Dukung UMKM, Google Salurkan Pinjaman Tahap Kedua Senilai US$2 Juta

Randy Jusuf - Google Indonesia

Randy Jusuf, Managing Editor, Google Indonesia (Foto: Istimewa/youngster.id)

youngster.id - Google mengumumkan mitra keuangan mikro baru guna menyalurkan pinjaman senilai US$2 juta untuk UMKM di berbagai wilayah yang kurang terlayani. Penyaluran pinjaman itu merupakan tahap kedua, dari program Dana Ketahanan Usaha Kecil yang diluncurkan pada 2020 dengan bermitra bersama Kiva.

Dari total US$10 juta modal pinjaman yang dialokasikan untuk memberikan pinjaman bagi usaha kecil di seluruh Indonesia, tahap kedua sebesar US$2 juta ini akan disalurkan melalui mitra keuangan mikro Nusa Ummat Sejahtera (NUS)–koperasi yang berbasis di Semarang ini melayani lebih dari 70.000 usaha mikro dan kecil di pulau Jawa, dengan nilai pinjaman rata-rata sekitar US$1.000.

“Kami sangat senang mendapatkan kesempatan untuk bermitra dengan Google dan KIVA. Kami berharap, kerja sama ini dapat terus berjalan sehingga membuka peluang yang lebih besar untuk mengoptimalkan potensi UMKM di Indonesia, baik dengan bantuan dana maupun pelatihan secara profesional,” ujar H. Muhtarom, Direktur Utama dan Ketua Pengurus di KSPPS Nusa Ummat Sejahtera (NUS).

Selain dana pinjaman untuk UMKM, Google juga memberikan beasiswa untuk melatih 10.000 orang di Indonesia melalui program Google Career Certificate. Program sertifikasi profesional ini dirancang untuk pekerjaan tingkat pemula sebagai analis data (data analyst). Dalam program ini, peserta akan diajarkan cara mengumpulkan, mengubah, dan menyusun data untuk memberikan wawasan dan analisis baru kepada bisnis/perusahaan.

“Google berkomitmen untuk terus mendukung UMKM, pencari kerja, dan pelajar Indonesia guna meningkatkan partisipasi mereka dalam ekonomi digital serta mempercepat pemulihan ekonomi. Dengan tingkat pengangguran hampir mencapai 18% di antara penduduk Indonesia yang berusia 20 hingga 24 tahun, kami harap dengan memberikan kursus gratis dalam program Google Certificates di bidang Data Analytics, kami dapat membantu ribuan orang Indonesia menemukan pekerjaan yang bergaji cukup tinggi dalam ekonomi digital yang sedang berkembang pesat saat ini,” kata Randy Jusuf, Managing Director, Google Indonesia, Selasa (24/5/2022).

Google akan memberikan setengah beasiswa tersebut kepada Kementerian Komunikasi dan Informatika untuk mendukung program Digital Talent Scholarship.

“Di tahun 2022 ini, Kominfo dengan sangat senang hati menyambut kembali tawaran kerja sama dari Google dalam pelaksanaan DTS yaitu program Profesional Academy – PROA (Android, Cloud dan Google Career Certificates), dan program FGA (Fresh Graduate Academy). Program FGA ini bertujuan untuk mempersiapkan para lulusan yang belum atau tidak sedang bekerja agar memiliki kompetensi profesional dan juga para profesional yang ingin menambah skill mereka dan berkesempatan memiliki sertifikasi global serta dapat bersaing baik di industri dalam maupun luar negeri,” terang Hary Budiarto, Kepala Badan Litbang SDM, Kemkominfo.

Di sektor pendidikan, Google.org yang merupakan cabang filantropi Google, juga telah mengumumkan hibah tambahan sebesar US$500.000 kepada Bebras Indonesia untuk membantu memberikan pelatihan keterampilan computational thinking kepada lebih banyak guru. Lembaga nonprofit di bidang pendidikan ini telah melatih 23.300 guru selama dua tahun terakhir untuk membantu siswa agar dapat berpikir kritis ketika menghadapi masalah yang kompleks. Membangun kapasitas tenaga pendidik adalah prioritas Google.org, yang membantu organisasi nonprofit membangun perubahan sistemik jangka panjang untuk menjembatani kesenjangan keterampilan digital.

“Kami merasa senang dan terhormat dapat menerima hibah dari Google.org ini untuk membantu memberikan edukasi yang lebih berkelanjutan dan secara terus-menerus di bidang computational thinking kepada para guru di Indonesia, terutama guru-guru informatika. Kami telah menjangkau lebih dari 22.000 guru pada iterasi pertama program Gerakan PANDAI dan kami terus menerima banyak dukungan dari seluruh penjuru, termasuk dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Computational thinking merupakan aspek yang sangat mendasar dalam penerapan Kurikulum Merdeka, dan kami akan mendukung upaya pemerintah dalam memberikan pendidikan yang lebih inklusif kepada semua guru dan murid,” ucap Inggriani Liem, Ketua Bebras Indonesia. (*AMBS)

 

Exit mobile version