Danantara Fokus pada Investasi Strategis dan Penguatan Kapasitas di 2026

Danantara

Danantara Fokus pada Investasi Strategis dan Penguatan Kapasitas di 2026 (Foto: Istimewa)

youngster.id - Danantara Indonesia memaparkan strategi dan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) 2026 dalam rapat bersama Komisi XI DPR RI, dengan menekankan fokus pada investasi strategis, penguatan kapasitas kelembagaan, serta penciptaan dampak ekonomi nasional. Pemaparan ini merupakan bagian dari kewajiban konsultatif yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2025 tentang Holding Investasi.

CEO Danantara Indonesia Rosan Roeslani menyatakan bahwa strategi 2026 disusun untuk menjalankan mandat ganda lembaga: menciptakan imbal hasil yang sehat sekaligus berkontribusi pada ketahanan ekonomi nasional.

“Roadmap investasi kami disusun dengan pendekatan yang terukur, berorientasi pada penciptaan nilai lintas generasi. Mandat kami jelas: menghadirkan imbal hasil bagi negara sambil memperkuat ketahanan ekonomi Indonesia dan mendorong transformasi nasional,” ujar Rosan, Senin (1/12/2025).

Rosan menjelaskan bahwa strategi portofolio 2026 dibangun atas tiga pilar utama: pengembangan proyek strategis, penguatan sektor prioritas, dan diversifikasi portofolio lintas kelas aset serta geografi. Menurutnya, kombinasi investasi strategis jangka panjang dengan instrumen privat dan publik akan menjaga keseimbangan risiko dan imbal hasil.

“Kami membangun portofolio dengan landasan kehati-hatian dan diversifikasi yang kuat. Setiap keputusan investasi harus memenuhi dua tujuan: menjaga nilai aset negara dan memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat,” tegasnya.

Danantara juga menerapkan kerangka klasifikasi proyek strategis untuk memastikan keselarasan antara setiap investasi dan aspirasi pembangunan nasional. Rosan mencontohkan Proyek Kampung Haji di Makkah, yang diinisiasi melalui Inpres No. 15/2025. Proyek tersebut dirancang untuk meningkatkan kualitas layanan akomodasi jamaah haji Indonesia dan memperkuat ekosistem halal.

“Project Berkah bukan hanya soal akomodasi jamaah, tetapi tentang membuka peluang ekonomi baru bagi Indonesia,” kata Rosan.

Inisiatif tersebut diperkirakan membuka hingga 7.500 lapangan kerja dan menciptakan nilai ekonomi lebih dari Rp2,5 triliun per tahun. Selain itu, Danantara juga memaparkan proyek waste-to-energy (WtE) sebagai contoh proyek strategis domestik yang mendukung agenda ketahanan energi dan penanganan sampah nasional. Proyek ini memiliki potensi menciptakan 3.500–4.500 lapangan kerja selama konstruksi serta kontribusi ekonomi hingga Rp1,6 triliun per tahun.

Chief Investment Officer Danantara Indonesia, Pandu Patria Sjahrir, menegaskan pentingnya disiplin tata kelola dalam strategi investasi 2026.

“RKAP 2026 kami susun untuk memperkuat fondasi investasi Danantara Indonesia, memastikan kesiapan proyek, memperdalam kualitas uji tuntas, dan menjaga keseimbangan antara risiko dan imbal hasil. Setiap proyek harus tidak hanya bankable, tetapi juga memberikan nilai tambah yang nyata bagi ekonomi Indonesia,” kata Pandu.

 

Danantara Indonesia menutup pemaparan dengan menegaskan kembali perannya sebagai sovereign wealth fund yang berorientasi jangka panjang. Sinergi antara Danantara Asset Management (DAM) dan Danantara Investment Management (DIM) disebut akan memperkuat restrukturisasi aset BUMN dan investasi strategis lintas sektor pada 2026, sekaligus menciptakan nilai ekonomi berkelanjutan bagi Indonesia. (*AMBS)

Exit mobile version