youngster.id - Guna memperluas cakupan dan mempercepat pertumbuhan usaha warung Zmart binaannya, Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) menggandeng Warung Pintar.
Zmart merupakan program pemberdayaan BAZNAS ekonomi dalam bentuk pengembangan warung/toko yang dimiliki mustahik dengan skala mikro sampai kecil untuk mengatasi kemiskinan di wilayah urban.
Pimpinan BAZNAS RI Bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan, Saidah Sakwan MA, menyambut baik kerja sama yang terjalin antara BAZNAS dan SIRCLO Group. Menurut Saidah, Warung Pintar akan sangat membantu dan mendorong perkembangan warung Zmart ke depannya.
“Melalui kerja sama ini kami berharap dapat meningkatkan pendapatan mustahik binaan, agar lebih berdaya ke depannya. BAZNAS selalu beradaptasi dengan kemajuan zaman, termasuk memaksimalkan potensi digital. Semoga sinergi BAZNAS dengan SIRCLO Group dapat terus terjalin dengan baik sehingga manfaatnya dapat dirasakan oleh mustahik,” ujar Saidah, Selasa (23/8/2022).
Kerja sama antara BAZNAS dan Warung Pintar ini mencakup fasilitasi digitalisasi penerima manfaat warung untuk proses kulakan, pencatatan usaha, dan peningkatan literasi.
Sejak tahun 2016, BAZNAS meluncurkan Zmart yang merupakan program pemberdayaan ekonomi dalam bentuk pengembangan warung atau toko yang dimiliki mustahik skala mikro dan kecil, dan sejak tahun 2020 BAZNAS telah menginisiasi kerja sama dengan Warung Pintar. Program ini terdiri atas penyaluran bantuan kulakan barang dagangan warung, renovasi tempat usaha, dan pendampingan pemilik warung. Sampai saat ini, sudah ada 1.668 penerima manfaat warung Zmart yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia.
Saat ini, hampir 150 penerima manfaat telah mendapatkan bantuan dari BAZNAS sejak akhir tahun 2021 yang tersebar di hampir 10 kota/kabupaten dengan total bantuan yang telah terdistribusikan sebesar 500 juta rupiah.
“Kami menilai solusi digital yang ditawarkan SIRCLO Group sangat relevan dengan kebutuhan warung binaan Zmart, terutama dalam jaminan ketersediaan barang dagangan dari Warung Pintar yang rata-rata mencapai 90% per bulan,” tambah Saidah.
Agung Bezharie, CEO New Retail Enablement SIRCLO dan Co-Founder Warung Pintar, mengatakan, visi BAZNAS melalui Zmart sejalan dengan upaya Warung Pintar untuk memajukan warung-warung di Indonesia, terutama mereka yang masih berusaha pulih dari dampak pandemi.
“Melalui kemitraan ini, kami berharap dapat menjangkau lebih banyak pemilik warung untuk diberikan pendampingan digitalisasi hingga bantuan modal usaha. Ke depannya, kami juga akan memastikan solusi digital Warung Pintar dapat membuat proses penyaluran dan pemantauan dampak paska program menjadi lebih efektif dan efisien,” kata Agung.
Menurut Agung, untuk mempermudah pemantauan keberlanjutan usaha dari penerima manfaat warung pasca penyaluran bantuan, Warung Pintar memfasilitasi dashboard yang terdiri dari rekap nilai dan frekuensi belanja per bulan dari masing-masing penerima manfaat, sehingga BAZNAS dapat melihat secara transparan perkembangan usaha penerima manfaat warung.
Aplikasi Sales Pintar dari Warung Pintar juga dimanfaatkan dalam penyaluran bantuan ini, yakni untuk memetakan rute warung yang harus dikunjungi, menyampaikan materi pendampingan, melakukan survei sampai mengetahui durasi pendampingan. Data yang terkumpul dapat menjadi insight demi pengembangan program BAZNAS ke depannya.
Data yang dikumpulkan oleh Warung Pintar menunjukkan bahwa dari hampir 150 penerima manfaat, ada 95% warung masih aktif selama 6 bulan ke belakang dan mereka secara aktif berbelanja rata-rata sebesar 2.3 juta pada bulan Juli 2022. Selain itu, ada lebih dari 500 penerima manfaat warung tersebar di Sumatera, Jawa, dan Sulawesi yang saat ini masih dalam proses persiapan pengiriman bantuan.
Selain memaksimalkan pemanfaatan teknologi, kolaborasi ini diharapkan dapat menjadi awalan untuk mendorong program Zmart sebagai gerakan nasional. Sebagai gerakan nasional, program Zmart akan menjadi contoh bagi BAZNAS di tingkat provinsi, kota, dan kabupaten untuk melakukan program serupa.
“Warung Pintar siap mendukung pengembangan program Zmart sehingga penyaluran bantuan usaha berbasis teknologi dapat merata dan inklusif. Sehingga bersama kita dapat mempercepat kesejahteraan bagi masyarakat miskin dan dhuafa dari sebelumnya mustahik (penerima zakat) menjadi muzakki (orang yang dapat berzakat),” tutup Agung.
HENNI SOELAEMAN
Discussion about this post