youngster.id - Industri kredit digital, termasuk Paylater terus memperlihatkan pertumbuhan positif, terutama dari sisi penggunaan. Hal ini mendorong PT Bank DBS Indonesia dan Kredivo meningkatkan limit joint financing menjadi Rp2 triliun.
Consumer Banking Director, Bank DBS Indonesia Rudy Tandjung mengatakan, dalam 2 tahun terakhir ini pihaknya melihat dampak signifikan dalam percepatan penyaluran kredit di sektor retail melalui Kredivo. Hal ini mendorong Bank DBS Indonesia meningkatkan limit joint financing ke Kredivo menjadi Rp2 triliun.
“Kami melihat masih banyak kesempatan strategis untuk memperkuat kolaborasi bersama Kredivo yang selaras dengan cetak biru Sistem Pembayaran Indonesia (SPI) 2025 Bank Indonesia untuk pengembangan open banking melalui interlink antara digibank by DBS dan fintech melalui Standar Open API,” kata Rudy dalam keterangannya, Rabu (20/7/2022).
Rudy menegaskan, peningkatan limit joint financing tersebut mempertegas komitmen jangka panjang kedua belah pihak untuk berkolaborasi dalam memberikan akses kredit yang inklusif melalui platform kredit digital bagi seluruh masyarakat Indonesia.
Sebelumnya, dalam Laporan Perilaku Konsumen E-commerce Indonesia yang diluncurkan Kredivo dan Katadata Insight Center tahun 2022, menunjukkan bahwa Paylater mengalami pertumbuhan dari sisi penggunaan, dengan 38% konsumen yang menggunakan Paylater saat berbelanja di e-commerce dalam satu tahun terakhir, meningkat dibandingkan tahun sebelumnya yaitu sebesar 28%.
Selain itu, adanya peningkatan persentase konsumen yang menggunakan Paylater lebih dari satu kali sebulan di tahun lalu dari 23% menjadi 27% di tahun ini. Hal ini menjadi sinyal baik akan potensi Paylater yang diharapkan dapat menjadi katalisator pertumbuhan ekonomi digital yang lebih inklusif di Indonesia.
CEO Kredivo Indonesia Umang Rustagi mengatakan, penambahan limit joint financing ini juga menjadi validasi akan potensi industri fintech dalam membuka akses kredit digital secara lebih cepat, mudah, dan terjangkau.
“Kerja sama yang terjalin dengan Bank DBS Indonesia ini juga memungkinkan kami untuk terus menghadirkan layanan kredit bagi lebih dari 5 juta pengguna kami, dan akan terus bertumbuh hingga puluhan juta pengguna dalam beberapa tahun ke depan,” kata Umang.
Sebelumnya sejak tahun 2020, Bank DBS Indonesia telah 2 tahun berturut-turut melakukan peningkatan limit joint financing kepada Kredivo. Bank DBS Indonesia pertama kali menyalurkan pendanaan sebesar Rp500 miliar, dan telah melakukan peningkatan limit joint financing pada tahun 2021 menjadi Rp1 triliun. Menurut Umang, hal ini membuktikan optimisme bank kelas dunia tersebut terhadap peran strategis fintech dalam mengakselerasi penyaluran kredit ritel.
“Melalui kerja sama yang solid dengan pihak perbankan seperti Bank DBS Indonesia, kami optimistis bahwa kedepannya akses layanan keuangan digital di Indonesia akan semakin inklusif dan dapat dinikmati oleh berbagai lapisan masyarakat,” pungkasnya.
STEVY WIDIA
Discussion about this post