakin memperkuat kolaborasi dan kerjasama internasional di tingkat global. Hal ini merefleksikan komitmen yang kuat dari seluruh peserta untuk menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang ekonomi kreatif. Bali Agenda membahas isu akses permodalan, akses pasar, pengembangan produk, promosi, pengembangan infrastruktur, dan lainnya.

Poin poin penting pertama adalah kolaborasi dan perilaku kolektif dari FCE. Negara peserta menyepakati pembentukan Pusat Unggulan Ekonomi Kreatif di Indonesia. Center of Excellence ini berfungsi sebagai serambi pelaku ekonomi kreatif dari seluruh dunia guna menghubungkan gagasan, sumber daya, informasi, dan konsep-konsep bisnis, antara lain di sektor musik, kuliner, aplikasi digital dan lain-lain.

Poin lainnya adalah pengembangan ekosistem ekonomi kreatif; perayaan, promosi, dan pemberdayaan tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs), warisan budaya, dan keberagaman; terakhir adalah penentuan lokasi pelaksanaan WCCE selanjutnya.

“Ada tiga prioritas utama (ekonomi kreatif), pertama: kerja sama, kedua: kerja sama dan ketiga: kerja sama. WCCE menjadi momen untuk berbagi ide, membangun kemitraan dan mengawal perkembangan kreatif ekonomu global” ucap Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi.

WCCE diakui sebagai platform global menarik bagi industri ekonomi kreatif. Negara-negara yang hadir menyambut baik inisiatif Indonesia menyelenggarakan perhelatan WCCE. Hasil-hasil dari WCCE 2018 akan menjadi landmark pengarusutamaan isu ekonomi kreatif di ranah multilateral menuju rencana pengusulan rancangan resolusi mengenai Ekonomi Kreatif Dunia yang telah memasuki era 4.0 di Sidang Majelis Umum PBB pada masa mendatang.

STEVY WIDIA

Exit mobile version