Bony Hudi : Beri Milenial Kemudahan Menabung Emas

Bony Hudi, Founder & CEO Masduit (Foto: Fahrul Anwar/youngster.id)

youngster.id - Emas telah lama menjadi investasi dengan tingkat pengembalian yang menguntungkan. Ketidakpastian ekonomi global membuat nilai logam mulia ini terus meningkat. Peluang ini pula yang dilirik oleh perusahaan pemula yang menghadirkan layanan jual beli emas dengan lebih mudah.

Sejak kabar penyebaran virus corona di dunia, harga emas terus merangkak naik. Hari ini saja, harga emas Antam tembus Rp 851.000 per gram. Begitu pula dengan harga emas dunia di pembukaan perdagangan hari ini mencapai US$ 1.700/troy ounce.

Banyak analisis memprediksi tren ini akan terus berlangsung karena ketidakpastian global yang tak kunjung usai. Masyarakat sepertinya masih yakin bahwa investasi jangka panjang teraman salah satunya adalah emas.

Peluang ini dimanfaatkan oleh PT Aurum Digital Internusa untuk meluncurkan Masduit. CEO Masduit, Bony Hudi, mengatakan kelebihan dari Masduit adalah menerima transaksi logam mulia bentuk fisik dengan pecahan terkecil mulai dari 0,1 gram, 0,25 gram, hingga terbesar 100 gram.

“Kami melihat masyarakat terutama milenial masih kesulitan untuk menabung emas. Jadi melalui platform ini mempermudah mereka untuk menabung emas, bahkan bisa dimulai dari 0,1 gram hingga terbesar 100 gram,” ucap Body saat ditemui youngster.id baru-baru ini di Jakarta.

Konsep yang ditawarkan sebenarnya tidak jauh berbeda dengan pemain investasi lainnya. Masduit juga menawarkan fitur beli, jual, ambil, dan transfer emas. Yang sedikit berbeda ialah alur operasional bisnisnya.

Masduit terhubung langsung dengan PT Hartanidanata Abadi Tbk yang bertindak sebagai induk usaha, sekaligus penyuplai emas batangannya. Seluruh emas yang dijual Masduit akan disimpan secara fisik dalam kustodian anak usaha gadai Hartadinata Abadi, PT Gadai Cahaya Dana Abadi.

“Karena kami terhubung langsung dengan Hartadinata, menyebabkan rantai pasokan kami menjadi lebih efisien sehingga harga logam mulia jadi lebih murah dan produk kami diajamin keaslian dan keamanannya,” ungkap Bony.

Emas yang dibeli konsumen akan dicatat secara digital pada e-brankas emas di dalam aplikasi Masduit dan secara fisik disimpan di kustodian. Bony memastikan tidak ada biaya tambahan ketika konsumen lebih memilih untuk menitipkan saja karena komponen biaya ini sudah termasuk dalam harga beli emas yang mereka bayarkan.

Konsumen juga dapat menjual secara fisik emas yang sudah mereka beli ke gerai emas milik Hartadaniata yang saat ini berjumlah 34 toko di seluruh Indonesia, atau mengubahnya menjadi perhiasan dengan desain eksklusif di sana.

 

Pivot dan Keagenan

Bony mengungkapkan, hadirnya platform Masduit didasari pada kebutuhan untuk investasi dan menabung. Namun Masduit lebih dominan didasari akan keperluan menabung karena dianggap lebih jangka panjang dibandingkan dengan investasi dan menabung.

Menurut Bony, Masduit berdiri sejak April 2018. Bony menerangkan, pada awalnya mereka yakin bisa mendorong orang untuk beli emas lewat aplikasi. Aplikasi jadi satu-satunya jalur yang dibuka Masduit untuk jual beli emas. Tapi kenyataannya, baru sebulan diluncurkan, tingkat unduhannya meleset jauh dari target awal yakni 500 ribu kali unduhan sampai akhir tahun ini.

Meski target unduhan jauh dari realisasi, namun Bony mendapatkan data bahwa pengguna aktifnya mencapai 60%-70%. Selain itu, 70% dari pengguna aktif di Masduit adalah perempuan yang berlokasi di luar Jabodetabek, seperti di Kalimatan, Aceh, Maluku, dan sebagainya. Namun kontribusi penjualan emas dari aplikasi terbilang kurang diminati.

“Kami terlalu percaya diri dan fokus di aplikasi saja. Tapi lihat dari angka yang jauh dari target, memutuskan kami untuk pivot. Menunda aplikasi, dan buka akses ke channel lain. Harapannya nanti masyarakat bisa pelan-pelan beralih,” terang Bony.

Masduit telah melebarkan sayap bisnisnya dengan membuka keagenan yang berjualan melalui e-commerce yang ada saat ini. Keagenan Masduit sendiri saat ini sudah tersebar di lima kota besar di Indonesia yaitu Jakarta, Medan, Jambi, Surabaya, dan Bandung. Konsumen dapat membeli dan menjual emas lewat agen. Basis harga yang diberikan Masduit sudah dicantumkan di aplikasi dan terus diperbarui secara rutin.

Bony memaparkan, mekanisme keagenan pada tahap awal ini dibatasi untuk lapis pertama dan kedua dari lingukungan Masduit dan minimal sudah memiliki toko emas. Syarat lainnya adalah minimal deposit emas yang akan mereka jual. Selain itu, khusus untuk agen, Masduit akan mendorong mereka untuk menggunakan aplikasi. Selain permudah pencatatan secara digital, juga minimalisir risiko yang mungkin saja terjadi ke depannya.

Dengan strategi baru, dalam 8 bulan beroperasi Masduit telah berhasil mencuri perhatian 15 ribu pengunduh dengan jumlah transaksi emas mencapai 1 kg hingga 1,5 kilogram.

Target pasar dari Masduit adalah kalangan milenial. Karena itu mereka pun gencar berpromosi di media sosial seperti Instagram dan Whatsapp for Business. Menurut Bony, melalui Masduit mereka ingin mengubah gaya hidup milenial yang konsumtif menjadi menabung. Apalagi investasi emas yang ditawarkan mulai dari 0,1 gram itu sesuai dengan kantong milenial yang umumnya pekerja pemula atau mahasiwa.

“Kami berharapdengan seringnya kami main di kampus banyak milenial yang mau menabung emas untuk investasi jangka panjang ketika mereka sudah memiliki keluarga atau mendapat pekerjaan pertama,” ujar Bony.

 

Bony menargetkan tahun 2020 Maduit dapat menjangkau 1 juta penduduk Indonesia yang aktif bertransaksi emas (Foto: Fahrul Anwar/youngster.id)

 

Tiga Pilar

Bonny mengungkapkan untuk mengembangkan bisnis ini, Masduit memiliki 3 pilar kekuatan.

“Kami ada 3 pilar yang dijalankan. Pertama, kami sebut channel distribusi digital melalui aplikasi. Kedua, kami memakai sistem keagenan, yang kami lakukan di sini cara berjualan melalui fisik lewat e-coomerce atau toko sendiri. Ketiga, ada B2B, di sini kami sedang integrasi dengan salah satu apalikasi Wealth Management yang besar di Indonesia,” papar pria kelahiran Medan itu.

Perusahaan rintisan ini telah diakuisisi Hartadinata pada Juli 2019. Hartadinata membeli 90% saham Masduit dengan nilai transaksi Rp 4,5 miliar. Oleh karena itu, mereka semakin berani menghadapi peta persaingan yang ketat.

“Pesaing kami selama ini tidak ada yang terintegrasi vertikal langsung dengan pabrik. Jadi sangat-sangat terbatas produk ANTAM dan harganya harga ANTAM. Selain itu, kami bisa mengkreasikan produk. Contohnya, customs dan produk kami itu variasinya lebih banyak. Kami bisa keluarkan edisi Valentine, Lebaran atau Natal sampai edisi perseorangan,” ungkapnya.

Konsumen juga dapat menjual secara fisik emas yang sudah mereka beli ke gerai emas milik Hartadaniata yang saat ini berjumlah 34 toko di seluruh Indonesia, atau mengubahnya menjadi perhiasan dengan desain eksklusif di sana. Dia juga memberi jaminan keamanan dalam bertransaksi emas. Selain itu untuk mengantisipasi pembelian dari konsumen yang menggunakan uang dari hasil pencucian uang.

“Pertama kami cek data yang ada di masukkan benar atau tidak. Kedua kami ada seperti ahli warning system, kalau dia sering transaksi banyak dan tidak wajar. Cara ini untuk mengantisipasi hal-hal yang terkait penggunaan dana pencucian uang,” jelasnya.

Dari regulasi, Hartadinata telah terdaftar di OJK dan BEI sebagai perusahaan terbuka. Masduit sendiri telah mendapatkan izin dari Kemkominfo dan berada di bawah pengawasan Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti).

“Pada 2020, kami berkeinginan untuk menjangkau setidaknya satu juga penduduk Indonesia yang aktif bertransaksi logam mulia melalui aplikasi Masduit,” tutupnya.

 

========================

Bony Faliandri Hudi

=======================

 

FAHRUL ANWAR
Editor : Stevy Widia

Exit mobile version