youngster.id - Salah satu tantangan terbesar dalam budidaya ikan nila (tilapia) maupun udang adalah menjaga kadar oksigen terlarut (DO/Dissolved Oxygen) tetap stabil sepanjang waktu. Aerator konvensional membutuhkan daya listrik besar dan biaya operasional tinggi, terutama pada sistem kolam yang beroperasi 24 jam.
Menyikapi masalah tersebut, startup akuakultur FisTx Indonesia memperkenalkan inovasi terbarunya ANTASENA, sebuah teknologi microbubble hemat daya dengan konsumsi listrik di bawah 200 watt.
Rico Wibisono – CEO FisTx Indonesia mengatakan, peluncuran ANTASENA juga menjadi wujud nyata komitmen FisTx Indonesia dalam mendukung program revitalisasi tambak di wilayah Pantura, yang sebagian besar dikelola petambak ikan nila (tilapia). Dengan teknologi hemat energi ini, diharapkan petambak dapat meningkatkan produktivitas sekaligus menekan biaya listrik.
“ANTASENA bukan hanya produk teknologi, tapi juga representasi komitmen kami untuk menghadirkan inovasi ramah lingkungan, meningkatkan daya saing budidaya lokal, dan memberikan dampak sosial-ekonomi nyata bagi masyarakat pesisir,” kata Rico, dikutip Jum’at (22/8/2025).
ANTASENA hadir sebagai solusi tepat guna: konsumsi hemat daya di bawah 200 watt, peningkatan kualitas air dengan gelembung mikro (microbubble) yang efisien, dan mendukung budidaya berkelanjutan dengan menekan biaya operasional.
“Dengan ANTASENA, FisTx menegaskan perannya sebagai pemimpin inovasi dalam teknologi akuakultur Indonesia, sekaligus mendukung agenda ketahanan pangan nasional melalui sektor perikanan berkelanjutan,” tutup Rico.
Selain ANTASENA, produk dan layanan FisTx meliputi Baskara UV (sterilisasi air berbasis UV), Antasena Microbubble, Aqua Support, Cakra Elektrolisis, hingga layanan Aquadex (perencanaan & konstruksi tambak modern). Serta memiliki program TAMPAN (Petambak Mapan) untuk pendampingan dan OMBAK (Obrolan Tambak) sebagai wadah untuk berbagai pengalaman dan update seputar industri akuakultur. (*AMBS)
Discussion about this post