youngster.id - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) resmi memulai program akselerator Startup Studio Indonesia (SSI) Batch 8. Sebanyak 17 startup berhasil lolos ke SSI Batch 8.
Pada batch kali ini, rangkaian pelatihan di Batch 8 ditujukan untuk menjawab pergeseran tren pendanaan dengan fokus investor yang beralih ke profitability dan sustainable investing. Program ini siap memberikan bimbingan intensif kepada para startup tahap awal (early-stage) untuk memperkuat lini produk digital, model bisnis hingga strategi mencapai Product-Market Fit.
Sonny Sudaryana, Koordinator Startup Digital Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia mengatakan, antusiasmenya terhadap perkembangan program SSI yang telah mencapai batch ke-8 mencerminkan optimisme akan masa depan industri startup di Indonesia.
Menurutnya, berkembangnya berbagai tren sektor industri seperti AI, fintech, green tech, dan ed-tech yang juga menjadi bagian dari peserta startup di batch ke-8, menunjukkan potensi inovasi yang kuat di negara ini.
“Kami berharap, melalui dukungan yang tepat, SSI akan terus mendorong Indonesia menjadi pusat inovasi digital yang berdaya saing tinggi sekaligus menciptakan solusi yang relevan untuk para startup agar bisa memperluas jangkauan bisnis mereka di pasar nasional maupun internasional,” ujar Sonny, Kamis (22/2/2024).
Adapun 17 startup yang berhasil lolos ke Startup Studio Indonesia Batch 8 adalah: ArkoPay (Startup penyedia supply chain ekosistem untuk konstruksi industri), Atlas (Layanan bantuan towing, jump-start battery, flat tire, dan fuel delivery), Finskor (Solusi penyedia analisa rekening koran), FitHappy (Aplikasi penyedia diet personalisasi), InfluenceID (Influencer marketing platform), Ledgerowl (Solusi penyedia layanan akunting), Momofin (Layanan penyedia solusi bisnis), myECO (Solusi penyedia smart home technology), Nexmedis (Startup penyedia medical records berbasis AI), Pin J (working capital financing fintech company), Propertek, (Property management software), Prospero (Startup risk management), Scola (Aplikasi untuk semua solusi pendidikan), Sirka (Aplikasi layanan kesehatan), Smash (Aplikasi waste management terintegrasi), Stafbook (Aplikasi HR), Tenang.ai (Chatbot mental health berbasis AI).
Rangkaian program yang dihadirkan oleh SSI meliputi sesi Founder’s Camp selama tiga hari mulai dari tanggal 22-24 Februari 2024, dan 1-on-1 Coaching selama tiga bulan hingga Mei 2024. Dalam sesi Founder’s Camp, 17 startup terpilih bisa mendapatkan coaching dan brainstorming dengan para praktisi startup dan terkemuka yang telah berpengalaman, untuk memfasilitasi transfer ilmu yang praktis dan efisien.
Praktisi startup ini terdiri dari founder startup, hingga pimpinan perusahaan Venture Capital (VC). Sementara itu, sesi 1-on-1 Coaching menyediakan kesempatan yang lebih eksklusif untuk para startup, yakni dengan memberikan insight yang bersifat lebih praktikal dan applicable untuk para startup. Sehingga, masing-masing startup bisa berdiskusi dan berkonsultasi dengan para coach, untuk menjawab tantangan dan kebutuhan bisnis mereka.
Italo Gani, Managing Partner Impactto dan Strategic Partner Startup Studio Indonesia mengatakan, tahun ini ada peluang sekaligus tantangan baru yang harus dihadapi oleh para startup dalam menjawab pergeseran tren pendanaan yang berfokus pada profitability dan sustainable investing.
Oleh karena itu, penting bagi para startup agar fokus dalam menyesuaikan model bisnisnya untuk memenuhi kriteria investasi yang lebih selektif.
“Di tahun ini, saya melihat terdapat semakin banyak startup yang menawarkan solusi untuk berbagai tantangan dan kebutuhan yang dihadapi oleh masyarakat, dengan adanya kemampuan bisnis dan pendekatan berbasis PMF yang kuat, saya yakin ke-17 startup ini mampu mencapai bisnis yang tidak hanya profitable namun juga berkelanjutan,” ungkap Italo.
Setelah melalui rangkaian pembelajaran secara intensif selama kurang lebih 5 bulan, rangkaian program Startup Studio Indonesia Batch 8 akan ditutup dengan acara puncak Milestone Day, dimana ke-17 startup berkesempatan untuk memaparkan model bisnis dan pencapaiannya di depan para stakeholders.
Seiring berjalannya waktu, SSI terus berkembang menjadi salah satu program akselerator startup terbaik di Indonesia. Program ini menjadi ujung tombak untuk memperkuat dan melengkapi program pemberdayaan startup digital Gerakan Nasional 1000 Startup Digital dan Hub.id yang telah lebih dulu dijalankan oleh Kominfo.
Agusti Salman Farizi (Bojes), Co-Founder dan Presiden AMODA–sebuah perusahaan teknologi properti dan konstruksi yang merevolusi proses konstruksi konvensional, membagikan pengalamannya setelah mengikuti program akselerasi intensif ini—merupakan salah satu alumni SSI, mengatakan bahwa salah satu hal terpenting dalam pengembangan startup adalah relasi dan koneksi di lanskap digital.
Menurutnya, Startup Studio Indonesia membekalinya dengan membuka jaringan yang luas dan materi pembelajaran yang disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan masing-masing startup, hal tersebut menjadi salah satu faktor esensial untuk optimalisasi bisnis AMODA.
“Hal ini menjadi bukti nyata betapa pentingnya dukungan yang tepat dalam perjalanan sebuah startup. Lebih lanjut, dengan adanya pengajaran mengenai product market fit modelling, telah efektif membantu Amoda dalam mengarahkan strategi dan sumber daya kami untuk menciptakan bisnis yang profitable dan berkelanjutan,” kata Agusti.
Tahun ini, praktisi startup yang ikut terlibat sebagai Coach Startup Studio Indonesia Batch 8 diantaranya adalah: Benedicto Haryono (Co-Founder of KoinWorks), Ryan Manafe (Co-Founder & CEO of Dagangan) Adrianus Hitijahubessy (Founder of JULO), Winston Utomo (Co-Founder & CEO of IDN Media), Dimas Harry Priawan (Co-Founder & CEO of Dekoruma), Indra Gunawan (CEO of Bobobox), Brian Marshal (Co-Founder & Chairman of SIRCLO), and Rama Notowidigdo (Co-Founder of AwanTunai and Sayurbox).
STEVY WIDIA
Discussion about this post