youngster.id - Kegiatan pencatatan keuangan digital ternyata memiliki dampak besar terhadap percepatan produktivitas UMKM Indonesia. Bahkan berkontribusi pada perekonomian nasional.
Studi terbaru dari INDEF bertajuk “Dampak Aktivitas Ekonomi Aplikasi BukuWarung terhadap Perekonomian Nasional dan UMKM” menyebutkan bahwa BukuWarung memberikan efek positif terhadap perkembangan bisnis pelaku UMKM.
Menurut Peneliti INDEF Nailul Huda, penggunaan aplikasi BukuWarung, yang memiliki fitur utama pencatatan keuangan digital, telah berhasil meningkatkan produktivitas pelaku UMKM sehingga menambah output usaha sebesar Rp 640 miliar, atau setara dengan PDB UMKM 0,01%.
BukuWarung memberi manfaat terbesar pada pelaku usaha di bidang perdagangan eceran dan besar. BukuWarung mampu menambah output UMKM sektor perdagangan sebesar Rp 193 miliar, serta sektor penyedia jasa pembayaran listrik, gas, dan air (PPOB) yang mencapai Rp 97,5 miliar.
Selain itu, BukuWarung menambah penyerapan tenaga kerja UMKM sebesar 78 ribu tenaga kerja, atau tumbuh sebesar 22,63%. Penyerapan tenaga kerja UMKM paling besar terjadi pada sektor pertanian sebesar 30 ribu jiwa dan perdagangan 7,3 ribu jiwa.
“BukuWarung juga berandil dalam mengakselerasi output ekonomi nasional hingga Rp 32,86 triliun, setara dengan PDB Nasional 0,27%, serta menambah nilai investasi yang masuk ke Indonesia sebesar Rp 2,32 triliun atau berkontribusi atas peningkatan investasi nasional sebesar 47,07%,” kata Nailul, dalam acara temu media secara daring yang diadakan oleh BukuWarung pada, Kamis (18/11/2021).
Selain itu, studi INDEF juga memperlihatkan adanya perubahan pada aspek sosial. Adanya aktivitas BukuWarung membuat pendapatan pelaku usaha secara total mengalami kenaikan sejumlah Rp 10,97 triliun dan mendorong penyerapan tenaga kerja sebanyak 368 ribu jiwa.
“Berdasarkan data BPS 2021, indikator pertumbuhan ekonomi pada triwulan 3/2021 naik sebesar 3,51% year on year. Upaya pemulihan ekonomi terus dilakukan pemerintah antara lain melalui hibah modal kerja untuk usaha mikro dan KUR,” kata Teten Masduki, Menteri Koperasi dan UKM dalam sambutannya saat membuka acara tersebut.
Seiring dengan membaiknya situasi COVID-19 di Indonesia, output ekonomi nasional mengalami peningkatan hingga Rp 138 triliun. Adanya penerapan teknologi yang ditawarkan BukuWarung, seperti pencatatan keuangan digital, semakin mengakselerasi output tersebut, bahkan mencapai Rp 170 triliun.
Tidak hanya UMKM, dampak output terbesar juga dirasakan oleh sektor jasa lainnya hingga Rp 8,8 triliun, sektor pertanian sebesar Rp 6,9 triliun, sektor jasa konsultasi komputer dan teknologi informasi sebesar Rp 6,8 triliun, sektor ketenagalistrikan sejumlah Rp 1,6 triliun, serta sektor perdagangan besar dan ritel hingga Rp 1,6 triliun.
Selain itu, adanya pencatatan pembukuan yang lebih baik menjadikan UMKM memiliki nilai lebih untuk mengajukan pendanaan sehingga mendorong kredit UMKM sebesar Rp 1,14 triliun.
Temuan-temuan itu merupakan rumusan berdasarkan penelitian INDEF yang berlangsung selama 1 September-15 November 2021. Metode penelitian menggabungkan desk study melalui jurnal, laporan lembaga dan dokumen-dokumen lain dengan sumber yang relevan dan kredibel, serta in-depth interview dengan pengguna BukuWarung dan analisis input-output.
Menanggapi hasil studi INDEF tersebut, Ika Paramita, Head of Marketing BukuWarung mengekspresikan kebanggaannya.
“Hasil studi bersama INDEF ini membuktikan bahwa BukuWarung telah berada pada jalur dan arah yang tepat untuk memajukan UMKM di Tanah Air. Kami tak akan berhenti di sini. Sebaliknya, kami justru semakin siap mengembangkan bisnis dan layanan guna semakin memperkuat peran BukuWarung dalam memberdayakan UMKM dan berkontribusi memajukan perekonomian Indonesia,” kata Ika.
FAHRUL ANWAR
Discussion about this post