youngster.id - Bertujuan untuk mendukung pengembangan wirausaha sosial di kawasan Asia Tenggara, ASEAN Foundation menggandeng TikTok mengumumkan peluncuran ASEAN Social Enterprise Development Programme 2.0 (ASEAN SEDP 2.0).
Dr. Piti Srisangnam, Direktur Eksekutif ASEAN Foundation mengatakan, ASEAN SEDP 2.0 bertujuan mendukung usaha sosial melalui pengembangan kapasitas diri, pendampingan dan pembinaan, fasilitasi akses ke pasar, dan penguatan jaringan dengan pembuat kebijakan dan investor di ASEAN.
“Kami sangat senang dapat bermitra dengan TikTok untuk mengimplementasikan ASEAN SEDP 2.0. Wirausaha sosial memainkan peran penting bagi pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan pembangunan berkelanjutan di ASEAN. Kami yakin bahwa program ini akan mendorong lahirnya potensi para wirausahawan sosial ini serta menciptakan ekosistem wirausaha sosial yang lebih dinamis di kawasan ini,” ujar Srisangnam, dikutip Sabtu (24/6/2023).
Program ini menyeleksi 20 wirausaha sosial yang baru merintis usaha maupun yang sedang berada dalam tahap pertumbuhan dari 10 negara ASEAN yang berkontribusi pada UN Sustainable Development Goals.
ASEAN SEDP 2.0 memiliki beberapa kegiatan kunci, seperti rekrutmen dan seleksi wirausaha sosial dari seluruh ASEAN, pengembangan kurikulum, pendampingan dan pembinaan, dan peningkatan kapasitas. Di penghujung program, para wirausaha sosial akan mengikuti Demo Day untuk mempresentasikan ide mereka di depan calon investor. Wirausaha sosial terbaik berkesempatan untuk memenangkan dana hibah (seed grants) yang mencapai US$30.000.
Pada pelaksanaannya, program ini akan memanfaatkan rekam jejak panjang ASEAN Foundation dalam mengakselerasi pertumbuhan pendidikan di ASEAN. Juga, komitmen TikTok dalam menciptakan generasi wirausahawan dan platform berbasis teknologi yang dimiliki TikTok untuk membantu wirausaha sosial mengembangkan pasar dan memberikan manfaat kepada masyarakat secara kontinyu.
ASEAN SEDP 2.0 dibangun dari keberhasilan pelaksanaan ASEAN SEDP 1.0 pada tahun 2020, dimana program tersebut berhasil memberikan pelatihan dan pendampingan terkait keterampilan bisnis dan manajemen keuangan, serta peluang jejaring untuk 20 usaha sosial selama pandemi COVID-19.
Salah satu kisah sukses dari ASEAN SEDP 1.0 datang dari Surplus Indonesia, wirausaha sosial yang memiliki misi untuk meminimalisir sampah makanan. Aplikasi surplus menghubungkan restoran, toko, kafe atau warung untuk menjual stok makanan berlebih atau mendekati kadaluarsa kepada para pelanggan dengan setengah harga. Selama puncak pandemi, Surplus telah membantu UMKM Indonesia yang berpartisipasi dalam gerakan tersebut untuk mencegah kerugian sekitar US$4.000.
“Selain pengetahuan dan skill yang berharga tentang bagaimana menjalankan bisnis wirausaha sosial, hal terpenting yang kami dapatkan dari ASEAN SEDP 1.0 adalah network dengan para expert dan 19 usaha sosial lainnya dari seluruh ASEAN. ASEAN SEDP menjadi milestone pertama untuk memulai perjalanan kami dalam mengembangkan bisnis dan memberikan manfaat kepada masyarakat Indonesia,” ungkap Muhammad Agung Saputra, CEO dan Pendiri Surplus Indonesia.
STEVY WIDIA
Discussion about this post