youngster.id - Studio game lokal Agate tengah menyiapkan dua game terbaru untuk next generation console atau konsol gaming generasi mendatang. Menariknya, pengembang game tersebut bakal menampilkan karakter dengan budaya khas Indonesia.
CEO sekaligus Co-founder Agate Arief Widhiyasa menuturkan, Agate tengah menyiapkan game Project Brightlands, untuk konsol game Next-gen, konsol game yang akan datang, di antaranya, PlayStation 5 atau yang paling baru lainnya.
Dalam sebuah teaser yang dipamerkannya, game Project Brightlands tampak membawa lingkungan alam khas kondisi di Asia Tenggara. Kondisinya tak hanya cerah khas iklim tropis Asia Tenggara, tetapi juga ada latar pegunungan dan candi-candi seperti di Indonesia.
“Selama ini, game global belum menangkap dan menyajikan kondisi alam Asia Tenggara atau kawasan tropis, misalnya Bali. Arief mengakui bahwa environment di Project Brightlands terinspirasi dari kondisi alam di Pulau Dewata itu. Kawasan tersebut dinilai akan sempurna bila ditampilkan dalam game,” ungkap Arief saat ditemui belum lama ini di Jakarta.
Game ini masih dalam tahap pengembangan dan rencananya akan dirilis 2021 mendatang. pihaknya juga akan memasukkan elemen lokal Indonesia lainnya ke dalam game ini.
Selain menyiapkan game untuk platform konsol generasi terbaru, Agate juga menyiapkan game yang lain yang diberi nama Project Atma. Sama seperti Project Brightlands, Project Atma juga akan menyajikan elemen-elemen khas Indonesia.
Game tersebut bercerita tentang Atma atau jiwa manusia. Game yang direncanakan rilis untuk platform mobile itu akan bercerita tentang manusia memerangi kejahatan. Ini digambarkan melalui tokoh setan khas Indonesia, seperti genderuwo, pocong, mak lampir, buaya putih, dan masih banyak lagi. Arief menyebut gameplay-nya akan mirip dengan Pokemon Go. Jika demikian, kemungkinan game akan berbasis Augmented Reality (AR).
Arief menegaskan, kekhasan game dengan kearifan lokal menjadi keunggulan dari pengembang game di Indonesia.
“Yang harus diperhatikan developer game lokal dalam mengembangkan game adalah local wisdom. Itulah yang membedakan game developer lokal dengan pemain global,” ucap Arief.
Sebagai vendor game lokal, kiprah Agate telah berkiprah di kancah global dengan merilis game Valthirian Arc di PlayStation 4 serta Nintendo Switch.
Valthirian Arc sempat berhasil meraih posisi kedua di Best New Game layanan Steam (PC) kawasan Inggris kurang dari 24 jam setelah dirilis. Game ini menjadi game lokal pertama yang juga hadir ke platform PlayStation. Game tersebut juga berhasil mencapai break event point (BEP) atau balik modal dalam waktu tiga bulan setelah dirilis. Hasil penjualan dengan nilai belasan miliar rupiah berhasil menutup biaya pembuatan game yang memakan waktu 2,5 tahun.
Rencananya, Valthirian Arc versi terbaru yang dirilis di Eropa akan hadir dengan dua versi subtitles, yaitu Bahasa Indonesia dan Sunda. Beberapa aksara yang terlihat di dalam game, ada aksara daerah tanah air. Jadi, tanpa disadari gamer internasional nantinya akan mengenali konten tersebut dan mengetahui bahwa asalnya dari Indonesia.
STEVY WIDIA
Discussion about this post