Bisnis Peternakan Makin Dilirik Generasi Muda?

Chickin Indonesia

Bisnis Peternakan Makin Dilirik Generasi Muda? (foto: Istimewa/youngster.id)

youngster.id - Kini, ada indikasi bahwa bisnis peternakan mulai diminati oleh kaum muda sebagai industri yang potensial untuk berkarir.

Dalam beberapa tahun terakhir, terutama sejak masa pandemi, isu ketahanan pangan menjadi isu nasional, bahkan menjadi perhatian global. Dengan begitu, perusahaan yang bergerak di industri pangan tidak hanya menarik minat generasi muda yang ingin berkarir, namun  juga menarik banyak stakeholder lainnya termasuk pemerintah juga memberikan perhatian yang besar.

Bahkan, Presiden RI Joko Widodo dalam sambutannya di acara BUMN Startup Day 2022 pernah menekankan bahwa masalah krisis pangan, urusan pangan ke depan ini akan menjadi persoalan besar yang harus dipecahkan oleh teknologi.

Menurut Presiden, hal itu sekaligus peluang yang sangat besar mengingat pertumbuhan perusahaan di bidang agriculture baru 4% di banding sektor lainnya.

Isu ketahanan pangan juga tak luput dari perhatian dunia. Misalnya, di forum internatiol G20 Digital Innovation Alliance Summit 2023 di India, juga membahas berbagai isu global. Salah satunya adalah bagaimana teknologi digital dapat menjadi solusi percepatan kemajuan ekonomi serta berkotribusi dalam pemenuhan kebutuhan pangan dunia.

Salah satu startup yang bergerak di bidang agritech, khususnya peternakan, adalah Chickin Indonesia. Startup yang didirikan pada tahun 2020 oleh Ashab Alkahfi (Co-Founder & President), Tubagus Syailendra (Co-Founder & Chief Executive Officer), Ahmad Syaifullah (Co-Founder & Chief Technology Officer) ini memiliki misi untuk mendemokratisasi industri perunggasan dengan memanfaatkan dan mengintegrasikan teknologi Internet of Things (IoT) dan manajemen data untuk meningkatkan pendapatan peternak dengan menghemat biaya pakan melalui pengendalian iklim.

Selain itu, Chickin menyediakan pembiayaan dalam input peternakan serta saluran untuk menjual ayam berkualitas tinggi kepada pelanggan business-to-business (B2B) melalui transparansi data (pencocokan pasokan-permintaan).

Menurut Ashab, melalui Chickin, peternak tidak perlu melakukan pengontrolan iklim kandang ayam secara manual. Chickin membantu meningkatkan produktivitas peternak hingga 25% lebih tinggi dengan teknologi IoT dan AI.

“Peternak ayam bisa melakukan climate control dari rumah. Dengan teknologi ini, peternak bisa memasukkan data seperti sarana produksi peternak atau sapronak, data harian, dan data penjualan, sehingga performa lebih terukur dan dapat meminimalisir resiko melalu tindakan preventif,” kata Ashab beberapa waktu lalu.

Beberapa fitur yang ada pada Chickin Apps, yaitu kelola kandang, kelola data kandang, dan konfigurasi IoT yang bisa disesuaikan dengan keadaan cuaca, suhu dan kelembaban bahkan umur ayam.

Chickin telah memberikan dampak pada ribuan peternak dan telah mengakuisisi lebih dari 150+ lokasi peternakan dengan kapasitas populasi lebih dari 2,6 juta ayam. Chickin juga selain dengan 14 rumah potong, telah dipercaya oleh lebih dari 200 klien yang terdiri dari berbagai merek food and beverage (F&B) terkemuka, food catering, bahkan food processing.

Chickin juga telah mengalami pertumbuhan pendapatan lebih dari 50 kali lipat dalam 1 tahun terakhir. Atas kinerjanya itu, Chickin pun telah mendapat pendanaan awal dari East Ventures pada pertengahan tahun 2022.

Tak mengherankan, Chickin pun masuk daftar LinkedIn Top Startups 2023, sebagai 10 perusahaan baru di Indonesia yang berkembang pesat dan menarik perhatian.

Perusahaan yang masuk ke dalam daftar ini dimilai mampu membuat terobosan di tengah tantangan ekonomi dan tempat kerja saat ini, serta berhasil tampil menonjol di hadapan investor dan menarik karyawan terbaik dalam prosesnya. LinkedIn mengukur perusahaan rintisan (startup) ini berdasarkan empat pilar, yaitu pertumbuhan karyawan, interaksi, minat kerja, dan daya tarik terhadap kandidat terbaik

Hal ini menjadi menarik karena dari 10 perusahaan yang masuk ke dalam daftar, Chickin Indonesia merupakan satu-satunya perusahaan yang bergerak di industri peternakan. Hal ini menjadi sinyal bahwa bisnis peternakan mulai diminati oleh kaum muda sebagai industri potensial untuk berkarir.

Pada bulan Oktober 2023 lalu, Chickin Indonesia juga terpilih menjadi salah satu perwakilan Indonesia di forum internasiol G20 Digital Innovation Alliance Summit 2023 di India–sebauh ajang yang memberikan penghargaan dan mempertemukan para inovator, yang dihadiri oleh 100+ perusahaan dari 29 negara.

Dengan semakin banyaknya kesadaran dan perhatian dari berbagai stakeholder pada isu ketahanan pangan, semoga semakin mendorong kemajuan di berbagai bidang agricuture baik itu di industri peternakan maupun pertanian Indonesia. (*AMBS)

 

Exit mobile version