youngster.id - Animo masyarakat yang mulai beranjak ke digital. Selain itu, peningkatan penggunaan smartphone secara tak langsung turut mempengaruhi adopsi layanan digital di Tanah Air. Hal ini membuat layanan dompet elektronik (e-wallet) DANA pun terus mempersiapkan diri dengan menghadirkan teknologi baru.
“DANA ingin menjadi dompet digital yang bisa mentransfer seluruh transaksi yang biasa dilakukan menjadi digital. Oleh sebab itu, tak hanya aman, DANA juga mudah digunakan dan melayani berbagai kebutuhan masyarakat,” ungkap Vincent Iswara, CEO DANA saat ditemui Rabu (23/5/2018) di Capital Palace, Jakarta.
Menurut Vincent, sistem pembayaran digital sudah booming di Indonesia. Hal ini didukung oleh jumlah milenial yang merupakan digital native. Karena itu tren pembayaran digital merupakan sebuah keniscayaan. “Indonesia mempunyai potensi sebagai Negara kunci di Asia yang mampu mengakselerasi pembayaran digital non-tunai dan non-kartu,” ujarnya.
Untuk itu, DANA tengah mempersiapkan serangkaian teknologi baru yang sedang disiapkan.Beberapa teknologi tersebut adalah QR code, serta pengenalan wajah dan gambar. “In-house kami, rasio engineer-nya sangat besar yaitu 70-80% adalah tim teknis dan ini menjadi salah satu yang membedakan kami dengan layanan lainnya. Ini baru awalnya (peluncuran versi beta), ada banyak hal lagi yang akan kami umumkan, termasuk banyak teknologi baru,” ungkap Vincent.
Untuk QR code , Vincent mengaku DANA masih berdiskusi dengan pihak Bank Indonesia (BI), mengingat standarisasi mengenai transaksi penggunaan teknologi tersebut belum ditetapkan. Namun ia memperkirakan QR code akan meluncur di DANA pada tahun ini. “Tapi dipastikan, layanan kami akan sesuai dengan standarisasi BI, kami terus berkomunikasi dengan BI,” sambungnya.
Saat ini startup tekfin ini telah kerja sama dengan sekitar 40 merchant, yang mempunyai layanan online. Untuk tahap awal, kata Vincent, akan lebih mudah merilis DANA untuk masyarakat yang sudah terbiasa berbelanja online dengan layanan nontunai.
Vincent menegaskan, DANA akan terus menambah daftar merchant di Indonesia, termasuk pedagang offline seperti warung tradisional. Menurutnya, tidak ada standarisasi khusus untuk merchant yang ingin menggunakan layanan DANA.
“Selama mereka mau bekerjasama, kami terbuka karena kami adalah open platform. Kami berharap DANA akan semakin dikenal dan terintegrasi dimana-mana,” pungkasnya.
Untuk menunjang rencana itu, startup yang didukung invenstor Emtek ini pun sudah disiapkan untuk dapat bekerja dengan beragam transaksi. Tak hanya transaksi online, Vincent mengatakan, ke depannya layanan ini juga dapat digunakan untuk transaksi di toko offline.
Lebih lanjut, ia mengatakan DANA hadir sebagai platform yang terbuka sehingga dapat bekerja dengan banyak rekanan. Untuk saat ini, layanan ini sudah terintegrasi di BlackBerry Messenger (BBM), Bukalapak, Tix.id, dan aplikasi Ramayana.
“Dengan sistem integrasi ini, kami ingin membuat pengalaman yang lebih seamless. Jadi, nanti sekali top up untuk dompet DAMA, dapat digunakan untuk transaksi di seluruh rekanan yang terhubung,” tuturnya menjelaskan.
Karena itu ia optimis DANA akan menduduki posisi tiga besar dompet digital di Tanah Air dan menumbuhkan transaksi nontunai.
“Kami ingin berada di posisi tiga besar dompet digital di Indonesia. Untuk mencapai target ini, kami memiliki berbagai persiapan mulai dari teknologi-teknologi baru hingga memperbanyak merchant mitra,” pungkas Vincent.
STEVY WIDIA
Discussion about this post