youngster.id - Penghasilan tak pelak merupakan salah satu elemen kunci dalam kehidupan seseorang. Tak heran jika pertanyaan apakah penghasilan yang Anda peroleh dapat memenuhi kebutuhan hidup? Untuk menutupi kekurangan pendapatan maka banyak orang melakukan pekerjaan sampingan. Dan, teknologi menjembatani masyarakat menemukan pekerjaan temporer untuk mendapatkan penghasilan tambahan.
Salah satu cara yang disepakati secara internasional untuk mengukur penghasilan rata-rata penduduk sebuah negara adalah dengan menghitung PDB per kapita. Atau jumlah total PDB dalam setahun dibagi jumlah penduduk negara tersebut.
Badan Pusat Statistik ( BPS) merilis rata-rata pendapatan orang Indonesia per tahun atau pendapatan per kapita mencapai US$3.927 atau sekitar Rp 56 juta pada tahun 2018. Artinya dengan jumlah penduduk 265 juta orang maka dalam sebulan PDB per kapita berkisar Rp 4,6 juta. Tentu saja itu adalah angka rata-rata.
Ada yang penghasilannya jauh di atas angka tersebut, namun ada juga yang masih berada di bawahnya. Bagi generasi milenial, salah satu cara populer untuk mendapatkan penghasilan tambahan adalah dengan punya pekerjaan sampingan (side job). Sebuah survei tahun 2017 menunjukkan bahwa dari 1.000 orang berkategori milenial, setengah di antaranya memiliki pekerjaan sampingan.
Berangkat dari data itulah, Wisnu Nugrahadi bersama dua rekannya Margana Mohamad dan Dimas Pramudya, menghadirkan aplikasi bernama Sampingan. Aplikasi ini didesain membantu masyarakat menemukan pekerjaan temporer untuk mendapatkan penghasilan tambahan.
“Kami melihat jumlah orang-orang yang kerjanya part time (paruh waktu) di Indonesia ini semakin meningkat. Tetapi ketika itu belum ada platform yang menghubungkan antara para pekerja denga perusahaan. Makanya kami membangun aplikasi Sampingan untuk memberikan akses yang equal dan memberikan kesempatan yang sama bagi mereka yang ingin mendapatkan penghasilan tambahan,” papar Wisnu, CEO Sampingan kepada youngster.id di Jakarta.
Melalui pendekatan digital, Sampingan ingin membuat model outsourcing menjadi lebih mudah diakses. Dan mendapati target sasaran (lapangan kerja) yang tepat, langsung kepada masyarakat.
Saat ini, jumlah pencari kerja yang telah bergabung dengan aplikasi besutan Sarjana lulusan Unpad ini tercatat sudah lebih dari 150 ribu orang yang sudah bergabung di dalamnya, yang berasal dari 25 kota di Indonesia.
Untuk menjalankan operasionalnya, saat ini Sampingan sudah mendapatkan pendanaan awal dari dua investor, yakni Golden Gate Ventures dan Antler. Total nilai pendanaan yang didapat ialah US$ 600.000 atau berkisar Rp 8,7 miliar.
Tiga Kategori
Sampingan diluncurkan pada Agustus 2018 lalu. Ketika itu Wisnu, Gan dan Dimas baru lulus dari Universitas Padjajaran Bandung. Wisnu dan Dimas sebelumnya berpengalaman sebagai tim pengembang dan produk di Gojek. Sedangkan Margana memiliki dan menjalankan bisnis outsourcing.
Melihat pekerjaan sampingan memiliki potensi pertumbuhan yang cukup besar di Indonesia dan besar peminatnya, maka mereka pun membangun aplikasi ini.
Menurut Wisnu, melalui pendekatan digital, Sampingan ingin membuat model outsourcing menjadi lebih mudah diakses. Dan mendapati target sasaran (lapangan kerja) yang tepat, langsung kepada masyarakat.
Nama Sampingan dipilih lantaran sesuai dengan apa yang platform ini tawarkan kepada penggunanya. “Sebenarnya, istilah Sampingan selama ini mengacu pada uang penghasilan tambahan. Dari situlah, akhirnya kami putuskan menggunakan nama ini yang sesuai dengan tujuan aplikasi ini,” ungkapnya.
Di Sampingan, para pengguna atau mitra memiliki sebutan “Kawan Sampingan”. “Para Kawan Sampingan yang bergabung di sini rata-rata usianya 18-25 tahun. Saya akui dimana usia tersebut banyak orang yang ingin melakukan kerja part time seperti mahasiswa atau lulusan baru dimana tipikal orang-orang ini yang belum mau terikat oleh satu perusahaan,” kata Wisnu.
Dia memaparkan, ada tiga keuntungan utama yang didapatkan oleh Kawan Sampingan, yaitu fleksibilitas dalam bekerja, akses ke komunitas/pelatihan, dan pilihan pekerjaan sampingan dari beragam perusahaan. Di sisi lain, Sampingan memiliki tiga kategori utama yang bisa dipilih oleh setiap pengguna, yaitu akuisisi mitra, pengumpulan data, dan agen penjualan. Dalam setiap kategori pekerjaan, terdapat deretan daftar pekerjaan yang telah divalidasi mengenai harga pembayaran dan nama perusahaan yang memberi pekerjaan.
“Pertama, akuisisi mitra. Sebagai contoh, startup ride-hailing yang lagi mencari driver buat jadi mitranya. Itu bisa dikerjakan oleh Kawan Sampingan sehingga mereka ini yang nantinya akan ke lapangan untuk mencari dan mengajak orang-orang menjadi mitra startup tersebut,” jelas Wisnu.
Sementara untuk pekerjaan pengumpulan data, Wisnu mencontohkan sebuah startup yang sedang mencari data-data untuk mendukung platform milik startup tersebut.
“Misalnya sebuah startup yang sedang mencari informasi restoran untuk platform mereka. Dulu, mereka itu harus ada tim sendiri buat menangani hal seperti ini. Dengan Kawan Sampingan, mereka bisa lebih mudah mendapatkan informasi entah itu foto restoran, menu yang disediakan, dan informasi lainnya yang mereka butuhkan,” jelasnya lagi.
Pekerjaan yang ketiga yaitu agen penjualan, pekerjaan yang ditujukan untuk membantu bisnis-bisnis dalam menjual produk langsung ke konsumennya.
Penilaian Kinerja
Dari sisi klien, Sampingan telah memiliki klien dari berbagai perusahaan besar Indonesia yang membutuhkan tenaga kerja sampingan. Dari seluruh kliennya saat ini, perusahaan startup merupakan yang paling mendominasi.
Dalam proses kerjanya, Sampingan menggunakan pendekatan yang hampir mirip dengan model outsourcing, memberikan bayaran berdasarkan hasil kinerja (pay per performance).
“Jadi para pencari kerja sampingan yang telah bergabung dengan kami memang tak harus memiliki skill tertentu. Dan kami pastikan bisa menyediakan pekerjaan sesuai kriteria, sehingga mereka langsung bisa mendapatkan penghasilan maksimal 2×24 jam,” jelas Wisnu.
Menurut Wisnu, ada hal yang menarik ketika para pelaku kerja sampingan ini bergabung di aplikasi Sampingan, yaitu waktu pekerjaan yang fleksibel. Selain itu, para pelaku kerja sampingan ini bisa mendapatkan jumlah penghasilan yang melebihi penghasilan yang biasa didapat oleh para pekerja UMR pada umumnya.
“Fokus kami, ketika ada seseorang yang sudah bergabung di aplikasi ini bisa mendapatkan penghasilan lebih dari UMR. Bahkan, kalau orang yang bekerja dengan berpenghasilan UMR menghabiskan paling sedikit 40 jam bekerja selama seminggu. Tetapi kalau melalui Sampingan mereka minimal bekerja 20 per jam per minggu bekerja akan mendapatkan penghasilan 80% lebih tinggi dibanding UMR,” janji pria lulusan Manajemen Ekonomi Universitas Padjadjaran itu.
Wisnu juga menegaskan, mereka memberikan waktu yang sangat fleksibel. “Jadi kalau dikategorikan ada tiga keuntungan utama yang didapatkan oleh Kawan Sampingan. Seperti fleksibilitas dalam bekerja, akses ke komunitas atau pelatihan, dan pilihan pekerjaan sampingan dari beragam perusahaan,” katanya lagi.
Tercatat, sudah lebih dari 40.000 pekerjaan yang diselesaikan oleh seluruh Kawan Sampingan, yang mayoritas adalah generasi milenial dengan rentang usia berada di antara 18-25 tahun.
“Kami melihat juga kalau ternyata Sampingan lebih cocok dengan pengguna kami yang rentang umurnya di angka segitu yang cenderung ingin melakukan pekerjaan bersifat part-time atau yang tidak terlalu terikat, seperti mahasiswa atau lulusan baru,” cetus Wisnu.
Untuk proses bisnisnya, Sampingan sendiri menggunakan cara kerja yang hampir mirip dengan model outsourcing atau tenaga kerja yang dikontrak dari luar perusahaan. Dengan model ini, setiap Kawan Sampingan akan menerima pembayaran berdasarkan hasil kinerja yang telah dicapai (pay key performance) atau ketika berhasil menyelesaikan pekerjaan yang tertera di aplikasi.
“Dari sisi bisnisnya, kami juga melakukan penyeleksian yang lumayan ketat dan menyediakan pelatihan untuk masing-masing mitra dalam menjalankan setiap pekerjaan sampingannya. Selain itu, mitra bisa memilih pekerjaan di mana saja, kapan saja, dan tanpa kewajiban jam minimal,” ujarnya.
Untuk melancarkan rencana bisnis ke depannya, baru-baru ini Sampingan mendapatkan suntikan dana dari dua investor yaitu Golden Gate Venture dan Antler.
“Kami mendapat pendanaan dari Antler dan Golden Gate Venture yang kami gunakan untuk lebih melebarkan sayap bisnis kami ke depannya. Termasuk memperluas akses dan menambah jumlah Kawan Sampingan agar banyak orang nantinya bisa mendapatkan pengahsilan tambahan melalui aplikasi Sampingan ini,” tuturnya.
Total pendanaan yang berhasil didapatkan sekitar US$660.000. Menurut Wisnu, fokus pendanaan tersebut akan digunakan untuk memperbaiki kinerja aplikasi yang tujuannya untuk semakin mendukung dan mempermudah Kawan Sampingan ketika menggunakan aplikasi Sampingan.
“Ke depan, kami berharap melalui Sampingan, akses tambahan penghasilan akan memberi dampak bagi meningkatnya perekonomian masyarakat Indonesia. Dan ini menjadi peluang buat generasi saat ini untuk mendapat akses dan mendapatkan peluang yang sama dalam memperoleh pekerjaan dan penghasilan tambahan,” pungkasnya.
===================
Wisnu Nugrahadi
- Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 5 Januari 1994
- Pendidikan Terakhir : S1 Manajemen Ekonomi, Universitas Padjajaran Bandung
- Usaha yang dikembangkan : kerja outsourcing berbasis digital, yaitu aplikasi Sampingan
- Jabatan : Co-founder & CEO
- Mulai Usaha : Agustus 2018
- Jumlah tim : 60 karyawan
- Jumlah Pengguna : sekitar 150 ribu
===================
FAHRUL ANWAR
Editor : Stevy Widia
Discussion about this post