youngster.id - Untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, sosial dan lingkungan, Maybank Indonesia terus melakukan inovasi pada produk dan jasa keuangan berkelanjutan, termasuk pembiayaan ramah lingkungan serta perluasan akses keuangan yang menjangkau UMKM, sejalan dengan prinsip penerapan keuangan berkelanjutan.
Pada 2024, total pembiayaan berkelanjutan Maybank Indonesia mencapai Rp22,1 triliun atau 19,4% dari total portofolio kredit (bank saja), yang disalurkan melalui pembiayaan pada Kategori Keuangan Usaha Berkelanjutan (KKUB) berdasarkan panduan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Dari jumlah tersebut, Rp17,1 triliun merupakan pembiayaan untuk sektor UMKM. Ini membuktikan bahwa komitmen pembiayaan berkelanjutan yang diimplementasikan Maybank Indonesia sejalan dengan inisiatif pemberdayaan ekonomi lokal.
Menjadi bagian dari pembiayaan berkelanjutan, segmen UKM merupakan fokus bisnis strategis tersendiri bagi Maybank Indonesia melalui unit SME Banking. Pendekatan keberlanjutan dan bisnis ini saling melengkapi, mencerminkan peran ganda UKM sebagai pendorong dampak dan penggerak pertumbuhan ekonomi.
Head of SME Banking Maybank Indonesia, David Wongso, menjelaskan bahwa pendekatan perusahaannya pada sektor UKM melampaui sekadar penyaluran kredit. Maybank Indonesia menawarkan solusi seperti Working Capital Loans, Business Expansion Loans, Trade Finance, Equipment Financing, hingga program SME Super Combo Benefit.
“Tujuannya tidak hanya memenuhi kebutuhan finansial, tapi juga mendorong efisiensi dan daya saing bisnis nasabah,” ujar David, Senin (4/8/2025).
Maybank Indonesia juga merancang berbagai inovasi digital seperti eBiz PINTAR, pinjaman tanpa agunan yang dapat disetujui dalam waktu 5–7 hari kerja, lengkap dengan fitur pemeringkatan B-Score, AI Anti-Attrition, dan teknologi e-Signing untuk memenuhi kebutuhan ekosistem di segmen UKM melalui layanan yang berfokus pada nasabah (customer centricity).
Dalam kerangka pembiayaan berkelanjutan, Maybank Indonesia juga melakukan berbagai inisiatif untuk memperkuat bisnis dan ekosistem UMKM, antara lain melalui program beyond banking, yaitu kerja sama dengan mitra di luar perbankan untuk memberikan solusi operasional yang membantu kelancaran usaha para UMKM, serta kolaborasi dengan fintech BATUMBU dan AWAN TUNAI untuk memperluas akses pembiayaan rantai pasok UMKM. Sementara program HERPower memberikan dukungan khusus untuk perempuan pengusaha melalui akses pembiayaan inklusif dan pelatihan digital kewirausahaan.
Sementara itu, komitmen Maybank Indonesia dalam mendukung transisi menuju ekonomi rendah karbon didasarkan pada kerangka kerja yang konkrit dan terukur.
Head of Sustainability Maybank Indonesia, Maria Trifanny Fransiska menjelaskan bahwa Maybank Indonesia menyediakan pembiayaan ramah lingkungan, pembiayaan sosial, dan produk transisi dalam upaya menuju ekonomi rendah karbon.
Diklaim Maria, Maybank Indonesia telah mengadopsi penerapan Kerangka Kerja Produk Berkelanjutan (Sustainable Product Framework/SPF) dan Kerangka Kerja Keuangan Transisi (Transition Finance Framework/TFF) dari Maybank Group sebagai panduan untuk mengklasifikasi dan melaporkan produk keuangan berkelanjutan berdasarkan standar global.
“Kerangka kerja ini menjadi panduan kami dalam menghadirkan produk dan layanan yang ramah lingkungan sekaligus relevan dengan agenda nasional transisi energi,” kata Maria.
Dalam implementasinya, Maybank Indonesia memperluas dukungan terhadap transisi energi melalui pembiayaan kendaraan bermotor ramah lingkungan, baik Electric Vehicle (EV) maupun hybrid, yang disalurkan melalui entitas anak, Maybank Finance dan WOM Finance. Di tahun 2024, pembiayaan ini tumbuh signifikan sebesar 86%. Dalam sektor energi terbarukan, selama tahun 2024, Bank juga telah menyalurkan dana sebesar Rp55,9 miliar untuk proyek Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa (PLTBm) dan produksi menara kincir angin untuk kebutuhan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB).
Dalam mendukung target net zero emission (NZE), secara internal, Maybank Indonesia telah berhasil menurunkan emisi karbon sebesar 19,9% (untuk Scope 1 dan 2 Bank) dibandingkan baseline tahun 2019. Sampai akhir 2025, Bank kembali menargetkan penurunan emisi karbon hingga 25,7% dibandingkan baseline. Bank juga berhasil melakukan efisiensi energi sebesar 2.139 GJ selama 2024. Transformasi digitalisasi dalam kegiatan operasional Bank juga turut menghemat konsumsi kertas hingga 11 juta lembar sepanjang 2024.
Maybank Indonesia juga menjadi bagian dalam pilot project Climate Risk Management & Scenario Analysis (CRMS) yang diinisiasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK), sebagai refleksi dari keseriusannya dalam mengelola risiko iklim secara terukur dan transparan. (*AMBS)
Discussion about this post