Dukung DUDI, Kemendikbudristek Luncurkan SkillsIndonesia 2045 bagi Talenta Vokasi

SkillsIndonesia 2045

Dukung DUDI, Kemendikbudristek Luncurkan SkillsIndonesia 2045 bagi Talenta Vokasi (Foto: Istimewa/youngster.id)

youngster.id - Guna memberikan panduan bagi Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI) dan peserta didik vokasi tentang keterampilan (skill) yang dibutuhkan dalam industri di masa mendatang, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI) meluncurkan SkillsIndonesia 2045.

Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Kemendikbudristek, Kiki Yuliati, mengatakan, SkillsIndonesia 2045 ini menjadi sebuah tonggak penting Kemendikbudristek, khususnya pendidikan vokasi dalam mentransformasikan pendidikan dan pelatihan vokasi untuk lebih inklusif, adil, dan berkualitas tinggi, serta memastikan akses yang setara bagi kelompok rentan, termasuk penyandang disabilitas dan komunitas yang terpinggirkan.

”Kami telah mengkaji secara seksama, perkiraan skill yang diharapkan bagi kebutuhan dunia industri, untuk kemajuan Indonesia, sehingga nantinya, pendidikan vokasi semakin meningkat dan mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) yang siap kerja dan berdaya saing, khususnya dalam mencapai Indonesia Emas 2045,” ujar Kiki, Selasa (23/7/2024).

Pelaksana Tugas (Plt.) Direktur Kemitraan dan Penyelarasan DUDI, Kemendikbudristek, Uuf Brajawidagda menambahkan, pendidikan vokasi memiliki peran besar dalam pengembangan SDM Indonesia. Akan tetapi, dibutuhkan juga kerja sama dengan para mitra dunia usaha dan dunia industri untuk mendukung kesamaan keterampilan yang dibutuhkan bagi SDM bangsa.

Menurutnya, hingga saat ini, sebanyak 96,49% lulusan vokasi telah memiliki pekerjaan dan menjadi wirausaha, dan hanya 3,51% dari mereka yang masih mencari pekerjaan. Akan tetapi, data ini meningkat sebanyak 4,08% dari tahun 2022.

“Ini menandakan kesuksesan yang diraih oleh Kemendikbudristek, melalui pendidikan vokasi dalam mempersiapkan SDM Indonesia untuk kebutuhan keterampilan dunia usaha saat ini, dalam menyambut Indonesia Emas 2045,” klaim Uuf.

Dalam program SkillsIndonesia 2045, Kemendikbudristek melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi menyoroti beberapa kebutuhan keterampilan yang penting di dunia kerja masa depan, seperti dampak transformasi digital dan kebutuhan keterampilan baru.

Transformasi digital akan memberikan dampak disrupsi yang hebat. Namun, disrupsi ini akan diiringi dengan perkiraan lapangan kerja baru yang hadir. Dibutuhkan soft skills yang mumpuni untuk sukses di era digital ini.

Tantangan selanjutnya adalah transisi menuju ekonomi hijau yang membutuhkan peralihan pola konsumsi dan produksi yang lebih ramah lingkungan. Hal ini berdampak pada kebutuhan keterampilan di masa depan, di mana hanya satu dari delapan pekerja di dunia yang memiliki keterampilan ramah lingkungan.

Tak hanya itu, Ditjen Kiki pun mengungkapkan bahwa bonus demografi menjadi sebuah tantangan. Selain memiliki usia produktif yang mencapai puncak, diperkirakan penuaan populasi akan menjadi sebuah tantangan. Oleh karena itu, selain menyiapkan generasi muda yang terampil, dibutuhkan fasilitas pelatihan untuk generasi lanjut usia untuk tetap produktif.

Desentralisasi otonomi daerah menantang pemenuhan kebutuhan keterampilan dunia kerja. Pendidikan vokasi harus menjadi fokus utama di daerah dengan otonomi yang lebih besar. Kesenjangan kebijakan dan informasi antar sektor, pusat dan daerah, serta pendidikan dan tenaga kerja perlu diatasi dalam penyediaan tenaga kerja terampil lintas daerah.

Dengan melihat tantangan tersebut, dibutuhkannya jalan baru pemajuan pendidikan vokasi yang lebih responsif, relevan, inklusif, inovatif, dan efektif. SkillsIndonesia 2045 merupakan bentuk upaya publik untuk kebaikan bersama dalam menyambut Indonesia Emas 2045.

“SkillsIndonesia dirancang sebagai jawaban yang cepat dan relevan terhadap kebutuhan keterampilan dunia kerja yang terus berkembang. Nantinya, ini juga dapat menjadi sebuah peta jalan (roadmap) yang bermanfaat dan menjadi acuan dalam pengembangkan pendidikan dan lulusan vokasi,” tutup Kiki.

 

STEVY WIDIA

Exit mobile version