youngster.id - Tertarik dengan seni gemologi serta perkembangan teknologi dan sains, aktris dan SDG Mover dari UNDP Indonesia, Chelsea Islan, serta desainer perhiasan berpengalaman Veronica Pranata, memutuskan mengembangkan bisnis perhiasan mewah (berlian) Sol et Terre.
Sol et Terre merupakan sebuah sustainable luxury jewelry brand yang fokus kepada penggunaan berlian asli yang dibuat di dalam laboratorium untuk produk-produk perhiasannya. Chelsea dan Veronica berkeinginan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan perhiasan yang disematkan berlian asli yang memiliki kualitas terbaik dan diproduksi secara beretika.
Chelsea mengungkapkan, nama Sol et Terre, yang berarti matahari dan bumi, mencerminkan jenis perhiasan yang ingin ditampilkan lewat brand ini, yaitu perhiasan yang artistik dan elegan karena terlihat bercahaya cemerlang seperti matahari, yang produksinya dilakukan dengan menghormati bumi.
“Pada awal perjalanan kami mendirikan Sol et Terre, muncul sebuah pertanyaan yang menggugah, ‘Apakah sebuah perhiasan yang indah harus diciptakan dengan mengorbankan kesejahteraan manusia dan kelestarian lingkungan?’ Inilah yang menginspirasi kami untuk memproduksi perhiasan dengan cara yang lebih baik, salah satunya adalah dengan berkomitmen menggunakan berlian asli berupa lab grown diamond,” kata Chelsea, pada acara peluncuran Sol et Terre, Jum’at (6/10/2023).
Sol et Terre hadir sebagai terobosan baru dalam industri perhiasan di Indonesia yang menghadirkan berlian berkualitas terbaik yang terjangkau dan sustainable, serta memberikan harapan untuk bumi yang lebih baik bagi lingkungan hidup maupun manusia, selangkah demi selangkah.
Diklaim Veronica, Sol et Terre sangat mengedepankan kualitas dari berbagai elemen yang digunakan, serta keahlian tinggi dari para pengrajin dalam mengolah berbagai elemen tersebut menjadi sebuah perhiasan yang cantik dan elegan. Untuk itu, semua elemen yang digunakan dalam perhiasan Sol et Terre telah menjalani kurasi yang ketat.
“Lab grown diamond yang digunakan oleh Sol et Terre merupakan berlian berkualitas terbaik yang telah disertifikasi GIA (Gemological Institute of America) dari Amerika Serikat dan IGI (International Gemological Institute) dari Belgia. Berlian-berlian ini kemudian dipotong dan dipoles dengan ahli dan cermat oleh para pengrajin kami, untuk kemudian disematkan di produk perhiasan Sol et Terre, baik yang berdesain klasik maupun yang didesain secara personal,” jelas Veronica.
Mengenal Lab Grown Diamond
Para founder Sol et Terre menyebutkan bahwa penggunaan lab grown diamond untuk produk-produk perhiasan Sol et Terre didasari pada keprihatinan mereka terhadap penambangan berlian yang berlangsung selama ini. Faktanya, di balik keindahan sebuah berlian hasil tambang, ada berbagai konflik dan kerusakan yang terjadi, baik terhadap lingkungan maupun manusia.
Secara sederhana, lab grown diamond dapat diartikan sebagai berlian yang pembuatannya dilakukan di dalam laboratorium. Proses pembuatannya serupa dengan berlian hasil tambang, yang membedakan adalah lokasi dan durasi pembuatannya. Proses pembuatan lab grown diamond di laboratorium memakan waktu hanya sekitar satu bulan, jauh lebih singkat dibandingkan berlian hasil tambang yang pembuatannya memakan waktu milyaran tahun.
Hal lain yang membedakan lab grown diamond dan berlian hasil tambang adalah proses mendapatkannya. Lab grown diamond didapatkan dari proses simulasi kondisi alam yang berlangsung di laboratorium, sedangkan berlian hasil tambang butuh proses panjang sekaligus merusak untuk mendapatkannya. Inilah yang membuat berlian hasil tambang lekat dengan masalah etika dan konflik.
Sumarni Paramita, Direktur Adamas Gemological Laboratory of Indonesia dan Institute Gemology Paramita menjelaskan, lab grown diamond disebut memiliki sifat optik, fisik, dan kimia yang sama dengan berlian hasil tambang.
“Karena itulah, baik lab grown diamond dan berlian hasil tambang (mined diamond) kini dikategorikan sebagai berlian asli. Penilaiannya juga dapat dilakukan berdasarkan 4C yang menjadi standar internasional, yaitu cut (potongan), color (warna), clarity (kejernihan), dan carat (berat karat),” jelas Sumarni.
Karena memiliki karakteristik dan komposisi yang identik dengan berlian hasil tambang, maka pada 2018 Federal Trade Commission di Amerika Serikat menyatakan bahwa lab grown diamond adalah berlian asli. Pernyataan ini membuat lab grown diamond dan berlian hasil tambang tak boleh lagi diberi sebutan dan dimasukkan dalam kategori yang berbeda, karena dianggap dapat memicu kerancuan di masyarakat.
Paduan berlian berupa lab grown diamond berkualitas dengan emas berkualitas internasional 18 karat dapat ditemukan dalam bentuk kalung dan liontin, anting, gelang, serta cincin, termasuk cincin pertunangan dan cincin pernikahan.
STEVY WIDIA