AICO Community, Jembatani Kemampuan Mahasiswa Menggunakan dan Menciptakan Teknologi AI

youngster.id - Indonesia semakin menunjukkan ketertarikannya pada perkembangan kecerdasan buatan (AI). Menurut survei Statista Consumer Insights 2024, Indonesia menempati posisi keempat dunia, dengan 41% responden mengaku gemar menggunakan AI dalam kehidupan sehari-hari. Hasil survei Ipsos juga memperlihatkan Indonesia bahkan berada di posisi kedua dunia (80%), hanya sedikit di bawah China (81%), punya tingkat pengetahuan yang lebih tinggi tentang produk dan layanan AI. Namun, ada kesenjangan antara antusiasme masyarakat dengan kemampuan praktis untuk benar-benar membangun teknologi AI.

Untuk menjawab kebutuhan itu, AICO Community menggelar Program Nasional Digital AI yaitu workshop PANDAI bertajuk “Bikin AI dari Nol“.

Co-Founder AICO Community Reynaldi Francois menegaskan, bahwa workshop ini didesain untuk melahirkan pencipta teknologi. Program ini bekerja sama dengan Institut Sains dan Teknologi Nasional (ISTN) diikuti  lebih dari 400 peserta yang terdiri dari mahasiswa, dosen, hingga praktisi.

 

Di sini kita belajar bahwa AI bukan sihir, ada matematika, logika, dan kode di baliknya. Harapannya, ilmu ini bisa jadi langkah awal untuk melahirkan AI yang nyata manfaatnya, misalnya membantu petani di Garut, mendukung UMKM di Tanah Abang, atau membuat algoritma diagnosis penyakit bagi rumah sakit di Papua,” jelas Reynaldi dikutip Jumat (26/9/2025).

Menurut Reynaldi, peserta mendapatkan berbagai materi mulai dari pengenalan AI dan Large Language Model (LLM), pemahaman dataset dan proses tokenisasi, praktik melatih model GPT sederhana, hingga live demo pembuatan AI interaktif. Workshop juga mencakup diskusi mendalam mengenai dampak sosial serta etika penggunaan AI.

“Lewat workshop Bikin AI dari Nol, kami mengajak 400 peserta yang hadir bukan hanya jadi konsumen, tapi pencipta AI, arsitek yang bikin model AI sendiri dan kembangkan solusi lokal untuk Indonesia, ” ujarnya.

Seluruh materi teknis dibimbing langsung oleh Akmal Muzakki, AI Engineer dari AICO Community digelar pada 23 September 2025 di Auditorium ISTN, Jakarta.

Fokus utama workshop ini adalah memperkenalkan literasi teknis, sehingga masyarakat tidak hanya menjadi pengguna, tetapi juga kreator AI. “Dengan metode pembelajaran bertahap, peserta diajak memahami dasar hingga praktik pembuatan model AI,” katanya menambahkan.

Sementara itu, Wakil Menteri Komunikasi dan Digital, Nezar Patria mengapresiasi inisiatif AICO Community dalam workshop PANDAI: Bikin AI dari nol.

“Harapannya makin banyak generasi muda Indonesia yang lahir sebagai talenta digital unggul,” katanya.

Hal senada disampaikan Dandy Yudha Feryawan, Direktur Teknologi Digital Baru Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Dia menekankan pentingnya percepatan adopsi teknologi AI.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita tidak bisa terpisahkan dari AI. Indonesia saat ini berada dalam tahap early adopters dalam kurva AI, kurva teknologi. Artinya kita baru masuk ke dalam tahap memanfaatkan teknologi ini. Karena itu kita perlu dorong lebih lanjut lagi untuk bisa early majorities dan syukur-syukur kita bisa tahap ke innovators. Workshop (PANDAI) hari ini tujuannya untuk mengenalkan teman-teman bukan hanya sebagai pengguna AI saja,” ucapnya.

Inisiatif ini diharapkan dapat mempersempit kesenjangan antara antusiasme dan keterampilan teknis. Dengan kolaborasi erat antara komunitas, akademisi, dan pemerintah, Indonesia memiliki peluang besar untuk tampil sebagai pemain penting dalam lanskap AI global.

STEVY WIDIA

Exit mobile version