Dukungan Agate pada Lingkungan Kerja Ramah Perempuan di Industri Game Indonesia

gamer perempuan

Dukungan Agate pada Lingkungan Kerja Ramah Perempuan di Industri Game Indonesia (Foto: ilustrasi)

youngster.id - Perusahaan pengembang game Agate International mengumumkan peran aktifnya dalam penyusunan Pedoman Ruang Ramah Perempuan dalam Industri Game Indonesia. Pedoman ini menyediakan kerangka kerja komprehensif guna menciptakan lingkungan kerja yang ramah perempuan dan inklusif di dalam perusahaan game di Indonesia.

Proses pembuatan pedoman ini dipimpin oleh Indonesian Women in Game (IWIG) dengan dukungan dari Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan), Indonesia Business Coalition for Women Empowerment (IBCWE), serta pelaku industri game lainnya.

CEO dan Co-Founder Agate Shieny Aprilia, mengatakan, Agate sangat mendukung inisiatif IWIG dalam menciptakan lingkungan kerja yang inklusif dan ramah perempuan.

“Kami percaya bahwa keberagaman dalam tim adalah kunci untuk menghasilkan karya-karya yang inovatif dan bermakna. Pedoman ini akan menjadi bagian dari sejarah industri game Indonesia sebagai landasan penting dalam mendorong kesetaraan dan inklusi di industri ini,” kata Shieny, dikutip Selasa (11/6/2024).

Menurut sebuah survei terbaru yang dilakukan oleh International Game Developers Association (IGDA) dalam Geena Davis Institute of Gender in Media menunjukkan bahwa perempuan hanya mengisi sekitar 30% dari posisi pengembang game secara global. Kesenjangan ini menyoroti kebutuhan mendesak untuk memperkuat inisiatif keberagaman dalam industri ini. Perempuan hampir mencakup separuh dari pemain game di pasar global, dengan persentase mencapai 46% di Amerika, 47% di Eropa, 48% di Australia, dan 37% di Asia.

Meskipun ada peningkatan, kesenjangan gender tetap ada dalam industri game. Di Indonesia, Asosiasi Game Indonesia (AGI) dan Badan Riset dan lnovasi Nasional (BRIN) mengungkapkan bahwa 80% responden yang disurvei yaitu studio game di Indonesia mengatakan memiliki karyawan perempuan, sementara 20% sisanya tidak memiliki representasi perempuan. Berdasarkan data tersebut, IWIG berkomitmen untuk menciptakan lingkungan kerja yang ramah perempuan melalui penyusunan pedoman ini.

“Penyusunan pedoman ini merupakan langkah besar dalam mewujudkan industri game yang lebih inklusif dan ramah perempuan. Kami berterima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi, termasuk Komnas Perempuan, IBCWE, Agate, dan studio game lainnya yang telah memberikan dukungan dan perhatiannya dalam proses pembuatan pedoman ini,” kata Ketua Indonesian Women in Game (IWIG), Riris Marpaung.

Project Officer dari IBCWE, Esther Yobelita, menambahkan bahwa kolaborasi antara IWIG, Agate, dan IBCWE dalam menyusun pedoman ini menunjukkan komitmen bersama untuk menciptakan industri yang lebih inklusif dan adil.

“Kami berharap pedoman ini dapat menjadi contoh bagi industri lainnya dalam menerapkan praktik-praktik yang mendukung kesetaraan gender,” imbuh Esther.

Terdapat 10 poin utama dalam pedoman ini diantaranya yaitu:

1.      Kebijakan Keberagaman dan Inklusi

2.      Praktik Perekrutan dan Penerimaan Karyawan

3.      Orientasi dan Integrasi

4.      Pengembangan Profesional

5.      Waktu Bekerja dan Akomodasi di Tempat Kerja

6.      Promosi dan Peningkatan Karier

7.      Hak Perlindungan, Kesehatan, dan Kesejahteraan

8.      Budaya dan Lingkungan Tempat Kerja

9.      Pencegahan Kekerasan Seksual di Tempat Kerja

10.   Pemantauan dan Pelaporan

“Sebagai bagian dari tim penyusun pedoman ini, kami berkomitmen untuk memastikan bahwa setiap perempuan yang bekerja di industri game memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang dan berkontribusi. Kami berharap pedoman ini dapat menjadi panduan yang jelas untuk menciptakan ruang kerja yang aman dan mendukung bagi semua,” tutup Team Lead Agate Academy Restya Winda Astari.

 

STEVY WIDIA

Exit mobile version