Bank DBS Gandeng Jangjo Hadirkan Solusi Kurangi Sampah Makanan Di Kawasan Komersil

DBS Jangjo

Head of Group Strategic Marketing & Communications PT Bank DBS Indonesia Mona Monika dan Chief Executive Officer dan Founder Jangjo Teknologi Indonesia Joe Hansen. (Foto: stevywidia/youngster.id)

youngster.id - Data Kementerian Linkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyebut sampah organik dan sisa makanan mendominasi jumlah sampah di Indonesia saat ini. Ada 40,8% atau sekitar 19,5 juta ton sampah organic pada tahun 2022.

Menyadari tingginya sampah makanan yang mengancam lingkungan, Bank DBS Indonesia menggagas gerakan ‘Towards Zero Food Waste’ atau #MakanTanpaSisa. Kini, Gerakan ini berkolaborasi dengan startup pengelolaan sampah PT Jangjo Teknologi Indonesia (Jangjo) untuk mengatasi masalah sampah makanan di area komersial dengan mengusung sistem pengelolaan sampah berkonsep ekonomi sirkular.

Head of Group Strategic Marketing & Communications PT Bank DBS Indonesia Mona Monika mengatakan, gerakan #MakanTanpaSisa telah digagas sejak 2020 dan bekerja sama dengan berbagai mitra.

“Upaya ini untuk menekan sampah makanan agar tidak berakhir di tempat pembuangan akhir (TPA). Hasilnya, di tahun 2022, kami berhasil menyelamatkan sekitar 56.596 kg food impact atau meningkat 241% dibandingkan dengan tahun 2021,” kata Mona dalam jumpa pers, Rabu (12/4/2023).

Menurut Mona,sebelumnya gerakan #MakanTanpaSisa, pada tahun 2022 melalui kampanye More Sustainability Action, Less Waste Bank DBS Indonesia juga telah berkolaborasi dengan berbagai pihak. Mulai dari e-commerce seperti Blibli.com, Bukalapak, hingga pengelola sampah seperti Kebun Kumara, dan Waste4change.

“Kami yang memiliki visi yang sama, yakni mengatasi masalah sampah makanan. Kali ini kami juga memperluas ekosistem dengan menggandeng Jango,” ujarnya.

Sementara itu, Chief Executive Officer dan Founder Jangjo Teknologi Indonesia Joe Hansen mengatakan, sampah makanan terutama di daerah perkotaan seringkali luput dari perhatian masyarakat, padahal faktanya menyumbang lebih dari 50% dari komposisi sampah yang ada. Salah satunya dihasilkan dari beberapa titik pusat perbelanjaan dan hotel tempat di mana terdapat banyak usaha makanan dan minuman.

“Kami memiliki visi untuk menciptakan kehidupan yang berkelanjutan bagi masyarakat luas dan lingkungan. Oleh karena itu, melalui kerja sama ini, kami dapat meningkatkan kapasitas pengolahan sampah makanan dengan target 10 ton per hari. Hal ini membuat kami semakin dekat dengan ambisi kami untuk mereformasi pengelolaan sampah makanan di Indonesia,” katanya.

Menurut Joe, Jangjo telah menjangkau lebih dari 300 brand restoran termasuk pusat perbelanjaan ternama seperti Plaza Indonesia, PIK Avenue, Mall of Indonesia (MOI), Ashta, dan masih banyak lagi. Hasilnya, Jangjo telah mengolah satu ton sisa makanan per hari dari lokasi tersebut.

“Kini kami menargetkan penambahan pengolahan sisa makanan mencapai 10 ton per hari. Sehingga dengan demikian kami dapat memangkas 48.000 kg gas metana, serta mengurangi jumlah sampah makanan di area komersial wilayah operasional Jangjo secara umum hingga 50%,” katanya.

Kampanye Bank DBS Indonesia bersama Jangjo ini merupakan inisiatif yang berdampak positif bagi masyarakat, serta turut mendukung pelaksanaan Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 102 Tahun 2021 terkait pengelolaan sampah di kawasan komersial adalah tanggung jawab dari pemilik kawasan.

 

STEVY WIDIA

Exit mobile version