youngster.id - Pasar produk perawatan kulit (skincare) di Indonesia menunjukkan pertumbuhan pesat. Merujuk kepada data Nielsen, kategori skincare menjadi salah satu di antara 20 kategori yang berkembang pesat. Bahkan di tengah situasi lesu akibat Pandemi Covid-19, bisnis ini masih memiliki tren positif.
Riset dari SAC Indonesia, skin care menjadi pasar terbesar dari kosmetik dan personal care sepanjang tahun 2018. Adapun pasar skin care meraup keuntungan hingga US$2,022 juta, sedang pasar kosmetik dan personal care yang sebesar US$ 5,502 juta. Tak heran jika bisnis ini pun tumbuh pesat.
Pada tahun 2018 tercatat ada lebih dari 760 perusahaan yang bergerak di bidang kosmetik. Tahun ini, menurut Kementerian Perindustrian, industri kosmetika Indonesia diperkirakan naik sekitar 9%, dan diproyeksi akan terus bertumbuh 7,2% per tahun hingga 2021.
Pasar produk perawatan kulit ini tidak hanya dikuasai oleh produk impor. Para produsen dalam negeri juga mulai mendapat tempat di masyarakat. Para produsen menilai Indonesia memiliki potensi karena memiliki warisan formula skin care yang kaya dengan bahan baku alami yang melimpah. Salah satunya adalah Klinskin. Produk skincare ini hadir sejak tahun 2019, yang dikembangkan oleh Akbar Tanjung.
Menurut Akbar, ketertarikannya terjun ke bisnis perawatan kulit karena melihat pasar yang masih luas. Dia juga melihat kesadaran masyarakat terutama kaum hawa untuk merawat kesehatan kulit semakin tinggi dan menjadi kebutuhan yang harus diperhatikan di masa mendatang. “Saya melihat semakin banyak orang menyadari pentingnya menjaga dan merawat kesehatan kulit terutama di tengah paparan lingkungan sekarang ini,” kata Akbar kepada youngster.id.
Pria kelahiran Indramayu, 19 Agustus 1987 ini mengungkapkan, dia juga membaca bahwa pasar akan produk perawatan kulit masih luas untuk digarap. Apalagi ada kebutuhan dari sekitar 40 juta perempuan produktif akan produk ini. “Saya menilai Indonesia adalah market terbesar di Asia Pasifik. Potensi itu yang mendorong saya untuk terjun ke bisnis ini,” ujar Akbar lagi.
Berawal Dari Fashion
Sejatinya, Klinskin merupakan bisnis kedua Akbar. Sebelumnya ia berbisnis memasarkan produk-produk fesyen impor sejak tahun 2015. Dia menjual mulai dari dompet, ikat pinggang, hingga tshirt hingga tahun 2017.
Namun Akbar menyadari bahwa dia tidak bisa terus mengandalkan bisnis produk impor ini dan memutuskan untuk berubah haluan. “Saya berpikir kalau terus-terusan mengandalkan impor, ketika bisnis saya besar dan seiring bergantinya pemerintahan selalu ada kebijakan baru. Itu membuat saya cukup kerepotan terutama dalam memenuhi persayaratan ketika ingin mendatangkan barang impor,” ungkapnya.
Akbar pun lalu melirik bisnis skincare. Apalagi ada dukungan dari beberapa temannya untuk terjun ke bisnis perawatan kulit ini. Akhirnya, di tahun 2018 ia melakukan persiapan dan riset, dan memutuskan terjun ke bisnis perawatan kulit dengan produk awal adalah sabun batang.
“Saya melihat produk skincare tengah viral terutama produk dari Thailand dan Korea yang banyak masuk ke Indonesia. Saya jadi berpikir, seharusnya kita orang Indonesia bisa membuat produk yang lebih baik dari mereka dan diproduksi sendiri, di tempat sendiri dan di negeri sendiri,” kata Akbar.
Sarjana alumni Fakultas Ilmu Perikanan dan Kelautan Institut Pertanian Bogor itu akhirnya memutuskan untuk membuat produk perawatan kulit. Produk perdana dari perusahaan berbendera PT Pancasona Indomedia ini diklaim berkhasiat mencerahkan dan membersihkan kulit dengan aroma yang segar. Kini, selain sabun mandi, Klinskin juga menjual produk lotion.
Uniknya, ketika itu Akbar tidak memiliki pabrik untuk memproduksi produk. Akhirnya dia mendapat mitra untuk pabrikasi yaitu PT Adev Natural. Akbar pun membuat formula Klinskin yang melalui proses izin Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mulai diperkenalkan ke masyarakat sejak 2019.
Menurut Akbar, mendirikan usaha rintisan di bidang skincare ini tak membutuhkan modal awal yang terlalu besar. “Kalau nggak salah ingat, modal awal saya untuk ini sekitar Rp 50 sampai Rp 60 juta,” ungkapnya.
Diakui Akbar, awal memulai bisnis produk perawatan kulit ini tidak mudah. Produk Klinskin tidak langsung dapat diterima semua lapisan masayarakat. Toh, hal itu tak membuat Akbar patah semangat. Ia dan timnya dengan sabar terus memperkenalkan Klinskin.
“Karena ini brand baru kami butuh usaha yang besar untuk meyakinkan pelanggan bahwa produk kami ini bagus. Saat itu yang penting mereka bisa mencoba dulu. Ketika mereka sudah coba dan membuktikan produknya bagus, biasanya konsumen kalau sudah terbukti produk bagus akan bercerita ke tetangga atau ke temannya dan jadi buah bibir. Nah, kalau sudah begitu saya yakin akan bisa tumbuh dengan sendirinya,” kata Akbar dengan yakin.
Akbar mengklaim, selain memiliki aroma yang khas, sabun Klinskin bermanfaat membersihkan tubuh dan wajah dari kotoran dan minyak berlebih dengan kandungan olive oil dan bahan pilihan lainnya, sehingga tampak bersih, segar, lembab dan tetap sehat. “Keistimewaan sabun Klinskin pada warna, tekstur dan aroma yang khas,” klaimnya.
Disebutkan Akbar, untuk menjangkau pasar yang luas, pihaknya menggunakan jalur pemasaran online. Pasalnya, di era milenial, penjualan lewat media sosial dan website jadi lebih mudah. Apalagi produk yang telah teruji dan mendapat sertifikat dari BPOM ini dikemas dengan tampilan mewah dan elegan
“Kami juga selalu melakukan pemeriksaan di laboraturium pabrik, serta pengecekan secara random yang dikirim ke lab independen untuk mengecek kadar-kadar yang ada di dalam produk. Kami punya bukti otentik kalau produk kami aman,” tegas Akbar.

Persaingan Tidak Sehat
Akbar mengakui bisnis skincare memiliki peta persaingan yang cukup ketat. Toh, dia tidak khawatir selama persaingan usaha itu sehat. Bahkan, jika persaingan itu sehat akan membuatnya lebih bersemangat. Terutama dalam melahirkan inovasi dan kreatifitas baru yang berbeda dari kompetitornya.
“Jadi selama kami bisa memegang kepercayaan pelanggan, selama itu pula produk akan tetap diterima sama pelanggan. Artinya selama persaingannya sehat justru kami jadi lebih semangat dan termotivasi,” katanya.
Sayangnya, diakui Akbar, pihaknya harus mengalami persaingan yang tidak sehat. Ketika produk Klinskin sedang laku keras, ternyata ada pihak yang memproduksi dan memperdagangkan produk palsu dengan merek sama tapi tanpa izin edar. Akbar mengaku sempat tidak mengetahui akan hal itu hingga banyak pelanggan setia yang komplen. Selanjutnya, ia dan timnya melakukan investigasi ke lapangan.
“Kebanyakan konsumen mengeluhkan sabun yang dibeli ada yang aneh. Mulai dari harga jual yang lebih murah. Biasanya Klinskin dijual seharga Rp 98.000 per piece, namun oleh pelaku dijual setengah harga. Selain itu, aroma dan warnanya juga beda. Nah dari situ manajemen jadi lebih curiga,” kisahnya.
Akibat peristiwa itu, Akbar mengaku menderita kerugian hingga miliaran rupiah selama 8 bulan peristiwa pemalsuan itu terjadi.
Untunglah, kondisi tersebut cepat diatasi. Bahkan dia semakin memperkuat jajaran sumber daya manusia yang terlibat dalam bisnis ini. Akbar mengatakan para reseller maupun distributor yang memasarkan produk Klinskin tak dilepas begitu saja. Dalam hal pemasaran tim Klinskin turut memberikan edukasi maupun pelatihan bagi para penjual. Termasuk cara memasarkan produk dan membangun bisnis maupun penjualan mereka agar semakin berkembang.
“Cara ini mungkin yang menjadi pembeda kami dari bisnis sejenis. Jadi dari reseller dan distributor yang menjual produk kami, dibantu diberikan pelatihan untuk menjual produk. Jadi kami tidak melepas begitu saja. Kami memantau dan membimbing reseller yang aktif dan rajin agar mereka bisa maju dan berkembang. Itu model bisnis yang kami jalankan,” terang Akbar.
Tak hanya itu, Akbar juga juga menjaga keharmonisan dalam perusahaan yang mengelola 40 orang karyawan. Dengan begitu, bisnis produk perawatan kulit yang dikembangkan Akbar dapat bertahan meski diterpa badai pandemi Covid-19. Bahkan, Akbar sedang menyiapkan rencana pengambangan produk turunan perawatan kulit lain. Selain itu, produk Klinskin juga akan masuk ke pasar ritel di sejumlah jarinan supermarket.
“Jadi yang selama ini Klinksin hanya bisa dibeli secara online, kini kami akan memperluas jangkauan pemasaran melalui cara retail. Target lainnya, produk yang ada pada kami bisa menjangkau pasar Asia. Mudah-mudahan pandemi bisa segera berakhir dan kami bisa segera ekspansi ke luar negeri, dan menjadi produk kebanggaan Indonesia,” tutup Akbar.
======================
Akbar Tanjung
- Tempat Tanggal Lahir : Indramayu, 19 Agustus 1987
- Pendidikan Terakhir : Sarjana Ilmu Perikanan dan Kelautan, Institut Pertanian Bogor
- Usaha yang dikembangkan : Memproduksi produk perawatan kulit (sabun)
- Nama Usaha : Pancasona IndoMedia (Klinskin)
- Mulai Usaha : 2018
- Jabatan : Direktur Utama & Founder
- Modal Awal : sekitar Rp 50 juta
- Jumlah Karyawan : 40 Orang
======================
FAHRUL ANWAR
Editor : Stevy Widia