youngster.id - Perusahaan e-commerce Bukalapak telah membuka layanan ekspor, BukaGlobal. Melalui layanan yang dirilis Mei 2019, Bukalapak sudah mengekspor produk khas Indonesia ke Singapura, Malaysia, Brunei Darussalam, Hong Kong, dan Taiwan.
“Makanan khas (Indonesia) diekspor ke lima negara,” kata Presiden Bukalapak Fajrin Rasyid dalam keterangannya, Selasa (16/7/2019) di Jakarta.
Makanan khas tersebut meliputi kopi hingga kudapan lokal. Selain itu, Bukalapak telah mengekspor batik dan pakaian tradisional lainnya, serta kerajinan tangan ke lima negara.
Menurut Fajrin setelah lima negara ini, Bukalapak tengah mengkaji peluang ekspor produk lokal ke wilayah lain seperti Afrika dan Timur Tengah. Selain itu, perusahaannya akan menganalisis produk lokal yang dinilai potensial untuk diekspor.
Layanan BukaGlobal baru tersedia untuk pengiriman barang ke lima negara tersebut alias ekspor. Sedangkan impor dari negara-negara itu belum tersedia. Untuk sementara, layanan ini hanya bisa diaktifkan oleh pelapak terpilih di Jakarta dan Tangerang. Bukalapak menyediakan metode pembayaran mulai dari kartu kredit, kartu debit, dan collection point yang disediakan oleh agen remitansi lokal untuk BukaGlobal. Transaksi juga menggunakan mata uang Rupiah.
Sebelumnya, Fajrin menyampaikan bahwa perusahaannya bekerja sama dengan perusahaan logistik di Malaysia, Janio untuk menyediakan layanan BukaGlobal. “Dengan Janio, BukaGlobal mampu menyediakan layanan pengiriman yang cepat dan terjangkau untuk memenuhi kebutuhan konsumen di mana saja di dunia,” katanya.
BukaGlobal merupakan komitmen Bukalapak untuk ekspansi ke negara lain dan memperluas pasar bagi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UKM) Indonesia.
“Kami ingin mendobrak hambatan yang menghalangi wirausahawan muda dan kecil untuk bersaing di lapangan bermain global, terutama pada akses, infrastruktur, dan konektivitas,” pungkasnya.
E-commerce merupakan sektor yang paling dinamis di antara ekonomi digital lainnya di Asia Tenggara. Karena itu, menurut Fajrin perluasan pasar ini bisa mendorong pertumbuhan UMKM di Indonesia. Sebab, selama ini UMKM menghadapi persoalan biaya logistik yang mahal.
Discussion about this post