Bumi Berseru Festival 2025, Kompetisi Inovasi Lingkungan Berbasis Teknologi Digital

Bumi Berseru Fest 2025. (Foto: istimewa/telkom)

youngster.id - Krisis iklim dan meningkatnya kerusakan lingkungan menjadi tantangan besar yang dihadapi Indonesia saat ini. Berdasarkan data dari WALHI pada Environmental Outlook 2025, sepanjang 2014–2023 Indonesia kehilangan 4,36 juta hektar hutan primer basah. Di sisi lain, di berbagai wilayah Indonesia, tantangan pengelolaan limbah industri masih menjadi isu penting, tercatat sekitar 46% dari 70.000 sungai di Indonesia mengalami pencemaran berat.

Dengan beragamnya permasalahan lingkungan yang sedang terjadi, diperlukan keterlibatan berbagai pihak dalam menciptakan solusi berkelanjutan. Untuk itu PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk kembali menggelar Bumi Berseru Festival (BBF) 2025, sebuah ajang kolaborasi dan kompetisi inovasi lingkungan yang melibatkan masyarakat, komunitas, akademisi, hingga pelaku UMKM.

Senior General Manager Social Responsibility Telkom Hery Susanto menyampaikan, melalui Bumi Berseru Fest 2025, Telkom sebagai perusahaan digital ingin menghadirkan ruang kolaborasi antara stakeholder dan khususnya masyarakat luas yang memadukan kepedulian lingkungan dengan kekuatan teknologi dan inovasi digital.

“Inisiatif ini sejalan dengan komitmen Telkom dalam mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs),” ujarnya dikutip Selasa (2/9/2025).

Hery menjelaskan, Bumi Berseru Fest 2025 sebagai bagian dari Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) Telkom, menghadirkan empat kategori kompetisi yang dapat diikuti masyarakat luas. Pertama, Aksi untuk Bumi, yaitu kompetisi proposal program lingkungan yang berfokus pada konservasi ekosistem dan keanekaragaman hayati di wilayah darat maupun laut.

Kedua, Alam dalam Lensa, lomba fotografi lingkungan yang diunggah melalui Instagram sebagai bentuk kampanye, di mana setiap unggahan setara dengan satu bibit pohon yang akan ditanam untuk reforestasi hutan Indonesia.

Ketiga, Inovasi Eco Produk, kompetisi bagi UMKM, pelajar, maupun masyarakat umum untuk menciptakan produk lokal yang menerapkan prinsip ramah lingkungan dan keberlanjutan.

Keempat, Teknologi Hijau dan Inovasi Berkelanjutan, yaitu kompetisi proposal kegiatan lingkungan bagi organisasi/komunitas penggiat lingkungan dengan muatan inovasi atau teknologi tepat guna.

Periode submission Bumi Berseru Fest 2025 telah dibuka sejak 23 Agustus hingga 30 September 2025. Selama lebih dari satu bulan, komunitas, mahasiswa, pelajar, hingga pelaku UMKM dapat berpartisipasi dengan mengirimkan ide, karya, maupun inovasi terbaik di bidang lingkungan.

“Seluruh gagasan yang masuk akan dikurasi dan diseleksi untuk menentukan program-program unggulan. Program terbaik yang terpilih akan memperoleh dukungan pendanaan dengan total jutaan rupiah untuk dapat diimplementasikan secara nyata di masyarakat,” ucapnya.

Sementara itu, Deputi Pengendalian Perubahan Iklim dan Tata Kelola Nilai Ekonomi Karbon Kementerian Lingkungan Hidup (PPI TK NEK) Ary Sudijanto menegaskan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat dalam menjaga keberlanjutan lingkungan.

“Pemuda dan digitalisasi adalah kombinasi yang memiliki kekuatan luar biasa untuk membawa perubahan. Saat ini, bumi sedang menghadapi tiga krisis besar: krisis iklim, pencemaran, dan hilangnya keanekaragaman hayati. Kita membutuhkan energi kolektif yang besar untuk menjawab tantangan ini. Ketika kita bersama-sama bergerak menuju inovasi ramah lingkungan di kehidupan sehari-hari, kita akan mampu menghadapi krisis ini dan menciptakan masa depan yang lebih lestari,” pungkasnya.

 

 

STEVY WIDIA

Exit mobile version