youngster.id - PT Amartha Mikro Fintek secara kumulatif telah menyalurkan modal usaha mencapai Rp28 triliun kepada lebih dari 2,8 juta UMKM di 50 ribu desa di seluruh Indonesia. Startup keuangan dengan layanan P2P lending ini berkolaborasi dengan puluhan institusi dan bank untuk pengawasan eksternal.
VP Public Relation of Amartha Harumi Supit mengungkapkan, perusahaan ini mengawali kiprahnya di pulau Jawa, lalu masuk ke Sumatera, Sulawesi dan Bali. Tahun lalu, Amartha juga melakukan ekspansi ke Kalimantan. Mayoritas mitra Amartha adalah kaum perempuan yang bergerak di sektor perdagangan, pertanian, dan industri rumah tangga.
“Di tengah kondisi segmen mikro yang menantang, Amartha memilih strategi pertumbuhan yang selektif. Tidak terlalu agresif memacu pertumbuhan pembiayaan, tapi lebih hati-hati demi menjaga kualitas. Sistem risk profiling diperkuat, termasuk dengan penggunaan teknologi artificial intelligence (AI). Kualitas pembiayaan pun bisa terjaga, dengan rasio kredit bermasalah atau NPL di kisaran 2% di bawah rata-rata industri peer to peer (P2P) lending,” ungkap Harumi dikutip Selasa (25/3/2025).
Menurut Harumi, perusahaan selektif dalam menyalurkan pinjaman, lewat sistem yang berlapis dan verifikasi ketat terhadap peminjam. “Kolaborasi dengan puluhan institusi dan bank menjadi keunggulan tersendiri bagi Amartha. Dengan adanya pengawasan eksternal yang terus-menerus, Amartha semakin siap dalam menghadapi audit dan pemantauan regulasi,” ujarnya.
Menurut Harumi, kini setiap peminjam wajib melewati proses verifikasi yang ketat, baik dari segi kelayakan finansial maupun usaha yang dijalankan. Termasuk memanfaatkan teknologi AI dan machine learning dalam sistem analisis risiko untuk memastikan setiap keputusan kredit berbasis data yang akurat.
“Selain itu, jumlah pinjaman yang diberikan relatif kecil, yaitu sekitar Rp 5 juta per mitra, sehingga risiko gagal bayar bisa lebih terkendali,” ujarnya.
Amartha juga memberikan pendampingan langsung di lapangan dan memperluas layanan keuangan inklusif melalui aplikasi AmarthaFin. Melalui aplikasi mitra mengakses berbagai layanan keuangan tambahan, seperti menjadi agen pulsa dan pembayaran digital, mengakses layanan B2B untuk kebutuhan bisnis, berpartisipasi dalam pendanaan dengan nominal mulai dari Rp 10 ribu serta membayar cicilan langsung melalui aplikasi.
“Sejumlah fitur baru di Amarthafin sebagai solusi keuangan digital untuk UMKM di pedesaan. Misalnya saja fitur celengan, yang bisa dijadikan solusi pendanaan yang inklusif dan bisa diakses semua segmen. Mulai dari Rp10 saja, mitra berkesempatan menikmati imbal hasil hingga 7,5%,” katanya.
Amarthafin juga kini sudah mendukung fitur Payment Point Online Bank (PPOB), sehingga memungkinkan pengguna melakukan pembayaran online untuk banyak keperluan, seperti membeli token listrik, pulsa, termasuk fitur zakat dan donasi.
“Perusahaan teknologi finansial pembiayaan alias fintech lending itu tidak hanya berfokus pada P2P lending, tetapi juga menciptakan ekosistem keuangan inklusif,” pungkas Harumi.
STEVY WIDIA
Discussion about this post