youngster.id - PT Pertamina (Persero) menjaring 17 inovator muda sebagai finalis Pertamuda Seed and Scale 2025. Mereka adalah bagian dari ribuan peserta yang telah melewati proses panjang. Mulai dari pendaftaran, seleksi administrasi, hingga bootcamp intensif.
VP Stakeholder Relation Management Pertamina, Rifky Rahman Yusuf, Pertamuda Seed & Scale telah mendukung terciptanya solusi dari para generasi muda berbakat di Tanah Air.
“Perjalanan 17 tim ini hingga sampai di panggung Final Pitch bukanlah hal yang mudah. Mereka telah menunjukkan dedikasi, ketangguhan, dan keinginan kuat untuk terus berinovasi menuju Indonesia yang berkelanjutan,” katanya dikutip dari keterangan pers, Kamis (30/10/2025).
Salah satu finalis, Ni Kadek Karina Dewi dari Universitas Pertamina, memperkenalkan Bionghum Patalabana, yaitu briket ramah lingkungan berbahan dasar limbah sorgum. Inovasi ini hadir sebagai solusi atas tingginya limbah pertanian dan rendahnya pendapatan petani.
Produk ini menghasilkan emisi 32 persen lebih rendah dibanding arang konvensional (430 g (gram) CO₂ (Karbon Dioksida) per kg (kilogram) versus 628,2 g CO₂/kg) dan memiliki durasi pembakaran dua kali lebih lama, sehingga lebih hemat dan efisien.
“Selain mendukung pencapaian SDGs poin 7 dan 13, Bionghum juga meningkatkan pendapatan petani sorgum melalui pengolahan limbah menjadi produk bernilai guna, menciptakan lapangan kerja, dan mengembangkan soft skill petani melalui pelatihan,” jelas Karina.
Sementara itu, Angelica Virginevra Malina More menghadirkan inovasi Hombiotank, teknologi yang mengubah limbah tinja manusia dan limbah organik menjadi biogas untuk menghasilkan energi listrik.
“Teknologi ini tidak hanya mengatasi masalah limbah, tetapi juga menyediakan solusi energi terbarukan yang ramah lingkungan. Dilengkapi sistem IoT dan aplikasi smartphone, Hombiotank dapat dipantau secara real-time,” ungkap Angel.
Dari kategori Energy Optimization, Khairunnisa Aulia Rahma menghadirkan Drillytics, platform analisis bahaya pengeboran berbasis kecerdasan buatan (AI). Teknologi ini mampu mendeteksi dan menginterpretasi anomali bawah permukaan secara langsung melalui file berformat DWG.
“Solusi ini mendukung pengambilan keputusan strategis dengan analisis cepat dan akurat untuk meminimalkan risiko pengeboran, terutama di area dengan potensi bahaya gas,” tutur Khairunnisa.
VP Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso mengatakan, Pertamuda menjadi ruang bagi generasi muda untuk menumbuhkan semangat kewirausahaan berbasis inovasi dan keberlanjutan.
“Pertamuda bukan sekadar kompetisi, tapi ruang tumbuh bagi generasi muda untuk belajar, berjejaring, dan berinovasi. Kami berharap, program unggulan Pertamina ini dapat menjadi fondasi kuat bagi ekosistem kewirausahaan di Indonesia, mencetak para founder muda yang siap membawa perubahan positif bagi bangsa di masa depan,” pungkasnya.
STEVY WIDIA
