youngster.id - Google melalui YouTube Creators for Change bersama Maarif Institute menggelar pelatihan Indonesia: Cerdas Bermedia Sosial. Kegiatan ini merupakan bagian untuk memberdayakan generasi mudah melalui kreasi video positif bernilai toleransi dan keberagamaan.Ada lebih dari 2 ribu siswa yang sudah dilatih melalui program ini.
“Belajar membuat konten berkualitas merupakan misi dari program ini dengan memberdayakan anak muda. Harapannya, video yang dihasilkan dari para peserta dapat membawa perubahan sosial,” tutur Shinto Nugroho Head of Public Policy and Government Google Indonesia baru-baru ini di Jakarta.
Para siswa peserta berasal dari 100 SMA/SMK yang tersebar di 10 kota, yakni Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Medan, Surabaya, Semarang, Bali, Pontianak, Ambon dan Makassar. Menutup rangkaian kegiatan, penghargaan pun diberikan kepada lima video terbaik dan satu video favorit dewan juri.
Acara ini turut diisi dengan gelar wicara yang dihadiri SMA/SMK, mahasiswa, perwakilan, dan pemerintah yang ingin belajar membuat konten dari konten kreator ternama. Dalam program ini, Google juga menggandeng Cameo Project untuk memberi pelatihan para siswa peserta program untuk menghasilkan konten positif.
Di sisi lain, keberadaan konten negatif memang tengah menjadi perhatian banyak pihak. Menurut Direktur Eksekutif Maarif Institute, Abdullah Daraz, konten negatif saat ini telah masuk melalui gadget yang dimiliki generasi muda. Karena itu, dibutuhkan sebuah kesadaran kritis para siswa agar mampu memilah konten.
“Kami menjadi bagian dari program ini karena merasa konten negatif telah masuk begitu mudah ke generasi muda. Karena itu, kami ingin membangun kesadaran kritis dari siswa untuk memilih konten dan melakukan internalisasi nilai kebhinekaan,” tuturnya.
Sementara itu, Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kemkominfo Semuel A. Pangarepan mengungkapkan, pemerintah sudah menyiapkan empat pilar untuk menangani konten negatif. Informasi ini diungkapkan oleh yang turut hadir dalam acara.
“Kami juga sudah menyiapkan penanganan dari hulu hingga ke hilir terkait penyebaran konten negatif. Mulai dari edukasi dan literasi digital, pendampingan berkelanjutan, termasuk melakukan penegakan hukum,” tuturnya.
Program pelatihan Indonesia: Cerdas Bermedia Sosial juga bekerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, termasuk Kepolisian Republik Indonesia.
STEVY WIDIA