Bernardus Boy Dozan : Wujudkan Mimpi Melalui Game

Bernardus Boy Dozan, Founder & CEO studio game Joyseed Gametribe (Foto: Fahrul Anwar/Youngsters.id)

youngster.id - Industri games di Indonesia sedang hebat-hebatnya. Ini terlihat dari nilai industrinya. Jika pada tahun 2014, nilai industri game hanya sekitar US$ 180 juta, sekarang angkanya meningkat drastis hingga mencapai lebih dari US$ 600 juta. Diramalkan, pelaku industri ini siap menjadi tuan rumah di negeri sendiri dengan meraih market share lokal sebesar 50% pada tahun 2020.

Jika dilihat dari pertumbuhannya, industri games Indonesia meningkat sekitar 70% setiap tahunnya. Bahkan, pertumbuhan ini merupakan peringkat kedua dunia tercepat, hanya kalah dari India. Potensi terbesar industri game adalah pada mobile game. Bahkan, Indonesia memiliki taksiran market size sebesar US$ 20 juta, atau sekitar lebih dari Rp 2 triliun pada tahun 2016. Kondisi ini memang berbanding lurus dengan penetrasi penggunaan smartphone di Tanah Air yang terus bertumbuh pesat. Kini mulai banyak game buatan lokal yang bisa menembus top Play Store.

Salah satunya adalah Joyseed Gametribe. Studio game yang masih tergolong baru ini mampu memikat lewat game “DayDream: The Beginning”. Keunggulan game ini ada pada gaya grafis dan art yang memukau. “Kekuatan DayDream ada pada art dan IP-nya,” klaim Bernardus Boy Dozan, CEO dari Joyseed Gametribe kepada Youngsters.id.

Game ini pertama kali diperkenalkan pada ajang In Game Festival April 2016 di Yogyakarta. Menurut Boy, DayDream menggabungkan unsur petualangan (RPG) dan strategi (RTS) menjadi satu kesatuan. Karakter dalam game ini adalah Mondo, seorang gembala domba yang ingin jadi satria. Dia ditemani sahabatnya Flanked mengikuti program perekrutan dari kerajaan Verdante.

Game bergenre endless arcade ini akan menguji ketangkasan dari pemainnya. Para pemain harus mengalahkan waktu lewat mengendalikan Mondo saat menyerang target. Jika pemain menekan tombol yang salah, maka permainan pun berakhir, dan pemain harus mengulang dari awal untuk mendapatkan skor yang lebih tinggi.

“Game itu seperti media, bisa kasih pesan positif, bisa juga negative. Nah, di game aplikasi ini kami ingin memberikan hal itu,” ungkap pemuda pemenang Board Game Challege 2015 itu lagi.

Game Daydream ini memiliki beberapa karakter yang biasa tapi menjadi pahlawan. “Kami ingin memberi pesan bahwa meski kamu itu seperti pengembala domba yang hina-dina tapi mempunyai cita-cita mulia dan terus mencoba pasti akan bisa meraih harapan itu,” tambah Boy.

 

Mimpi Besar

Impian juga yang membuat pemuda kelahiran Surabaya, 26 Juli 1991 ini membangun JoySeed Game Tribe pada tahun 2015. “Mimpi saya adalah bisa besar dengan game,” ujarnya. Kecintaan pada dunia game sudah ada sejak kecil. Namun ternyata tidak mudah untuk bisa mewujudkan mimpinya itu. Boy harus berjuang dari nol.

Demi mengejar cita-cita itu Boy mengambil pendidikan di bidang desain dan aplikasi art di Universitas Kristen Petra. Namun ilmu itu belum cukup untuk bisa membangun sebuah perusahaan game yang ideal. “Saya hanya bisa bikin board game karena basic saya adalah art. Ketika itu, kalau mau bikin game digital belum ada mitra dan teman programmer,” ungkapnya.

Demi mewujudkan mimpinya, Boy pun memutuskan pindah ke Jakarta dan bekerja sebagai junior artis di beberapa perusahaan pengembangan game. Pengalaman yang diperoleh membuat dia memberanikan diri membangun usaha game development dengan menggandeng sejumlah teman. “Pengalaman dari bekerja membuat saya memutuskan untuk membuka usaha sendiri,” ujarnya. Modalnya dari tabungan dan keyakinan.

“Sebetulnya kalau dihitung secara materi saya nggak tahu ya. Pastinya modal awalnya believe something. Jadi buat hidup selama dua tahun nilainya lumayan sama untuk bayar outsource, kira-kira puluhan juta,” ucap Boy sambil tersenyum.

Usaha game developer ini dalam perjalanannya sedikit terhambat karena Boy mengaku sering gonta-ganti patner. “Tapi saya nggak menyerah sampai akhirnya lahirlah Game Daydream ini. Ini merupakan produk dari Joyseed sebagai perusahaan, dan saya juga bertemu Joseph patner yang sampai sekarang bersama membangun ini,” katanya lagi.

 

"DayDream : The Beginning" merupakan game besutan Bernardus Boy melalui studi gamenya Joyseed Gametribe (Foto: Istimewa/Youngsters.id)
“DayDream : The Beginning” merupakan game besutan Bernardus Boy melalui studi gamenya Joyseed Gametribe (Foto: Istimewa/Youngsters.id)

 

Pameran

Game yang dikembangkan oleh Joyseed Gametribe menggunakan Unity Engine untuk perangkat mobile dan tablet. Berbekal game tersebut pemuda yang pernah masuk Top 10 Line Sticker Contest 2015 ini memberanikan diri ikut pameran di In Game Festival April 2016 di Yogyakarta. Di pameran inilah mereka memperkenalkan produk game DayDream ini dan mendapat tanggapan positif. Bahkan, DayDream memenangkan Best Game Art di ajang tersebut.

“Banyak feedback yang didapatkan tentang game kami dari orang-orang yang mencoba game itu, sehingga kami belajar banyak tentang kekurangan dari game itu. Banyak saran untuk memperbaiki DayDream lebih baik lagi,” lanjutnya.

Hal ini membuat kepercayaan diri Boy semakin terbangun. Apalagi Joyseed lolos seleksi untuk ikut serta pada Casual Connect Asia 2016 di Singapura. Ini adalah konferensi game terbesar di Asia. “Acara ini mempertemukan banyak pihak di game industri, mulai dari developer, publisher, media, hingga advertisement, di mana kita saling berkenalan dan berkoneksi satu sama lain. Kami sangat bangga bisa terlibat di dalam acara terebut,” kata Boy.

Sebagai “pemain” indie di industri game, Boy mengaku belum memberi kiprah berarti. Namun dia tidak berkecil hati. Bahkan, dia dapat belajar dengan sesama game developer lain. “Sebenarnya antar sesama game aplikasi di Indonesia tidak ada persaingan, dan bagusnya industri aplikasi game ini saling support. Kue-nya masih besar dan kami nggak perlu rebutan dan bisa dibagi-bagi. Kalau memang ada persaingan kita tinggal berusaha untuk selalu berinovasi,” papar Boy.

Menurut Boy, industri game Indonesia selalu berubah. Oleh karena itu, besar harapannya akan makin banyak aplikasi game mobile milik anak Indonesia bersanding dengan aplikasi game internasional.

“Kami tidak akan pernah berhenti belajar. Kami akan meneruskan membangun game ini dan melakukan berbagai inovasi sehingga apa yang kami kerjakan akan menarik perhatian lebih banyak pecinta game> Dengan begitu bisa survive dan terus berkembang serta melahirkan berbagai game baru yang bisa tampil ke dunia internasional,” janji Boy.

 

===========================================

Bernardus Boy Dozan Poernama

Prestasi :

===============================================

 

FAHRUL ANWAR

Editor : Stevy Widia

Exit mobile version