youngster.id - Dunia industri dan bisnis kini diramaikan oleh perkembangan teknologi Artificial Intelligence (AI). Di dorong investasi besar-besaran dari perusahaan teknologi raksasa seperti Microsoft, Google, dan Meta, AI berkembang semakin pesat dan bahkan diramalkan akan mengubah banyak hal di berbagai sisi dari mulai dunia kerja, operasi perusahaan, pelayanan publik, bahkan mungkin, kehidupan sehari-hari.
Investasi pada teknologi AI sangat besar. Pada tahun 2019 saja, startup berbasis AI menerima suntikan pendanaan sebesar US$18,5 miliar. Investasi keseluruhan di sektor ini diperkirakan hampir mencapai UUS$100 miliar pada tahun 2023.
Gartner memperkirakan pasar AI mempunyai potensi pertumbuhan yang besar. Nilainya diprediksi akan mencapai US$ 126 miliar pada 2025. Dorongan besar dari para investor menjadi salah satu faktor utama banyak perusahaan harus tanggap dalam menyesuaikan diri dan turut menyertakan AI dalam sektor bisnisnya.
Dalam sesi diskusi bertema ‘Make Friends with AI: Boost The Productivity’ pada forum kegiatan Wealth Wisdom 2023 yang diselenggarakan oleh PermataBank, Ayu Purwarianti selaku Kepala Pusat AI ITB dan Dayu Dara Permata selaku CEO Pinhome mendiskusikan bagaimana kesiapan Indonesia menerima AI sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari.
Menurut Ayu, AI pada dasarnya dibuat untuk membantu pekerjaan manusia. Untuk itu, diperlukan reskilling dan upskilling agar berbagai profesi dapat menggunakan AI dengan bijak dan tepat.
“Salah satunya adalah post processing dalam mengelola informasi yang sudah dikumpulkan AI karena memiliki risiko ketidakakuratan informasi yang cukup tinggi.”
Sementara itu, Dara menjelaskan bahwa kini perusahaan harus mulai terbuka dengan penggunaan AI dalam berbagai aspek operasional bisnis bila tidak ingin tertinggal dan untuk dapat bersaing.
Menurut dia, setidaknya terdapat tiga strategi yang dapat diterapkan untuk penerapan AI dalam perusahaan. Pertama, manfaatkan dengan baik teknologi AI yang sudah tersedia. Kedua, terapkan penggunaan AI dalam berbagai aspek operasional bisnis. Ketiga, investasikan waktu untuk menyusun ‘prompt’ yang tepat dalam penggunaan AI.
“Setidaknya, tiga hal tersebut telah kami terapkan oleh Pinhome sebagai salah satu e-commerce yang menyediakan kebutuhan transaksi properti di Indonesia,” ungkap Dara.
Menurut Dara, AI akan menjadi potensi besar untuk memudahkan berbagai pekerjaan dan dapat diterapkan sebagai mitigasi berbagai masalah di Indonesia. Ini menjadi keuntungan bagi perusahaan agar dapat menciptakan manajemen bisnis yang akuntabel, transparan, cepat dan reliable. (*AMBS)
Discussion about this post