youngster.id - PT Dapur Cokelat Indonesia yang dikenal dengan brand Dapur Cokelat telah beroperasi selama 22 tahun. Di tengah tantangan persaingan bisnis Dapur Cokelat siap melakukan gebrakan baru, termasuk terjun ke ranah digital.
Chief Executive Officer Dapur Cokelat Silvano Christian mengungkapkan bahwa masa pandemi COVID-19 yang terjadi selama hampir tiga tahun terakhir merupakan tantangan terbesar yang dihadapi Dapur Cokelat.
“Kami melihat ada urgensi untuk lebih agile memanfaatkan peluang dan menjalankan bisnis di tengah berbagai keterbatasan selama pandemi. Maka dari itu berbagai inovasi kami hadirkan untuk bisa beradaptasi,” kata Silvano dalam keterangannya, Sabtu (3/6/2023).
Startegi yang akan di tetapkan menurut Silvano, mulai dari menjual produk pre-mix untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang ingin mengisi waktu luang di rumah dengan belajar baking dengan mudah menggunakan produk pre-mix Dapur Cokelat.
Selain itu, Dapur Cokelat mendirikan titik penjualan delivery points di berbagai wilayah potensial agar dapat menjangkau pelanggan Dapur Cokelat lebih dekat, hingga meluncurkan aplikasi Dapur Cokelat untuk semakin mempermudah pelanggan bertransaksi produk Dapur Cokelat di mana saja dan kapan saja secara online.
“Kami berencana akan mendirikan 100 titik delivery points di tahun ini. Dengan didukung oleh produk berkualitas yang dekat di hati pelanggan membuat bisnis Dapur Cokelat terus melaju dengan pesat,” ucap Silvano.
Dapur Cokelat didirikan oleh Ermey Trisniarty pada 28 Mei 2001. Saat ini Dapur Cokelat telah memiliki 88 titik penjualan berupa 32 gerai outlet dan 56 delivery points yang tersebar di Jabodetabek, Bandung, Surabaya, Malang, Sidoarjo, Pekanbaru, Makassar dan Bali.
Tidak dapat dipungkiri bahwa masa pandemi memaksa pelaku usaha untuk mengubah strategi bisnis agar dapat beradaptasi dengan perubahan yang demikian cepat. Silvano Christian bergabung dengan Dapur Cokelat pada tahun 2019 sebagai Head of Business Development.
“Digitalisasi usaha, adaptasi yang mumpuni serta dukungan tim Dapur Cokelat yang solid penuh kreativitas dan terus berinovasi dalam menciptakan produk baru seiring perkembangan jaman, menjadi kunci keberhasilan Dapur Cokelat,” ucapnya.
Menurut Silvano dengan digitalisasi usaha, memanfaatkan saluran penjualan online, dan menambahkan titik delivery point akan membuat Dapur Cokelat lebih dekat ke pelanggan.
Lulusan Teknik Industri Universitas Indonesia ini juga berperan dalam proses lahirnya Chill’n Box, sister brand Dapur Cokelat yang berdiri tahun 2020 silam. Produk Chill’n Box berupa dessert box dengan banyak varian dan anti mainstream dalam wadah easy to carry. DNA Dapur Cokelat berupa unsur cokelat dapat dirasakan dengan jelas dalam setiap produk Chill’n Box.
Menurut Silvano, di ulang tahun ke-22 Dapur Cokelat akan mencapai 100 titik penjualan Dapur Cokelat di berbagai wilayah Indonesia. “Dengan langkah ini kami akan semakin dekat dengan pelanggan dan menyajikan produk inovasi yang berkualitas,” ujarnya.
Keberanian Silvano Christian dalam melakukan adaptasi bisnis secara cepat disertai inovasi dan kekuatan produk Dapur Cokelat membawa Namanya masuk jajaran Forbes 30 Under 30 Asia 2023 baru-baru ini.
STEVY WIDIA