youngster.id - Program inkubasi pengembang gim yang dinaungi oleh Telkom Indonesia, Indigo Game menyelenggarakan GameDev Gateway 2025, sebuah rangkaian acara inovatif yang dirancang untuk memberdayakan pengembang gim lokal dan mendorong kemajuan industri gim Indonesia di kancah global.
Patricia Eugene Gaspersz, Senior Manager Indigo Management, selaku pengelola program Indigo Telkom Indonesia menjelaskan, inisiatif ini merupakan bukti nyata usaha Telkom Indonesia dalam membangun ekosistem gim nasional yang berkelanjutan dan kompetitif. Hal ini sejalan dengan arahan pemerintah dalam percepatan pengembangan industri gim sebagaimana tertuang dalam Perpres 19/2024.
“Melalui GameDev Gateway 2025, kami berharap dapat memberdayakan para pengembang gim Indonesia dengan pengetahuan, keterampilan, dan jaringan yang dibutuhkan untuk menciptakan gim-gim berkualitas dunia. Kami percaya bahwa dengan dukungan yang tepat, industri gim Indonesia akan semakin berkembang pesat dan mampu bersaing di pasar global, berkontribusi signifikan terhadap perekonomian digital Indonesia,” ujar Patricia, dikutip Kamis (27/2/2025).
GameDev Gateway 2025 terbagi menjadi tiga fase yang saling terintegrasi, masing-masing dirancang untuk memberikan manfaat yang spesifik dan berkelanjutan bagi para peserta. Fase-fase ini dirancang secara strategis untuk membimbing para pengembang gim, mulai dari tahap ideasi hingga pengembangan dan peluncuran game yang sukses.
Pada fase pertama, Indigo Game menyelenggarakan Game Town Hall yang merupakan sesi diskusi interaktif yang diselenggarakan secara daring. Acara ini menghadirkan para pakar terkemuka di industri gim Indonesia, yang berbagi wawasan berharga mengenai tren terkini, strategi pengembangan gim yang efektif, dan peluang pasar yang menjanjikan.
Para peserta mendapatkan pemahaman mendalam tentang dinamika industri gim dalam negeri, serta panduan praktis dalam mengembangkan ide-ide kreatif menjadi produk gim yang inovatif dan berdaya saing. Sesi tanya jawab interaktif yang terjadi pada acara ini memberikan kesempatan bagi peserta untuk berinteraksi langsung dengan para ahli dan mendapatkan solusi atas tantangan yang mereka hadapi.
Pada fase kedua, yakni penyelenggaraan Global Game Jam 2025, sebuah kompetisi gim global yang diadakan secara serentak di berbagai negara. Sebagai bagian dari acara tahunan tersebut, Telkom Indonesia melalui Indigo Game berperan sebagai kolaborator utama di Indonesia. Keikutsertaan ini memberikan kesempatan berharga bagi pengembang gim Indonesia untuk berkolaborasi dengan talenta-talenta internasional, berbagi ide, dan belajar dari pengalaman para pengembang gim dari seluruh dunia.
Partisipasi dalam Global Game Jam 2025 akan mendorong kreativitas, inovasi, dan kolaborasi di antara para pengembang gim tanah air, sekaligus meningkatkan visibilitas industri gim Indonesia di mata dunia. Acara ini menjadi ajang pembuktian kemampuan dan kreativitas para pengembang gim Indonesia di panggung internasional.
Terakhir pada sesi ketiga, Indigo Game menylenggarakan acara Indigo Game Clinic yang merupakan program mentorship eksklusif yang ditujukan bagi peserta terpilih dari Global Game Jam 2025. Program ini memberikan bimbingan dan pelatihan intensif kepada para pengembang gim lokal, khususnya bagi mereka yang baru memulai perjalanan di industri gim. Para mentor berpengalaman membimbing peserta dalam berbagai aspek pengembangan gim, mulai dari desain gim, pemrograman, hingga strategi pemasaran dan monetisasi.
Indigo Game Clinic bertujuan untuk membekali para peserta dengan keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk mengembangkan gim berkualitas tinggi dan mencapai kesuksesan di pasar. Pada akhirnya, program ini menjadi batu loncatan bagi para pengembang gim muda untuk mengembangkan karir mereka di industri gim yang dinamis.
“Telkom Indonesia berkomitmen untuk terus mendukung pertumbuhan industri gim dalam negeri melalui berbagai program dan kolaborasi strategis yang akan dijalankan melalui Indigo Game. Komitmen ini mencerminkan visi Telkom Indonesia untuk mendorong inovasi dan kreativitas dalam industri digital Indonesia, serta membangun ekosistem digital yang inklusif dan berkelanjutan,” tutup Patricia. (*AMBS)
Discussion about this post