Berupaya Atasi Isu Lingkungan di Industri Fashion, SukkhaCitta Gelar Pameran KAPAS

SukkhaCitta - Pameran KAPAS

Berupaya Atasi Isu Lingkungan di Industri Fashion, SukkhaCitta Gelar Pameran KAPAS (Foto: Istimewa/youngster.id)

youngster.id - Wirausaha sosial yang bergerak di industri fashion SukkhaCitta, menggelar pameran KAPAS pada 15 April hingga 15 Mei 2022 di pusat perbelanjaan Ashta District 8, Jakarta. Acara ini bertujuan membangun kesadaran masyarakat akan isu lingkungan di industri fashion.

Pada kesempatan ini, SukkhaCitta menceritakan proses pembuatan pakaian, dan memperlihatkan cara yang lebih ramah lingkungan untuk menghasilkan dampak positif, yaitu melalui Tumpang Sari, sebuah teknik pertanian regeneratif, warisan leluhur Indonesia yang memerhatikan keberlangsungan lingkungan.

Founder SukkhaCitta Denica Riadini-Flesch mengatakan, industri fashion memang butuh berbagai pembaharuan agar bisa terus bertumbuh dan memberikan dampak positif kepada masyarakat. Hingga saat ini, industri fashion menyumbang sebesar 10% dari emisi karbon global dan hanya kurang dari 2% pekerja di bidang tersebut mendapatkan penghasilan yang layak. Untuk itulah, SukkhaCitta hadir di Indonesia untuk memberdayakan perempuan di daerah perkampungan Jawa Tengah dan Jawa Timur sembari membangun industri busana yang lebih hijau dan ramah bagi dunia.

“Melalui pameran KAPAS ini, kami hendak mengajak masyarakat untuk menyaksikan perjalanan ketika kami diperkenalkan dengan kearifan lokal nenek moyang kita dari petani-petani kapas yang sudah semakin sedikit di Indonesia. Kami ingin memperkenalkan metode Tumpang Sari yang bukan hanya ramah lingkungan namun juga dapat memaksimalkan produksi kapas. Kita dapat berkaca pada kisah Ibu Kasmini yang setelah menerapkan metode Tumpang Sari, kini beliau tidak perlu lagi membeli bahan kimia yang mahal dan beliau pun bisa mendapatkan hasil panen sebanyak enam kali lipat dari jumlah panen sebelumnya,” jelas Denica, dalam keterangan pers, Senin (25/4/2022).

Sejak tahun 2016, kehadiran SukkhaCitta telah memberikan dampak pada lebih dari 1.400 kaum perempuan di seluruh Indonesia. Dengan akses pasar yang lebih adil, SukkhaCitta juga telah sukses membangun kesejahteraan masyarakat lewat peningkatan penghasilan dari pengrajin dan petani kecil binaannya sebesar 60%. Tidak hanya itu, pelatihan pewarnaan alam dan daur ulang yang secara konsisten terus dilakukan telah mencegah lebih dari 1,2 juta liter air terkontaminasi dengan limbah beracun, di mana saat ini SukkhaCitta telah meregenerasi 20 hektar tanah gersang melalui program penghijauan dan penanaman hutan serta pertanian regeneratif.

Pada tahun 2018, SukkhaCitta mendapatkan dana hibah dari Bank DBS Indonesia melalui DBS Foundation pada program DBS Foundation Social Enterprise (SE) Grant. Dana tersebut digunakan untuk memberikan pelatihan kepada lebih banyak pengrajin lokal, serta meningkatkan kapasitas produksi. Selain memberikan dana hibah, DBS Foundation juga memberikan bimbingan kepada SukkhaCitta untuk membantu mereka mengatasi berbagai tantangan bisnis.

“Bank DBS Indonesia melalui DBS Foundation senantiasa mendukung perkembangan wirausaha sosial di Indonesia yang berusaha menyelesaikan permasalahan sosial maupun lingkungan dengan menciptakan dampak positif. Kami menyediakan dukungan melalui berbagai program, dimulai dari sesi mentoring hingga dana hibah. Kami turut senang ketika pelatihan yang kami lakukan dapat memberikan dampak nyata terhadap perkembangan SukkhaCitta,” ujar Head of Group Strategic Marketing & Communications, PT Bank DBS Indonesia Mona Monika.

 

HENNI SOELAEMAN

Exit mobile version