Digitalisasi Pendidikan, Seluruh SD dan SMP Negeri di Semarang Gunakan Pijar

Pijar Sekolah

Sri Safitri, Head of Education Ecosystem PT Telkom (keempat kanan) pada acara nota kerja sama dengan layanan edukasi digital Pijar Sekolah di Balaikota Semarang (Foto: Istimewa/youngster.id)

youngster.id - Sebanyak 370 sekolah dasar (SD) dan menengah (SMP) negeri di Kota Semarang menjalin nota kerja sama dengan layanan edukasi digital PT Telkom, Pijar Sekolah di Balaikota Semarang, Jumat (30/9/2022) lalu.

Penandatangan nota kerja sama dilakukan GM Witel Semarang Joko Wiyono dengan Drs. Kartika Hedi Aji, M.Si selaku PLT Kepala Dinas Pendidikan Kota Semarang.

Juga, turut hadir di acara yakni Sekda Kota Semarang Ir. Iswar Aminuddin, MT sebagai perwakilan dari Wali Kota Semarang, SekDis Pendidikan Kota Semarang Dr. Moh. Ahsan, S.Ag, M.Kom, para Kepala OPD terkait, para Kepala Sekolah SD & SMP di Kota Semarang, GM LEF Telkom Jakarta Ridwan Misbach, Tribe Leader Education Djufri Ardian, OSM Egbis Treg4 Wijayanto, Team Egbis Treg4, dan Witel Semarang.

Joko Wiyono mengatakan, kerja sama mencerminkan adanya harapan besar terhadap program digitalisasi di dunia pendidikan melalui aplikasi Pijar Sekolah guna menciptakan smart city di Kota Semarang.

“Terlebih Pijar Sekolah ini diimplementasikan secara serentak untuk sekolah-sekolah se-Kota Semarang level SD dan SLTP, baik negeri maupun swasta,” ujarnya.

Ditambahkan Dr (Can) Sri Safitri, Head of Education Ecosystem Telkom, bahwa melalui kerja sama tersebut, sekolah mendapatkan banyak manfaat sekaligus dari layanan internet kecepatan tinggi, platform edukasi Pijar Sekolah, perpustakaan online, berbagai konten belajar digital serta peningkatan kompetensi digital para guru.

“Ini akan memudahkan dinas pendidikan dan juga sekolah mengelola data secara digital dan terintegrasi, juga memudahkan sekolah dalam urusan PTS, PAS, bank soal, sampai e-Raport Digital,” katanya.

Selain itu, lanjut Sri, melalui modul Sistem Informasi Manajemen (SIM) di dalamnya, maka sekolah akan lebih mudah mengatur dan mengelola data sekolah, guru, murid hingga orang tua.

“Semua data hasil dari kegiatan belajar mengajar akan tersimpan secara digital yang akan memudahkan guru mereview hasil pembelajaran dan dapat dipantau langsung oleh orangtua murid. Bahkan, perkembangan sekolah dapat dimonitoring oleh Dinas Pendidikan,” sambungnya.

Sri menyampaikan apresiasinya yang besar untuk Semarang sebagai kota pertama yang secara massal merilis aplikasi program digitalisasi di dunia pendidikan yang diharapkan dapat diikuti oleh kota-kota lainnya di Indonesia yang ingin bertransformasi menjadi smart city.

“Kegiatan ini sangat berkorelasi dengan amanat Presiden Indonesia Joko Widodo, dimana Indonesia membutuhkan tambahan 9 juta talenta digital di tahun 2030,” katanya.

Sekda Pemkot Semarang Iswar Aminuddin mengatakan, pemerintah juga bisa mengatasi problematika pendidikan selama 2 tahun sejak awal pandemi. Hal ini didukung oleh pintar dan cerdasnya siswa serta mahasiswa yang lulus di masa pandemi.

Pemerintah menerima CPNS kurang lebih 2000 orang yang berkompeten dan berkualitas semua, padahal mereka adalah sarjana baru alumni “Covid-19”.

“Tanpa tatap muka pun, kita bisa menciptakan sumber daya manusia yang top, itu tidak lepas dari seluruh elemen ekosistem pendidikan yang ada. Pada hari ini kita bersama kembali ingin membuktikan kekuatan kolaborasi sangatlah dahsyat. Pak Hendi, Walikota Semarang pada 2014 mengatakan, kota ini kita bangun karena kita mampu bergerak bersama. Sejak 2014 juga kita bekerja sama dengan Telkom untuk membangun smart city,” pungkasnya.

 

HENNI SOELAEMAN

Exit mobile version