Minggu, 28 September 2025
No Result
View All Result
youngster.id
Pratesis Ads
  • News
  • Technopreneur
  • Creativepreneur
  • Sociopreneur
  • Innovation
  • Youth Development
No Result
View All Result
youngster.id
  • News
  • Technopreneur
  • Creativepreneur
  • Sociopreneur
  • Innovation
  • Youth Development
No Result
View All Result
youngster.id
No Result
View All Result
Home Headline

Bioteknologi di Sektor Pertanian, Ini Dampaknya bagi Petani

2 Februari 2024
in Headline
Reading Time: 3 mins read
Bioteknologi pertanian

Bioteknologi di Sektor Pertanian, Ini Dampaknya bagi Petani (Foto: Ilustrasi)

0
SHARES
0
VIEWS

youngster.id - Pertanian di Indonesia terus dihadapkan pada faktor pengancam produktivitas. Pemerintah sendiri sudah sangat terbuka dan mendukung upaya-upaya pengembangan inovasi bioteknologi, misalnya budidaya tanaman dan benih bioteknologi atau Produk Rekayasa Genetika (PRG).

Namun, proses riset yang panjang dan regulasi yang kompleks membuat distribusi benih bioteknologi di Indonesia cenderung lebih lambat dibanding negara lain.

“Perubahan iklim, hama yang semakin kebal pada produk perlindungan tanaman, dan lahan yang semakin berkurang membuat petani sulit memenuhi kuota produksi pangan dan harus mengimpor dari negara lain. Pada akhirnya ketahanan pangan nasional kita bisa terancam jika tidak ada intervensi di bidang sains dan teknologi,” kata Direktur Eksekutif CropLife Indonesia Agung Kurniawan, Jum’at (2/2/2024).

Menurut Agung, d berbagai negara seperti Filipina, benih-benih dan tanaman bioteknologi sudah diakses petani dan hasilnya juga dikonsumsi publik secara luas berbarengan dengan versi konvensional.

“Kami berharap Indonesia bisa segera menyusul langkah baik tersebut. Kami telah berupaya mengadvokasi praktik pertanian modern ini agar terus didukung pemerintah dan tentunya mendapat penerimaan baik oleh masyarakat,” tambahnya.

Diklaim Agung, salah satu aksi yang dilakukannya termasuk mengedukasi petani tentang pemakaian produk perlindungan tanaman, melawan peredaran produk palsu, dan tentunya menjaga upaya pertanian berkelanjutan lewat bioteknologi pertanian.

Baca juga :   Pelanggan Itu Aset Penting Bagi Pertumbuhan Perusahaan

Meskipun benih bioteknologi telah banyak mendapat pernyataan aman dari berbagai lembaga riset dunia, namun masih sering terdapat persepsi yang tidak tepat seputar produk tersebut.

Biotechnology and Seed Manager CropLife Indonesia Agustine Christela Melviana menegaskan tanaman dan benih yang dikembangkan dengan ilmu bioteknologi aman dikonsumsi.

Menurutnya, keamanan bioteknologi telah dikaji secara menyeluruh oleh berbagai lembaga riset dan kesehatan dunia seperti Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO), dan Badan Perlindungan Lingkungan Hidup Amerika Serikat (EPA).

“Kalau di Indonesia, kita punya Komisi Keamanan Hayati yang ditopang oleh Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 21 tahun 2005 (PP No. 21/2005) tentang Keamanan Hayati untuk Produk Rekayasa Genetika yang memastikan keamanan PRG, baik untuk keamanan pangan, pakan maupun lingkungan,” kata Agustine..

Pernyataan senda disampaikan Guru Besar Mikrobiologi dan Bioteknologi Molekuler Institut Pertanian Bogor (IPB) dan Anggota Tim Teknis Keamanan Hayati KLHK Prof. Dr. Ir. Antonius Suwanto M.Sc. Menurutnya, penggunaan benih bioteknologi sangat berpihak pada petani. Teknik-teknik bioteknologi moderen seperti benih PRG ataupun benih hasil penyuntingan gen (genome editing), memang dirancang dan dikembangkan oleh peneliti dengan tujuan untuk meminimalisir potensi hasil kehilangan petani.

“Produk-produk bioteknologi pertanian seperti benih ini sangat berguna bagi petani kecil, karena tanaman akan mempunyai sifat-sifat yang lebih unggul seperti lebih adaptif terhadap perubahan cuaca ekstrem ataupun memiliki ketahanan yang lebih tinggi terhadap hama dan penyakit jika dibandingkan dengan benih konvensional/non-PRG. Kalau mengandalkan benih konvensional saja, petani akan sulit bertahan menghadapi perubahan iklim ataupun Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) yang akan selalu ada dan hal-hal ini akan menyebabkan penurunan hasil panen dari petani. Tentu saja pengelolaan (bioteknologi) di lapang selalu memperhatikan aspek ekologis dan sustainability,” jelas Anton.

Baca juga :   Pembangunan Palapa Ring Jadi Peluang Bisnis Bagi UKM

Anton turut membagikan temuan J. GM Crops & Food yang menyatakan bahwa adopsi benih bioteknologi ke pertanian dunia terbukti meningkatkan pendapatan petani secara signifikan. Di tahun 2020, peningkatan pendapatan petani global mencapai US$18,8 miliar. Jika dirinci, nilai pendapatan petani di negara berkembang naik 52%, petani di negara maju naik 48%. Naiknya pendapatan itu berasal dari peningkatan produksi dan penghematan biaya seperti input pertanian (agricultural input) dan biaya operasional lain.

Sebagai gambaran, benih bioteknologi membantu petani melindungi 23,4 juta hektar habitat alami, setara seperti luas Vietnam digabung dengan Filipina dan teknologi ini telah mengurangi emisi gas rumah kaca dengan jumlah yang setara seperti mengurangi 15,6 juta mobil di jalan. “Bisa dibayangkan keuntungan yang akan didapat jika masyarakat kita lebih terbuka terhadap inovasi teknologi dan tidak mudah termakan dengan mitos yang beredar,” kata Anton.

Baca juga :   10 Inovator Muda Jadi Pahlawan Digital UMKM

Dari sisi pelaku tani, Indonesia masih didominasi oleh petani andalan atau petani berusia di atas 39 tahun. Duta Petani Milenial Sandi Octa Susila mengakui bahwa regenerasi profesi petani yang masih rendah ini berpengaruh pada adopsi metode pertanian modern.

“Data Badan Statistik Nasional (BSN) menunjukkan sektor pertanian di Indonesia masih didominasi oleh petani kecil berlahan sempit, yaitu sekitar 72,19% dari total petani nasional. Dengan angka ini, tentunya akan sulit memenuhi permintaan pangan domestik yang terus meningkat setiap tahunnya jika tidak dibantu dengan inovasi teknologi dan digitalisasi,” jelasnya.

Namun, dari sisi petani milenial, Sandi justru menyebut ada minat tinggi dari para petani untuk segera mendapatkan akses ke benih bioteknologi.

“Kalau bicara di lapangan mereka justru menantikan kapan kami (petani) bisa beli benih ini. Harapan kami dari sisi petani, sedianya pemerintah bisa mendukung terus pengembangan benih bioteknologi dan komersialisasi di pasaran, supaya teman-teman petani bisa ikut merasakan dampak positif seperti di negara lain,” pungkas Sandi. (*AMBS)

 

Tags: Bioteknologi pertanianCropLife IndonesiaProduk Rekayasa Genetika (PRG)
Previous Post

Berantas Kegiatan Ilegal PBK, Bappebti Blokir 1.855 Situs Web

Next Post

Selain ITB, Danacita Sudah Berkolaborasi dengan 148 Mitra Pendidikan

Related Posts

No Content Available
Load More
Next Post
Danacita

Selain ITB, Danacita Sudah Berkolaborasi dengan 148 Mitra Pendidikan

NextDev Academy

9 Startup Masuk Tahap Inkubasi NextDev Academy

komunitas esports kampus

Tantangan Membangun Komunitas Esports Kampus

Discussion about this post

Recent Updates

Karya Raya 2025 Jaring 1.870 Buku Cerita Karya Anak, Harapan Bagi Peningkatan Literasi

Karya Raya 2025 Jaring 1.870 Buku Cerita Karya Anak, Harapan Bagi Peningkatan Literasi

27 September 2025
Indodana Paylater Permudah Pengguna BNPL Batalkan Transaksi Bermasalah

Indodana Paylater Permudah Pengguna BNPL Batalkan Transaksi Bermasalah

27 September 2025
Akademi Edukreator Jangkau 4.000 Kreator Untuk Jadikan YouTube Ruang Kelas Berkualitas

Akademi Edukreator Jangkau 4.000 Kreator Untuk Jadikan YouTube Ruang Kelas Berkualitas

27 September 2025
Koperasi Desa Merah Putih

Koperasi Desa Merah Putih Berperan Bagi Pemerataan Akses Energi Bersih

26 September 2025
  • Trending
  • Comments
  • Latest
Dera Perdana Shopian : Ajak Milenial Berdonasi Digital

Dera Perdana Shopian : Ajak Milenial Berdonasi Digital

27 Juni 2019
Startup Hayokerja

Startup HayoKerja Hadirkan Solusi PHL bagi Perusahaan Pencari Tenaga Kerja

25 September 2023
pendanaan Fintech

Inilah 5 Fintech dengan Pendanaan Terbesar di Indonesia Tahun 2025

15 Mei 2025
Fastwork Raih Pendanaan Seri A US$4,8 Juta

Fastwork Luncurkan Fitur Baru Untuk Pengguna Jasa Freelancer

11 Agustus 2020
Junaidi : Bikin Bimbel Karena Cinta Jadi Guru

Junaidi : Bikin Bimbel Karena Cinta Jadi Guru

0
Brother Indonesia Rilis Aplikasi Mobile Brother iShop

Brother Indonesia Rilis Aplikasi Mobile Brother iShop

0
Bangun Bagian Dapur, IKEA Dukung Pembuatan Film “Ini Kisah Tiga Dara”

Bangun Bagian Dapur, IKEA Dukung Pembuatan Film “Ini Kisah Tiga Dara”

0
Ferdian Yosa : Menangkap Tren di Bisnis Kuliner

Ferdian Yosa : Menangkap Tren di Bisnis Kuliner

0
Karya Raya 2025 Jaring 1.870 Buku Cerita Karya Anak, Harapan Bagi Peningkatan Literasi

Karya Raya 2025 Jaring 1.870 Buku Cerita Karya Anak, Harapan Bagi Peningkatan Literasi

27 September 2025
Indodana Paylater Permudah Pengguna BNPL Batalkan Transaksi Bermasalah

Indodana Paylater Permudah Pengguna BNPL Batalkan Transaksi Bermasalah

27 September 2025
Akademi Edukreator Jangkau 4.000 Kreator Untuk Jadikan YouTube Ruang Kelas Berkualitas

Akademi Edukreator Jangkau 4.000 Kreator Untuk Jadikan YouTube Ruang Kelas Berkualitas

27 September 2025
Koperasi Desa Merah Putih

Koperasi Desa Merah Putih Berperan Bagi Pemerataan Akses Energi Bersih

26 September 2025
  • Tentang Kami
  • Hubungi Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Layanan Bisnis
Copyright © 2016 - PT Inovasi Muda Mandiri. All rights reserved
No Result
View All Result
  • News
  • Technopreneur
  • Creativepreneur
  • Sociopreneur
  • Innovation
  • Youth Development

Copyright © 2016 - PT Inovasi Muda Mandiri. All rights reserved

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.
Go to mobile version