youngster.id - Sebanyak 90 wirausahwan muda akan meramaikan Kompetisi Sociopreneur Muda (SOPREMA) yang digelar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UGM. Kompetisi dan expo akan dilaksanakan pada 5 ”“ 7 September 2016 di Grha Sabha Pramana, UGM Yogyakarta.
Menurut Direktur Pelaksana Soprema, Hempri Suyatna, Soprema dirancang sebagai ajang kompetisi bagi para pemuda dari penjuru daerah yang usaha bisnisnya memberikan dampak sosial bagi masyarakat miskin (sociopreneur).
Melalui kompetisi wirausaha muda ini Pusat Studi Kepemudaan Fisipol UGM berusaha menjaring pemuda berbakat dan punya niat sungguh-sungguh mengembangkan daerahnya lewat bisnis yang berorientasi sosial kemasyarakatan.
Selain itu, ajang Soprema juga menjadi wahana untuk saling menimba keterampilan sociopreneur dan memperkuat jaringan agar mampu memecahkan masalah dan mendorong terjadinya perubahan social di masyarakat.
“Setidaknya, lebih dari 200 karya proposal bisnis yang telah mendaftar. Namun hanya 90 proposal yang ternyata lolos tahap kualifikasi. Selanjutnya, proposal bisnis yang diajukan para kelompok pemuda kreatif ini akan diseleksi ke tahap lebih lanjut,” ungkap Hempri, seperti dilansir laman UGM. “Proposal yang lolos tahap kualifikasi didominasi kategori industri kreatif,” tambahnya.
Dijelaskan Hempri, penilaian seleksi proposal bisnis di kompetisi ini betul-betul memperhatikan aspek proses pemberdayaan masyarakat kecil. “Kami nilai dari dampak sosial yang ditimbulkan, sehingga nantinya berpotensi menyejahterahkan masyarakat yang ada di sekitarnya,” katanya.
Salah satu peserta yang lolos tahap kualifikasi, yakni tim Viscoose asal Yogyakarta mengambil fokus di bidang fashion anak muda. Bisnis ini telah berjalan selama 8 bulan. Dampak sosial yang diusung adalah memberdayakan para penjahit lokal di daerah Wates. “Sebelum memulai usaha ini kami sebelumnya melakukan survei, ternyata banyak ibu rumah tangga di sana yang tidak bekerja dan berasal dari keluarga tidak mampu. Tetapi, sebenarnya mereka memiliki keterampilan menjahit,” ujar Alya, salah satu anggota tim Viscoose.
Lain lagi dengan tim Aquaman dari Sulawesi Tenggara yang memilih kategori ekologi. Tim ini mengusung program TEA (Tracking Ecowisata Aquaponik) yang menggabungkan elemen lingkungan, wisata, serta pendidikan. “Aquaponik ini bisa menjadi wisata sekaligus mengenalkan cara bertani dan memelihara ikan,” ujar Rino, anggota tim Aquaman.
Pada ajang Soprema ini juga akan ada: lokakarya, coaching clinic, seminar, lokakarya hingga field trip ke daerah dengan basis sociopreneurship. Kunjungan akan dilakukan ke Osiris (Pemenang Asean Young Socialpreneur Program 2015), Desa Sidomulyo, Bambanglipuro, Bantul, DIY; Bank Sampah “Gemah Ripah”, Bantul, DIY; dan, Desa Wisata Nglanggeran Gunung Kidul, DIY.
ANGGIE ADJIE SAPUTRA
Discussion about this post