youngster.id - Laporan perdana “Kantar BrandZ Top 30 Most Valuable Southeast Asian Brands”, menyebutkan Bank Central Asia (BCA) menjadi merek dengan valuasi tertinggi di Asia Tenggara dengan nilai US$23,5 miliar.
Berdiri pada 1957, BCA menjadi pionir transformasi digital di sektor jasa keuangan lewat layanan perbankan selulernya. BCA juga memiliki jaringan luas di seluruh wilayah kepulauan Indonesia, serta jangkauan regional yang tengah berkembang.
Jajaran 30 merek dengan valuasi tertinggi—yang mencakup Vietnam, Thailand, Indonesia, Malaysia, Filipina, dan Singapura—memiliki valuasi gabungan senilai US$119,6 miliar.
Indonesia diwakili delapan merek dalam jajaran 30 besar, dan menguasai porsi terbesar dari total valuasi merek, yakni sebesar 43%. Singapura diwakili 10 merek, jumlah terbanyak di antara enam pasar lainnya, yang menguasai 35% valuasi total.
Dua per tiga merek dalam peringkat 30 besar berasal dari kategori Jasa Keuangan dan Telekomunikasi, serta berkontribusi sebesar 79% terhadap seluruh valuasi merek dalam peringkat tersebut. BCA merupakan salah satu dari 11 bank yang menempati jajaran 30 besar, dan salah satu dari lima bank dalam jajaran 10 besar. Prestasi BCA mencerminkan posisi bank tersebut sebagai merek tunggal dan terpadu yang dinilai konsumen sebagai merek yang menonjol dan relevan.
Kategori terbesar kedua adalah Telekomunikasi, menyumbangkan sembilan merek yang menguasai seperlima dari total nilai valuasi. Berikutnya, sektor Ritel menguasai 8% dari total nilai, dan Layanan Pariwisata dengan 6%.
Menurut laporan itu, merek-merek terbaik di Asia Tenggara memperoleh sebagian besar pendapatan mereka dari dalam negeri. Hanya 20% dari merek-merek ini meraih pendapatan di pasar internasional. Maka, hal ini menjadi peluang bagi merek-merek tersebut untuk merambah wilayah baru untuk meningkatkan valuasi.
Selain itu, dengan membina hubungan pelanggan di pasar lokal, merek-merek Asia Tenggara memiliki Demand Power tertinggi dibandingkan pasar-pasar lain dalam pemeringkatan Kantar BrandZ. Indikator Demand Power mengukur kemampuan sebuah merek dalam menarik minat konsumen untuk membeli produk.
Katie McClintock, Managing Director Asia Tenggara Kantar mengatakan, merek-merek ini berkontribusi besar bagi perusahaan yang berada di baliknya, terutama dengan menghubungkan konsumen dan beradaptasi dengan perubahan kebutuhan konsumen. Di wilayah yang berubah dengan cepat, beraneka ragam, dan berkembang pesat ini, sebuah merek harus memiliki ketangkasan—dan, jajaran 30 merek terbaik ini sukses menjadi merek yang relevan.
“Merek-merek ini memiliki potensi pertumbuhan yang masif jika mampu memperluas keunggulannya di pasar lokal dengan merambah pasar Asia lain, bahkan pasar global,” kata McClintock, dikutip Senin (17/7/2023).
10 Besar Merek dengan Valuasi Tertinggi di Asia Tenggara pada 2023 versi Kantar BrandZ
Peringkat 2023 | Merek | Kategori | Valuasi Merek pada 2023 (USD juta) | Negara Asal |
1 | BCA | Jasa Keuangan | 23.447 | Indonesia |
2 | DBS | Jasa Keuangan | 11.755 | Singapura |
3 | BRI | Jasa Keuangan | 8,644 | Indonesia |
4 | UOB | Jasa Keuangan | 7.180 | Singapura |
5 | AIS | Telekomunikasi | 6.801 | Thailand |
6 | Mandiri | Jasa Keuangan | 6.596 | Indonesia |
7 | Telkomsel | Telekomunikasi | 4.661 | Indonesia |
8 | Shopee | Ritel | 4.593 | Singapura |
9 | Marina Bay Sands | Layanan Pariwisata | 4.433 | Singapura |
10 | True | Telekomunikasi | 3.134 | Thailand |
Berdasarkan analisis, tren lain dari Top 30 Most Valuable Southeast Asian Brands ini menyebutkan, merek-merek di Asia Tenggara termasuk merek dengan aspek kepercayaan tertinggi kedua di dunia. Merek-merek yang paling tepercaya cenderung berkembang dengan pesat dan konsisten, khususnya di tengah kondisi yang tidak pasti. Indomie (No.15; US$2,4 miliar) memimpin kategorinya dalam jajaran 30 besar, dan berhasil memperoleh kepercayaan konsumen dengan menawarkan cita rasa yang telah digemari selama beberapa generasi.
Selain itu, merek-merek yang dinilai konsumen “sangat melengkapi kesehariannya” memiliki Demand Power dua kali lipat lebih besar dari merek-merek lain yang kurang relevan dengan kehidupan konsumen. Platform Grab asal Malaysia (No.19; $2,0 miliar) dinilai konsumen sebagai merek yang paling relevan. Grab menawarkan layanan lengkap sehingga menjadi pilihan konsumen untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari—termasuk GrabCar, GrabFood, dan layanan pengantaran barang GrabExpress.
Adji Saputro, Head of Brand Guidance Solutions APAC Kantar mengatakan, merek-merek dengan valuasi tertinggi di Asia Tenggara mampu berkembang setelah tampil sebagai merek yang sangat relevan bagi konsumen. Hal ini menjadi kunci pertumbuhan ketika anggaran belanja semakin terbatas.
Maka, sebuah perusahaan harus mengubah pola pikir agar mendapatkan kepercayaan konsumen ketika prioritas konsumen terus berkembang. Di sisi lain, perusahaan juga harus menghadirkan keunikan yang ditawarkan mereknya. Dengan demikian, kedua langkah ini harus dijalankan oleh perusahaan secara berimbang.
“Merek-merek harus tetap berkomunikasi; tidak menghemat anggaran komunikasi, serta menyampaikan pesan yang relevan dari sisi budaya, dan memperlihatkan perannya dalam keseharian konsumen,” kata Adji. (*AMBS)
Discussion about this post