youngster.id - Indonesia memiliki potensi wisata luar biasa yang seharusnya bisa menjadi andalan untuk mengangkat taraf hidup masyarakat. Sektor pariwisata bisa menjadi sektor penopang pemasukan negara di bidang non migas. Sekarang semakin banyak cara dan strategi untuk mengangkat potensi wisata di suatu daerah. Salah satunya dengan mengembangkan desa wisata.
Dunia wisata dalam kekinian banyak mengalami perkembangan yang cukup signifikan. Apapun bisa dijadikan objek wisata yang mendatangkan keuntungan ekonomi bagi warga sekitar, asal jeli melihat dan memanfaatkan peluang. Dan, desa memiliki segudang potensi yang bisa diangkat menjadi komoditas dan dipoles dengan manajemen strategi yang tepat untuk menjadi desa wisata.
Setiap desa memiliki potensi untuk dijadikan komoditas wisata unggulan. Keindahan dan keunikan alam akan menjadi objek wisata yang menarik. Jika desa tersebut memiliki keunikan tradisi dan budayanya bisa menjadi destinasi wisata budaya. Bahkan, jika desa itu memiliki keunggulan hasil bumi atau hasil laut misalnya pertanian, perkebunan, perikanan dan lain-lain, juga bisa dijadikan objek dan destinasi wisata.
Keunggulan yang terakhir ini yang menjadi pilihan pengembangan Desa Wisata Dewi Temas yang berada di Desa Temas, Batu, Jawa Timur. Desa wisata ini mengedepankan integrated farming dan eco-tourism area berbasis pertanian tanaman organik. Jika selama ini kota Batu dikenal dengan berbagai tempat wisata berbasis modern, maka di Desa Wisata Dewi Temas, semua kembali ke alam.
Desa wisata ini diinisiasi oleh sekelompok anak muda yang dikoordinir oleh Yeni Dwi Fitriana. Gadis kelahiran Malang yang kini berusia 22 tahun ini merintis desa wisata Temas sejak tahun 2013.
“Desa wisata Temas merupakan tempat yang dirintis teman-teman Karang Taruna sebagai wadah kami untuk memberdayakan masyarakat lokal yang ada di Desa Temas. Di Desa Wisata Temas kami mencoba untuk menggali dan mengembangkan potensi yang ada dilingkungan dan masyarakat lokal, dengan memanfaatkan suasana kehidupan masyarakat lokal dan suasana lingkungan desa kami untuk menarik wisatawan untuk suasana wisata yang berbeda di Kota Batu yang pada umumnya adalah wisata buatan atau tematik,” ungkap Yeni kepada Youngsters.id.
Di tangan Yeni dan kawan-kawan, Desa Temas menjadi integrated farming & eco-tourism area yang berfungsi sebagai pusat ekonomi, edukasi dan wisata berbasis pertanian dan tanaman organik. Hasilnya, kini sudah lebih dari 7.000 m2 lahan pertanian di Batu menggunakan pola pertanian organik dan ribuan orang telah mengunjungi Desa Temas setiap tahunnya untuk berguru serta menikmati atraksi wisata alam dan edukasi.
Mulai dari Sederhana
Yeni mengaku, keberadaan desa wisata ini berawal dari obrolan ringan dia dan teman-teman yang prihatin akan kehidupan petani di daerah Temas. Mahasiswa Universitas Negeri Malang ini mendapati berbagai permasalahan sosial edukatif dan dilema lingkungan.
Pertumbuhan pariwisata yang pesat memunculkan banyaknya tempat pariwisata yang muncul di Kota Batu, tetapi tidak banyak wisata yang berbasis lingkungan atau pedesaan. Apalagi berbagai taman rekreasi berbasis wahana modern yang bermunculan di kota Batu kurang menyediakan ruang bermain yang edukatif berbasis alam. Di sisi lain, terdapat dilema lingkungan yang menimpa para petani.
“Saya dan teman-teman karang taruna melihat fenomena dimana petani sering mengeluhkan hasil pertanian mereka yang semakin lama semakin memburuk. Hasil panen mereka tidak maksimal. Pada akhirnya banyak dari petani kami yang beralih profesi atau menjual lahan mereka untuk dialihkan menjadi perumahan, pertokoan,” ungkap Yeni.
Tak sekadar prihatin, gadis kelahiran 11 Maret 1994 ini memutuskan untuk memulai langkah kongkrit. Berbekal pengetahuan dan pengalaman organisasi di bangku kuliah, pada 11 Oktober 2014 Yeni dan beberapa pemuda dari Desa Temas, Batu, Jawa Timur membentuk kelompok usaha Desa Wisata Dewi Temas. “Kami ingin mengoptimalkan Desa Temas sebagai integrated farming & eco-tourism area yang berfungsi sebagai pusat ekonomi, edukasi dan wisata berbasis pertanian dan tanaman organik,” ungkap Yeni.
Langkah ini dimulai dari satu petak lahan yang kecil dan sungai yang kami bersihkan. Setelah itu mereka juga mulai mengajak anak-anak sekitar bermain di lahan itu, secara gratis. “Mulai dari hal yang sederhana itu, banyak orang tua dan sekolah”“sekolah yang tertarik dengan wisata yang kami tawarkan. Hingga akhirnya berkembang sampai saat ini. Dan Alhamdulillah, saat ini lahan yang kami kelola semakin meningkat dan antusias masyarakat akan adanya Desa Wisata Temas semakin tinggi,” kisah Yeni.
Target pasar desa wisata ini adalah wisatawan keluarga dengan rentang usia 27-40 tahun. “Di samping itu, mayoritas wisatawan kami adalah lembaga pendidikan yang datang untuk belajar tentang pertanian organik,” ujarnya.
Dia mengakui, karena usaha ini dimulai dengan konsep sederhana maka untuk memperkenalkan Desa Wisata Temas dilakuan dengan cara kerjasama. Yakni dengan instansi terkait seperti sekolah, pemerintah daerah dan juga travel-travel. “Bisnis berbasis sosiopreneur memang punya banyak kendala yang kami hadapi baik dari intern maupun ekstern. Salah satu upaya saya dan tim adalah mengomunikasikan semua kendala yang kami alami. Karena setiap kendala pasti akan ada jalan keluar kalau kita hadapi bersama,” kata Yeni lagi.
Oleh karena ini berkaitan dengan pemberdayaan masyarakat, Yeni juga menggandeng pemerintah desa. Apalagi dia tak sekadar ingin menjadikan Temas sebagai lokasi wisata. Gadis yang hobi traveling ini punya visi bagi masyarakat Desa Temas. “Kami tidak hanya memperkenalkan Desa Wisata Temas ke masyarakat tetapi kami juga punya visi agar Desa Wisata Temas menjadi sarana memberdayakan masyarakat agar mandiri secara ekonomi, sehat serta meningkatkan kualitas lingkungan hidup melalui pertanian organik,” tegasnya.
Program Unggulan
Untuk mewujudkan itu ada dua program unggulan yang disiapkan Yeni. “Program yang pertama pemberdayaan petani local. Program kedua, pemberdayaan masyarakat melalui pariwisata desa wisata,” jelasnya.
Program pertama, mereka tujukan untuk petani-petani desa yang saat ini bertani konvensional dengan sukarela beralih ke pertanian organik. Harapannya melalui program ini lahan petani kembali sehat dan ke depannya perekonomian petani lebih baik. Sedangkan program kedua, pemberdayaan budaya lokal masyarakat melalui desa wisata. “Jangan sampai budaya masyarakat hilang karena perkembangan jaman,” kata Yeni lagi.
Untuk itu, setiap tahunnya Desa Wisata Dewi Temas menggelar Festival Kampung Tani. “Festival ini untuk mengapresiasi karya dan budaya masyarakat lokal dari anak muda hingga orang tua yang dimiliki Desa Temas. Selain itu, melalui Festival Kampung Tani kami juga ingin menyampaikan pesan bahwa based desa kami adalah pertanian, ayo sama-sama menjaga dan mengembangkan agar kehidupan masyarakat lebih baik dan lingkungan terjaga kesejahteraannya,” papar Yeni dengan semangat.
Dengan program tersebut, dukungan terhadap kegiatan Yeni dan kawan-kawan menjadi kuat. “Program sosial utama kami adalah pemberdayaan masyarakat. Mulai dari pemberdayaan petani lokal dan masyarakat lokal. Oleh karena semua kegiatan Desa Wisata Temas dilaksanakan oleh masyarakat desa sendiri dan hasilnya akan kembali kemasyarakat juga,” ucap Yeni.
Kini setelah tiga tahun berdiri, Yeni mengaku usaha Desa Wisata Dewi Temas telah berkembang. “Alhamdulillah, dari 3 tahun berdirinya Desa Wisata Temas. Kami sudah meningkatkan lahan organik kami yang awalnya hanya 1000 m2 saat ini sudah 5600 m2, banyak petani yang beralih pada pertanian organik. Dan satu hal yang sangat positif yakni masyarakat lebih familiar dengan sayur organik. Dan menjadi makanan sehari-hari mereka. Lingkungan desa semakin sehat dan asri,” klaim Yeni dengan bangga.
Tak berhenti di situ, Yeni dan kawan-kawan kini sedang mengembangkan kampung berbasis ekologi untuk pengembangan Desa Wisata Temas. “Harapan saya, semakin banyak masyarakat yang mendapat manfaat baik dari adanya Desa Wisata Temas. Perekonomian masyarakat semakin baik, mandiri dan lingkungan menjadi sehat. Dan muncul desa wisata lainnya di tempat kami,” pungkasnya.
=======================================
Yeni Dwi Fitriana
- Tempat tanggal lahir         : Malang, 11 Maret 1994
- Pendidikan                : S1 Ekonomi Pembangunan, Universitas Negeri Malang
- Usaha                   : Desa Wisata Dewi Temas
- Jabatan                  : Founder dan CEO
- Lokasi                   : Desa Temas, Batu, Malang, Jawa Timur
- Prestasi                  : Runner Up Wirausaha Muda Mandiri Kategori Sosial (2014)
==============================================
FAHRUL ANWAR
Editor : Stevy Widia
Discussion about this post