youngster.id - Untuk ketiga kalinya Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Indonesia akan mengikuti festival seni kreatif dan teknologi South by Southwest (SXSW) di Amerika Serikat (AS), pada 8-17 Maret 2019. Kali ini Bekraf akan memboyong program baru yakni Hello Dangdut.
Deputi Pemasaran Bekraf Joshua Puji Mulia Simanjuntak mengungkapkan, ide membawa dangdut ke pasar internasional sudah lama dikaji.
“Untuk bisa dibawa ke pasar internasional, harus dihadirkan di acara yang pengunjungnya open minded. SXSW ini cocok,” kata Joshua belum lama ini di Jakarta.
Untuk program Hello Dangdut, pendiri Aksara Records, David Tarigan telah ditunjuk sebagai pengelola. Saat ini, ia masih mengkaji selera musik masyarakat AS. Ia pun berkonsultasi dengan para pemusik di Negeri Paman Sam. “Kami kaji ke pemusik sampai DJ di sana. Mungkin wujudnya akan seperti club dangdut,” kata David.
Industri kreatif memang menjadi salah satu andalan Indonesia. Karena itu, selain dangdut Bekraf bakal memboyong perusahaan rintisan yang inovatif untuk menampilkan produknya di festival tersebut. Di antara produk yang bakal diperkenalkan pada ajang SXSW adalah simulasi kendaraan oleh Saft7Robotics.
Sebelumnya, Bekraf sudah membawa enam startup ke SXSW 2018 yaitu Kata.ai, Seruniaudio, Saft7robotics, Squline, Digital Happiness, dan Mycotech. Startup jebolan program Telkomsel NextDev, Vestifarm pun hadir. Sementara di bidang perfilman, pemenang festival film pendek Minikino pun turut serta.
Dari penyelenggaraan SXSW 2018 itu, Founder Mycotech Areka Bentang menyampaikan bahwa hak kekayaan intelektual (HKI) perlu menjadi perhatian. Sebab, ada kekhawatiran produknya ini ditiru oleh orang lain sementara hasil karyanya ini belum terdaftar.
Sementara itu, CEO dan Co-Founder Squline.com Tomy Yunus menyampaikan, perusahaannya memeroleh rekanan bisnis setelah mengikuti SXSW 2018. “Saat bertemu Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Houston, kami sign contract untuk kelas bahasa Indonesia secara online,” ujarnya.
STEVY WIDIA
Discussion about this post