Banyuwangi Targetkan Smart Kampung Untuk 145 Desa di 2017

Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas (kiri) dengan program Smart Kampung. (Foto: Istimewa/Youngsters.id)

youngster.id - Ingin mempercepat pelayanan publik di tingkat desa, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi melakukan percepatan sambungan fiber optik ke seluruh desa. Untuk itu, Pemkab Banyuwangi menandatangani nota kesepahaman dengan PT Indonesia Comnets (Icon) Plus, perusahaan penyedia dan pengembang jasa teknologi informasi dan komunikasi (TIK).

Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas, mengatakan, pihaknya telah menjalankan program “Smart Kampung” yang merupakan program pengembangan desa terintegrasi dengan memadukan antara penggunaan TIK berbasis serat optik, peningkatan kualitas pelayanan publik, kegiatan ekonomi produktif, peningkatan pendidikan-kesehatan, dan upaya pengentasan kemiskinan.

“Syarat ‘Smart Kampung’ adalah ketersediaan TIK sebagai tulang-punggung percepatan pelayanan publik di tingkat desa, sehingga kita butuh fiber optik sampai ke desa-desa,” ujar kepala wilayah berjuluk Sunrise of Java ini.

Untuk itu dia menargetkan 145 desa sudah tersambung fiber optic dan infrastruktur TIK. Sebagai kabupaten terluas di Pulau Jawa, sambung Anas, jarak desa dan pusat kota di Banyuwangi bisa sangat jauh. Waktu tempuh dari desa terujung ke pusat kota bisa mencapai 3 jam. Luas Banyuwangi yang mencapai 5.700 kilometer persegi kerap membuat pelayanan publik banyak memakan biaya. Warga yang membutuhkan dokumen kependudukan harus menuju ke kantor kecamatan atau pusat kota yang cukup jauh lokasinya.

“Dengan Smart Kampung, urusan itu diselesaikan di tingkat desa. Tapi tentu butuh jaringan TIK yang kuat karena yang berjalan adalah datanya, bukan orangnya. Saat ini sebagian desa sudah menerapkan Smart Kampung, termasuk yang cukup jauh dari pusat kota seperti di Kecamatan Genteng, Muncar, dan Glenmore. Juga ada di Kecamatan Licin dan Wongsorejo. Memang belum semua, baru sekitar 44 desa, oleh karena itu tahun depan kita tuntaskan 145 desa harus sudah tersambung fiber optik,” papar Anas.

Percepatan pemasangan infrastruktur teknologi informasi ini, kata Anas, juga sebagai salah satu cara pemerintah meningkatkan daya saing daerah, selain membangun infrastur jalan, jembatan, dan bandar udara.

“Infrastruktur TIK ini tidak hanya berfungsi untuk mempercepat pelayanan publik, tapi juga meningkatkan daya saing warga desa secara umum, karena bisa dimanfaatkan untuk belajar, berbisnis, menambah jejaring, dan sebagainya,” papar dia.

Pelaksana tugas (Plt) Direktur Niaga PT Icon Plus, Ardian Kholid, mengatakan, pihaknya optimistis target 145 desa tersambung fiber optik bisa tuntas pada tahun depan.

“Percepatan ini dimungkan karena kami memanfaatkan instalasi tiang listrik PLN yang saat ini sudah tersedia. Kami adalah satu-satunya perusahaan penyedia jaringan fiber optik yang memiliki rail of way (ROW) di seluruh tiang listrik PLN. Jadi kami bisa melakukan pemasangan jaringan dengan lebih cepat karena tidak perlu melakukan penggalian di bawah,” kata Ardian.

Saat ini, kata Ardian, fiber optik merupakan satu-satunya jaringan tercepat dalam menghadirkan konektivitas. Kecepatannya mencapai 5 Mbps di tiap desa sangat bisa dimanfaatkan untuk mengembangkan potensi desa.

“Fiber optik ini seperti jalan tol yang bisa mengangkat potensi desa secara cepat ke kancah luas,” tambahnya.

STEVY WIDIA

Exit mobile version