Dampak Aplikasi Multi-Aset Terhadap Pertumbuhan Investor Ritel

Pluang x CELIOS

Dampak Aplikasi Multi-Aset Terhadap Pertumbuhan Investor Ritel (Foto: Istimewa/youngster.id)

youngster.id - Kini, berinvestasi menggunakan platform digital menjadi pilihan pengguna, melalui kemudahan akses, biaya yang terjangkau, dan kelengkapan fitur yang ditawarkan. Lalu, bagaimana dampak keberadaan aplikasi multi-aset terhadap pendapatan investor ritel?

Untuk mengetahui hal itu, aplikasi multi-aset Pluang bekerjasama dengan lembaga riset Center for Economic and Law Studies (CELIOS) meluncurkan studi berjudul “Dampak Aplikasi Multi-Aset Terhadap Pertumbuhan Investor Ritel”.

Co-Founder Pluang, Claudia Kolonas, berharap bahwa studi ini dapat menjadi pelopor kajian pada sektor investasi ritel di Indonesia. Dengan inovasi teknologi di sektor keuangan digital, studi tentang sektor investasi ritel ini diharapkan dapat membuka banyak ruang untuk membangun ekosistem keuangan digital yang kondusif.

“Studi ini menjadi salah satu inisiatif Pluang untuk menyediakan referensi yang bisa menjadi dasar pembuatan kebijakan yang mendorong percepatan sektor keuangan digital di Indonesia,” kata Claudia, dikutip Jumat (23/9/2022).

Berdasarkan data dari 3.530 responden survei di seluruh Indonesia, terungkap bahwa lebih dari setengah responden merasa keberadaan platform aplikasi multi-aset berdampak positif pada pendapatan mereka. Dari populasi tersebut, mayoritas responden berinvestasi untuk meningkatkan pendapatan pasif dan tujuan investasi jangka panjang seperti mempersiapkan dana darurat, dana pensiun dan dana pendidikan anak.

Data KSEI menunjukan bahwa per April 2022, 60,29% investor pasar modal berusia di bawah 30 tahun, yang rata-rata masih berada di awal dan pertengahan karir profesionalnya. Penelitian CELIOS bersama Pluang juga menemukan hal yang sejalan dengan kondisi demografi ini. Investasi tidak lagi terbatas pada investor bermodal besar, namun dapat dimulai dengan modal yang terjangkau.

Sebanyak 61% responden mengalokasikan kurang dari Rp1 juta dari pendapatan bulanannya untuk berinvestasi. Di platform investasi multi-aset, para investor juga berkeinginan untuk menambah instrumen Investasi hingga ke 2 sampai 3 kelas aset. Mayoritas diantaranya juga tertarik mempelajari produk investasi lain.

Executive Director CELIOS, Bhima Yudhistira menjelaskan, mayoritas responden menganggap berinvestasi memiliki kontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Pesatnya momentum ekonomi digital di Indonesia dan adopsi teknologi yang cepat dari kalangan generasi muda mendorong terciptanya persepsi ini.

Berinvestasi di platform investasi digital dianggap sebagai aksi berkontribusi terhadap peningkatan sektor teknologi informasi, membantu pendanaan perusahaan, dan efek penciptaan tenaga kerja dari investasi.

“Ini menjadi indikasi positif bahwa platform investasi digital mampu mendorong terciptanya investment-oriented society atau masyarakat yang melek investasi,” kata Bhima.

Pertumbuhan investor ritel ini juga berkontribusi pada inklusivitas akses investasi aset kripto di Indonesia.

Kepala Biro Pembinaan dan Pengembangan Pasar Bappebti, Tirta Karma Senjaya mengatakan, angka perdagangan komoditas berjangka di Bappebti tumbuh pesat di 2021 dengan kontribusi signifikan dari emas digital dan aset kripto. Bappebti juga mengamati bahwa sebanyak 70% investor aset   kripto mengalokasikan pendapatannya dengan nominal investasi di bawah Rp500.000.

“Hal ini menunjukan bahwa akses investasi aset kripto di Indonesia semakin mudah dengan semakin terjangkaunya nominal untuk memulai berinvestasi aset kripto,” ucap Tirta. (*AMBS)

 

Exit mobile version