youngster.id - Startup digadang-gadang sebagai bisnis masa depan. Namun pada perjalanannya tak sedikit dari pemilik perusahaan rintiaan ini banyak mengalami kegagalan. Dibutukan strategi jitu agar calon startup dapat bertahan dan berkembang.
Arya Pradana Setiadharma, CEO PT Prasetia Dwidharma mengatakan bukan hal mudah ketika seseorang ingin merintis sebuah usaha dan terus membuat perusahaannya semakin berkembang.
“Yang jelas, always learning atau selalu mau belajar. Jangan pernah diri merasa sudah pintar, karena dunia selalu berubah terus begitupun juga teknologi selalu berubah terus,” ucap Arya kepada Youngster.id di acara The Founder Talks: How to Grow, scale and find your business, di Jakarta Digital Valley, Menara Multimedia belum lama ini.
Menurut dia, selalu belajar akan membuat setiap individu atau pelaku bisnis tersebut semakin mengerti problem dan kondisi bisnis yang telah di jalani. Bahkan ketika keberhasilan telah diraih.
“Mungkin yang dulu jago coding dan bahasa pemrograman lain mungkin sekarang sudah ketinggalan. Kemudian yang jago marketing juga harus tetap belajar ke digital marketing selain harus mau turun kelapangan juga. Jangan cepat merasa puas, teruslah belajar semakin hari zaman selalu berubah begitu pun teknologinya,” papar Arya.
Untuk mengembangkan bisnis startup, menurut Arya, dibutuhkah kolaborasi dengan pihak lain.
“Sebagai investor saya banyak membawahi beberapa startup. Jadi kalau ada startup yang stage nya masih kecil di awal-awal dan bisa meminta pendapat ke saya, saya mau masuk ke stage itu mungkin saya bisa masuk di angka 20 % sampai 25%. Tapi kalau dia sudah ada produk dan ada prototype saya coba sedikit masuk diangka kira-kira 15-20%. Selain itu, saya juga melihat dari jam terbang mereka sebagai contoh misal mereka pernah dan lulusan dari startup google dan memiliki tim yang bagus saya juga akan melihat hal itu ketimbang startup yang lulusan baru saya akan sedikit mendangarnya. Karena menurut saya founder itu sebagai driver dia yang memanage untuk mengarahkan inti bisnis nya nanti,” terang Arya.
Lelaki yang menekuni bidang kontraktor di bidang tower telekomunikasi menegaskan, dia juga kerap membuka pintu bagi para startup sociopreneur termasuk dalam hal dan bagaimana mengajukan sebuah proposal ke investor.
“Sebenarnya kalau dengan startup yang mengarah ke bidang sosial. Tentu saya lebih memilih dan melihat yang masuk sebagai social impact-nya sangat besar. Biasanya, ketika jalan nanti startup nya akan berusaha untuk melakukan e-goverment yaitu mulai dari berapa dana yang bisa di serap sama masyarakat CSR, termssuk dana milik perusahaan berapa mereka pasti sudah mengetahuinya. Nah kalau itu saya melihatnya untuk CSR karena ada impact-nya buat Indonesia. Tapi sebenarnya juga melihat dari sisi investasi perusahaan-perusahaan tetap ada profit terlebih kalau saya melihat dari social impact-nya dulu ketimbamg profinya,” tuturnya.
Arya mengaku kesuksesan yang selama ini didapatnya tak lepas dari peran dan sosok ayah. Dimana pesan positif yang diberikan orang tuanya selalu diingatnya ketika dirinya bisa mencapai kesuksesan di masa ini.
“Ketika saya baru memulai bisnis ayah saya berpesan dan saya selalu ingat dan terapkan pesannya itu sampai sekarang. Pesan beliau adalah satu orang yang sukses tentunya tak lepas perannya dari lingkungan sekitar. Maka carilah lima orang yang produktif dan sangat mau belajar dan ambilah sisi positif dari mereka itu untuk diri kalian masing-masing,” pungkas Arya.
FAHRUL ANWAR
Discussion about this post