youngster.id - Literasi dan inklusi keuangan yang menjadi fondasi bagi penggunaan layanan BNPL (Buy Now Pay Later) secara bertanggung jawab. meskipun pertumbuhan layanan BNPL sangat pesat, pemahaman dan inklusi keuangan yang baik tetap menjadi kunci utama dalam menjaga keberlanjutan pertumbuhan industri BNPL yang sehat.
Iwan Dewanto, Direktur PT Indodana Multi Finance (anak usaha Cermati Fintech Group) menjelaskan bahwa seiring dengan pesatnya pertumbuhan BNPL, edukasi tentang pengelolaan keuangan menjadi semakin penting. Oleh karena itu, pihaknya berkomitmen untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan para pengguna, salah satunya melalui informasi simulasi pinjaman dan akses ke Ringkasan Informasi dan Layanan (RIPLAY).
“Simulasi ini memungkinkan pengguna untuk memproyeksikan jumlah cicilan dan bunga sebelum melakukan pembelian, sementara RIPLAY memberikan panduan yang jelas tentang syarat dan ketentuan pembiayaan, memastikan transparansi dan keterbukaan dalam setiap transaksi,” kata Iwan, dalam acara Power Lunch yang diselenggarakan oleh GDP Venture, dikutip Kamis (24/10/2024).
Sejalan dengan komitmen Cermati Fintech Group dalam menciptakan teknologi finansial yang inklusif, Indodana Finance telah mengadopsi teknologi Artificial Intelligence (AI) dan Machine Learning di seluruh ekosistemnya. Teknologi ini tidak hanya membantu mengotomatisasi berbagai proses, tetapi juga memainkan peran penting dalam personalisasi layanan dan penilaian risiko kredit.
“Dengan AI, kami dapat memahami pola perilaku pengguna dan menyesuaikan layanan sesuai kebutuhan mereka, sementara Machine Learning meningkatkan akurasi dalam proses credit scoring. Hal ini penting untuk memastikan bahwa layanan BNPL hanya diberikan kepada pengguna yang memenuhi syarat finansial dan mempunyai kemampuan dalam melakukan pembayaran angsurannya sampai dengan jangka waktu pelunasannya,” tambah Iwan.
Teknologi ini memungkinkan Indodana Finance untuk menjangkau segmen underbanked, yang mencakup 67% populasi Indonesia, memberikan akses pembiayaan yang lebih mudah dan luas bahkan di luar pusat-pusat ekonomi utama untuk turut meningkatkan penetrasi dan inklusi keuangan di Indonesia.
Sementara itu, dalam menjaga kualitas kredit tetap sehat, diklaim Iwan, Indodana Finance secara konsisten menerapkan proses credit scoring yang bersifat prudent dan selektif. Berdasarkan data dari OJK rasio Non Performing Finance (NPF) BNPL per Agustus 2024, tetap terkendali di angka 2,52%, jauh di bawah batas yang ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebesar 5%. Hal ini membuktikan bahwa meskipun ada tantangan, industri BNPL masih mampu mengelola mitigasi risiko keuangan dengan baik untuk tetap menjaga pertumbuhan yang sehat dan berkelanjutan.
“Melalui pendekatan yang berbasis teknologi dan edukasi, Indodana Finance berkomitmen untuk tidak hanya memberikan kemudahan dalam bertransaksi, tetapi juga memastikan keberlanjutan dan inklusi dan literasi keuangan bagi setiap pengguna,” tutup Iwan.
STEVY WIDIA