2020 Diprediksi Akan Banyak Gebrakan di Bisnis Startup

Startup. (Foto: ilustrasi/istimewa)

youngster.id - Tahun 2020 menjadi momentum yang tepat untuk membuat suatu gebrakan bagi startup. Pemerintah Indonesia terus meningkatkan perkembangkan startup dan menargetkan untuk menambah startup unicorn. Ada dua sektor tambahan yang “promising” yakni Healthtech dan Education.

Implementasi jaringan 5G beberapa saat lagi juga akan berdampak besar bagi perkembangan startup. Kecepatan tinggi dan latensi rendah akan memungkinkan startup memperkat layanan seperti gaming ataupun streaming video. Laporan dari GSMA Research baru-baru ini menyebutkan bahwa China, Amerika Serikat, Jepang dan Korea Selatan akan mencakup lebih dari separuh pelanggan jaringan 5G dunia pada tahun 2025.

Pengamat telekomunikasi dan ekonomi digital Heru Sutadi mengemukakan pendanaan startup saat ini mulai melangkah ke tahap selanjutnya, misalnya penerapan internet of things ataupun big data. Di tahun ini, startup juga mulai menerapkan strategi melantai di bursa saham alias IPO (Initial Public Offering).

“Sekarang semua unicorn arahnya mulai memoles kinerja keuangan, termasuk efisiensi. Tujuannya jelas, akan masuk ke bursa. Sehingga, istilah bakar duit dengan promo segala macam akan dikurangi agar tidak ada lagi pengeluaran besar-besaran dan di sisi lain pemasukan akan semakin besar,” ucap Heru saat ditemui belum lama ini.

Namun dia menegaskan, Startup di Indonesia perlu belajar dari kasus WeWork yang terus menerus membakar uang untuk promosi, sekitar US$2,8 miliar per tahun. Namun kinerjanya tak kunjung positif.

Kepada para investornya, pada kuartal III-2019, Wework mencatatkan kerugian USD 1,25 miliar atau setara Rp 17,5 triliun (unadjusted). Kerugian ini meningkat 150% dibandingkan periode yang sama tahun 2018 yang mencatatkan rugi USD 497 juta.

Untuk diketahui, Softbank mengambil kepemilikan mayoritas WeWork sebagai bagian dari kesepakatan untuk menyuntik modal USD 5 miliar ke perusahaan. Kebijakan tersebut diambil setelah WeWork urung melantai di bursa saham.
Kerugian WeWork berdampak buruk bagi SoftBank. Padahal, awal bulan ini mereka telah mengumumkan rugi USD 6,4 miliar. Angka tersebut merupakan kerugian terparah kuartalan yang dialami SoftBank.

Heru membeberkan, dari kejadian WeWork, ia melihat Softbank akan belajar banyak untuk pengelolaan startup yang mereka danai. Sehingga, akan ada evaluasi dan penekanan terhadap perusahaan yang didanai agar lebih efisien dan tidak bakar-bakar uang lagi.

STEVY WIDIA

Exit mobile version